Tahun Ajaran Baru

Sekolah di Daerah Terpencil di Indramayu Sulit Berlakukan Belajar Daring, Guru Datang ke Rumah Siswa

Pandemi Covid-19 membuat semua sekolah di Kabupaten Indramayu tidak bisa melakukan kegiatan belajar tatap muka secara langsung.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Murid di SD Negeri Rancasari II yang berlokasi di Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu saat menerima tugas dari guru untuk belajar di rumah, Rabu (15/7/2020). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Pandemi Covid-19 membuat semua sekolah di Kabupaten Indramayu tidak bisa melakukan kegiatan belajar tatap muka secara langsung.

//

Kondisi ini sangat dirasakan terlebih bagi sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil seperti di SD Negeri Rancasasi II yang berlokasi di Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu.

Mereka kesulitan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring atau online seperti yang disarankan oleh pemerintah.

Mengingat terbatasnya fasilitas dan kemampuan orang tua murid dalam membimbing anaknya belajar online.

Kepala SD Negeri Rancasari II, Muhamad Dasmin mengatakan, agar para murid bisa tetap terlayani pihaknya melakukan metode belajar berupa pemberian tugas untuk dikerjakan anak-anak dalam jangka waktu tertentu.

Letak Terpencil, SD Negeri Rancasari II Indramayu Tak Begitu Diminati, Muridnya Berasal dari Satu RT

"Sulit diterapkan (daring), waktu pendaftaran saja meski online, orang tua tetap datang ke sekolah. Mereka mengisi form online di sekolah dibantu guru," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Rabu (15/7/2020).

Pantauan Tribuncirebon.com di lokasi, anak-anak tampak berdatangan ke sekolah. Di sana guru hanya memberi tugas dan menyuruh anak segera pulang.

Kegiatan itu pun hanya berlangsung beberapa menit saja.

Adapun lembar tugas yang diberikan, yaitu berupa buku paket yang sengaja dipinjamkan pihak sekolah.

Minggu depannya tugas itu dikumpulkan kembali sekaligus anak-anak menerima hasil tugas minggu sebelumnya yang sudah dikerjakan.

Ia menilai, cara ini menjadi cara paling efektif agar anak-anak bisa tetap terlayani.

Terlebih, di sekolah setempat mengalami permasalahan kekurangan murid setiap tahunnya, sehingga tidak menimbulkan kerumunan.

"Tapi tidak harus murid yang mengambil tugas, bisa juga orang tuanya atau saudaranya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Jawa Barat, Dewi Nurhulaela mengatakan, pemerintah tidak bisa memaksakan seluruh sekolah untuk melakukan pembelajaran secara daring.

Hal ini dikarenakan kendala-kendala yang bisa saja terjadi, seperti permasalahan jaringan dan lain sebagainya.

Masalah itu biasa terjadi di sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil.

"Di SD pun sama tidak harus daring, tapi itu pun harus ada kerjasama dengan orangtua," ujar dia.

Sebagai gantinya, Dewi Nurhulaela menyarankan pihak sekolah bisa melakukan guru kunjung atau guru mendatangi siswa di rumah.

Atau bisa juga dengan menggunakan modul pelajaran untuk dipelajari siswa dalam jenjang waktu tertentu.

"Modulnya diberikan kepada siswa untuk dipelajari dengan target sekian hari bisa dipelajari. Kemudian hasilnya distorkan kembali kepada guru," ujar dia.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved