Virus Corona Mewabah
Terindikasi Positif Covid-19, Warga Rongga Bandung Barat Meninggal di RSUD Cililin
Seorang wanita berusia 43 tahun warga Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat yang terindikasi positif Covid-19 meninggal
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNCIREBON.COM - Seorang wanita berusia 43 tahun warga Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang positif Covid-19 dari hasil rapid test meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin.
Wanita tersebut diketahui meninggal dunia pada Jumat (8/5/2020) sekitar 22.00 WIB setelah sebelumnya menderita penyakit tifus selama 15 hari dan sempat bertahan selama satu jam di rumah sakit.
• BREAKING NEWS: Mobil Pick Up Tabrak Pohon di Jalur Ciamis-Kuningan, Satu Penumpang Meninggal
Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjajanto mengatakan, berdasarkan hasil tracing, suami dari wanita yang meninggal itu baru pulang dari tempat kerjanya daerah Jogjakarta.
"Iya betul (wanita) meninggal dunia. Tapi setelah menjalani rapid test suami dan anaknya dinyatakan negatif," ujarnya Hernawan, Minggu (10/5/2020).
Hernawan mengatakan, dalam waktu dekat ini, pihaknya akan melakukan rapid test terhadap orang terdekat atau tetangga di sekitar rumah keluarga tersebut.
• Sahkah Sholat Tahajud Setelah Sholat Witir? Inilah Penjelasannya
"Untuk radiusnya 50 meter dari rumah mereka, kita akan melakukan rapid test," katanya.
Direktur Utama RSUD Cililin, dr Ahmad Oktorudy mengatakan, meski pasien yang terindikasi positif Covid-19 itu suaminya baru pulang dari Jogjakarta, terapi dugaan terpapar Covid-19 pasien tersebut belum bisa dipastikan.
"Pasien meninggal dengan dinyatakan positif rapid. Suami dan anaknya sudah diperiksa dan hasil rapidnya negatif. Kita belum tahu dia terpapar dari mana," katanya.
Karena pasien dinyatakan reaktif hasil rapid test, Okto menyebutkan, pasien tersebut harus dimakamkan dengan protokol kesehatan standar Covid-19.
• Ternyata Telur Dadar Gulung Baik untuk Dijadikan Menu Berbuka Puasa, Enak dan Menyehatkan
Menurutnya, pihak keluarga sebelumnya sempat menolak untuk mengikuti prosedur itu, namun setelah dilakukan edukasi, keluarga akhirnya menerima prosedur itu.