Virus Corona Mewabah
70 Persen Positif Corona di Jabar OTG, Ridwan Kamil Khawatir Banyak OTG Berkeliaran di Tempat Umum
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Jawa Barat
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Jawa Barat terus mengalami penurunan setiap harinya.
//
Hal ini merupakan kabar baik sekaligus harus menjadi kewaspadaan karena ternyata jumlah pasien positif Covid-19 di Jawa Barat kebanyakan orang tanpa gejala (OTG).
"Data-data menunjukkan ada berita menggembirakan dan berita yang harus diwaspadai. Kalau berita menggembirakan, jumlah pasien turun di akhir April dari 430-an sekarang turun menjadi 350-an. Jadi beban dokter dan tenaga kesehatan di rumah sakit Alhamdulillah berkurang sedikit," kata gubernur yang akrab disapa Emil ini di Unpad, Kamis (14/5/2020).
Di sisi lain, katanya, dengan data pasien positif di total angka 1.500-an pun mengartikan bahwa pasien positif yang ada di Jabar mayoritas adalah OTG, yakni orang tanpa gejala sebanyak 1.200-an orang.
• Puluhan Paket Sembako Digantung di Portal Perumahan di Surabaya, untuk Warga Terdampak Corona
"Sebanyak 70 persen orang tanpa gejala dan 30 persen perlu perawatan. Jadi dari prespektif beban rumah sakit, ini berita gembira tapi dari sisi kewaspadaan berarti beredar banyak orang positif yang OTG. Nah kewaspadaan kedua kita melakukan pengetesan di titik-titik kedatangan seperti terminal, stasiun, dan bandara, itu menemukan 1 sampai 3 persen yang disampling itu positif Covid-19," katanya.
Gubernur yang akrab disapa Emil ini mengatakan data ini mengindikasikan orang-orang yang datang ke terminal, stasiun, dan tempat umum lainnya, ada di antaranya yang OTG yakni yang terlihat sehat padahal positif Covid-19.
• Sudah Tersangka, 2 Paman yang Perkosa Siswi Pembunuh Balita di Sawah Besar
"Inilah berarti kesimpulannya yang harus diwaspadai adalah orang tanpa gejala atau asimptomatik, inilah kenapa mudik dilarang karena mudik ini akan memengaruhi penanganan kami dalam sisi kesehatan," katanya.