Operasi Gabungan Sasar Wisatawan di Puncak Bogor Hari Ini, Langsung Tes Swab dan Rapid Test

selanjutnya tes serupa akan dilakukan di kawasan wisata lainnya di Bandung Raya dan daerah lainnya di Jabar.

Editor: Machmud Mubarok
ISTIMEWA
Petugas saat mengambil sampel swab pembeli di Pasar Baru Indramayu beberapa waktu lalu 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat akan mengadakan operasi gabungan di kawasan Puncak, Sabtu (20/6). Tujuannya menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan dan pengetesan masif COVID-19, guna cegah sebaran virus SARS-CoV-2.

Ketua Divisi Pengamanan dan Penanganan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Dedi Supandi, mengatakan gugus tugas provinsi akan menggandeng TNI/Polri, gugus tugas kabupaten/kota setempat, dan Satpol PP.

"Di beberapa titik kerumunan akan dilakukan tes swab ataupun rapid test. Kami juga akan dibantu gugus tugas daerah setempat," kata Dedi melalui ponsel, Sabtu (20/6).

Menurut Dedi, meski sejumlah destinasi wisata belum dibuka, banyak masyarakat berkunjung ke kawasan puncak, sehingga menciptakan kerumunan. Hal tersebut berpotensi besar memperluas penularan COVID-19. Maka itu, antisipatif dengan menggelar operasi gabungan dilakukan.

"Hotel juga belum beberapa yang buka, termasuk restoran jarang yang buka. Tetapi, warung-warung yang kecil di pinggir jalan itu sudah banyak buka, dan banyak kerumunan yang terjadi," katanya.

Dedi mengatakan selanjutnya tes serupa akan dilakukan di kawasan wisata lainnya di Bandung Raya dan daerah lainnya di Jabar. Hal ini juga menyasar pusat keramaian lainnya seperti pasar tradisional sampai pusat perbelanjaan.

Ini Daftar Kota/Kabupaten yang Berada di Zona Hijau dan Boleh Membuka Kembali Sekolah

Mendikbud Nadiem Makarim Beri Kabar Gembira untuk Mahasiswa, Ada Keringanan Uang Kuliah Tunggal

Link Live Streaming Belajar dari Rumah di TVRI, Sabtu 20 Juni 2020: Anak Seribu Pulau - Cirebon

Sebelumnya, Ketua Divisi Komunikasi Publik Hermansyah meminta warga Jabar tidak takut mengikuti tes masif COVID-19. Sebab, pelaksanaan tes masif di Jabar, baik rapid test maupun tes swab, mematuhi semua prosedur yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

"Masyarakat tidak perlu takut melaksanakan rapid test ini, karena ini upaya kita untuk mencegah yang lebih besar terhadap penularan.Kemudian juga kita jangan ada lagi stigma orang-orang yang positif COVID-19," kata Hermansyah.

Berdasarkan data PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar) pada Sabtu (20/6), 30 pasien COVID-19 sudah dinyatakan sembuh, sehingga total pasien sembuh di Jabar mencapai 1.261.

Sementara jumlah pasien positif COVID-19 yakni 2.805 orang setelah mengalami penambahan 45 orang, pasien positif aktif yakni 1.373 orang, dan 171 meninggal dunia.

Sedangkan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 9.815, selesai pengawasan 8.499 orang, dan pasien masih dalam pengawasan sebanyak 1.316 orang. Untuk ODP sebanyak 53.641 orang, selesai pemantauan sebanyak 50.641 orang, dan orang masih dalam pemantauan sebanyak 3.000 orang.

Diberitakan sebelumnya, Rapid tes akan digelar masif di sejumlah daerah yang berdekatan dengan DKI Jakarta. Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengimbau warga DKI Jakarta untuk tidak pergi ke daerah Puncak, Bogor.

"Kami akan menggelar rapid tes di daerah Puncak, Bogor. Saya imbau warga Jakarta jangan dulu ke puncak karena kami amati pergerakan lalu lintas banyak mobil dengan pelat nomor asal Jakarta. Kami sedang memastikan agar pentahapan pariwisata dimulai dari warga lokal dulu dan belum warga di luar Jabar," ujar Ridwan Kamil di Mapolda Jabar, Selasa (16/6/2020).

DKI Jakarta saat ini sudah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional. Sejumlah aktivitas usaha dan transportasi kembali beroperasi. Hal sama juga diberlakukan di beberapa daerah di Jabar. Di sisi lain, DKI Jakarta masih jadi epicentrum penyebaran Covid 19.

"Kami mohon maaf, akan melakukan random sampling terhadap orang-orang yang weekend datang ke daerah Puncak Bogor. Nanti teknisnya akan dikoordinasikan dengan Bagian Operasi Polda Jabar," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan rapid tes di stasiun dan KRL tujuan Jakarta dari Jabar. Menurutnya, itu karena sejumlah tempat perbelanjaan di DKI Jakarta sudah beroperasi. Lalu lintas angkutan di kereta juga kembalui normal.

"Nah kami akan random sampling juga. Seperti di pasar-pasar, daerah pariwisata khususnya Puncak hingga stasiun KRL yang jadi commuter antara Bogor-Jakarta-Depok dan Bekasi," ujarnya.

Sementara itu, untuk perkembangan penanganan Covid 19 di Jabar, menurutnya dalam kategori terkendali. Adapun angka reproduksi Covid 19 dalan tujuh hari masih di bawah satu.

"Kemudian kasus harian juga yang diumumkan pemerintah pusa sudah lima hari berkisar di bawah 20-an. Dibanding yang lain kemudian juga rasio dari jumlah swab test dengan yang positif, kita Jabar paling rendah di pulau Jawa. Artinya, dengan tes tes PCR yang banyak tapi jumlah kasus‎nya sedikit,".kata Emil, sapaan akrabnya.

Kemudian, tingkat reskiko Covid 19 di Jabar saat ini ada di peringkat 27. Mengukur risiko itu dengan persentasi jumlah penduduk yang positif terhadap jumlah populasi.

"Jadi artinya walau penduduknya banyak dan besar tapi tingkat resiko di Jabar termasuk yang rendah, di urutan 27," ucap dia.

 NGERI, Ternyata Jessica Iskandar Diberi Nama Ini di Kontak HP Nagita Slavina, Jedar Minta Diganti

 Waspada, Terusan Sesar Cimandiri Mulai Aktif Sebabkan Gempa Berkekuatan M 4.3 di Palabuhanratu

 Download Lagu MP3 Luka yang Kurindu - Mahen, Lengkap Dengan Video Klip dan Lirik

Kekurangan Petugas

Akhir pekan kemarin, kawasan Puncak di Bogor, Jawa Barat, mulai diserbu wisatawan.

Hal itu terlihat dari kepadatan kendaraan yang terjadi selama akhir pekan pada 13 dan 14 Juni 2020. Hal itu diakui Bupati Bogor Ade Yasin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/6/2020).

"(Wisatawan) dari luar Bogor, karena rata-rata pelatnya dari luar," kata Ade seperti dilansir dari Kompas.com.

Menurut dia, kemacetan terjadi karena masih ada warga yang nekat bergerak ke arah Puncak melalui "jalan tikus" atau jalan pintas yang mulai diketahui wisatawan. Jalan pintas ini sering dimanfaatkan oleh pengendara sepeda motor agar tidak terlihat petugas Gugus Tugas Covid-19.

"Arah Puncak banyak jalan tikusnya dan ini dimanfaatkan oleh pengendara motor sehingga puncak macet terus," ujar Ade.

Ade yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor menyayangkan hal itu, karena saat ini masih masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara proporsional.

Sampai saat ini, menurut Ade, tim pengamanan Gu­gus Tugas Covid-19 hanya bisa mengimbau wisatawan untuk tidak berbondong-bondong datang ke Puncak, Bogor.

"Kami hanya bisa mengimbau kepada masyarakat, khususnya dari luar Bogor, agar tidak berbondong-bondong ke puncak, tunggu sampai kondisi membaik saja," kata Ade.

Ade mengakui bahwa penyebab kemacetan juga karena minimnya petugas di check point atau pos pemeriksaan.

Dengan begitu, jumlah kendaraan yang masuk tidak terkontrol dengan baik.

"Karena keterbatasan aparat, jadi tidak semua jalan masuk ke puncak bisa dikontrol dan untuk saat ini kami hanya bisa mengimbau," kata Ade. (Sam)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved