Virus Corona di Indramayu
Update Kasus Covid-19 di Indramayu, Senin 4 Mei 2020, Pasien Positif Corona, PDP, dan ODP Bertambah
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu mengupdate jumlah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Indramayu
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Kesiapan tersebut termasuk jika Kabupaten Indramayu mesti menerapkan PSBB tahap kedua setelah berakhirnya PSBB tahap pertama pada 19 Mei 2020 mendatang.
Hal ini mengingat batas waktu berakhirnya PSBB tahap pertama masih memiliki jeda waktu sebelum lebaran tiba.
Hal ini yang membuat penerapan PSBB kemungkinan bakal diperpanjang pada tahap kedua nanti.
"Kalau kita masih masuk ke dalam PSBB pasti akan kita batasi, tapi kan PSBB kita pada tahap pertama hanya sampai tanggal 19 atau sebelum lebaran, jika kembali diperpanjang akan dilakukan pembatasan yang sama," ucapnya.
Tiga Kunci Tekan Penyebaran Corona
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan terdapat tiga kunci untuk menekan persebaran COVID-19 di Jabar, yakni Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), larangan mudik, dan tes masif.
Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, mengatakan PSBB mampu mengurangi pergerakan manusia. Larangan mudik dapat menekan kasus impor dari zona merah yang merupakan episentrum COVID-19. Sedangkan tes masif bertujuan untuk memetakan persebaran COVID-19.
"Keberhasilan melawan COVID-19 dalam situasi sekarang ada 3 strategi, yaitu PSBB yang ketat, melarang mudik agar tidak ada kasus impor, lalu tes masif. Di situlah kita bisa menurunkan persebaran COVID-19," kata Kang Emil dalam acara penerimaan bantuan dari donatur untuk penanganan COVID-19 di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (4/5).
Menurut Kang Emil, PSBB di lima wilayah Bogor-Depok-Bekasi (Bodebek) yang dimulai pada 15 April 2020 dinilai berhasil menurunkan angka reproduksi (Ro) kasus COVID-19. Sebelum PSBB, Bodebek memiliki angka Ro tertinggi dibanding wilayah lain di Jabar yakni 1,27. Setelah 14 hari PSBB pertama hingga 28 April lalu, angka Ro menurun menjadi 1,07.
"Jabar PSBB-nya relatif berhasil, Bodebek khususnya yang tadinya tertinggi dalam kecepatan penularan sekarang sudah turun. Kota atau kabupaten yang tidak PSBB justru naik. Itulah kenapa kita memberlakukan PSBB secara provinsi supaya tren menggembirakan dari yang PSBB hadir juga di daerah yang belum PSBB," tuturnya.
Dalam acara tersebut, Kang Emil juga mengapresiasi para donatur yang kembali menyalurkan bantuan dalam upaya percepatan penanggulangan COVID-19 di Jabar.
• Zodiak Besok, Selasa 5 Mei 2020: Libra Kurang Mujur, Sagitarius Wasapadai Orang-orang di Sekitarmu
• Apoteker Ini Terkejut Saat Bocah Usia 8 Tahun Ingin Beli Viagra, Alasan Sebenarnya Bikin Terenyuh
• Detik-detik Sebelum Ilham Husaeni Hilang di Bandara Soekarno-Hatta, Sempat Nelpon Sampai Enam Kali
"Karena perangnya kesehatan maka pertempuran di lini depannya adalah dokter dan perawat. Untuk itu, saya apresiasi kepada pihak yang menyumbangkan alat-alat kesehatan maupun sembako dan donasi," katanya.
Bantuan diterima langsung oleh Jabar Bergerak. Rinciannya, 20.000 surgical mask dan 1.000 KN95 dari Yayasan Solusi Bersinar Indonesia dan Bank Sampah Bersinar, 62 baju Alat Pelindung Diri (APD) dan 160 paket sembako dari Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI), APD dari UNIKOM, 10.000 paket sembako, dan 30.000 pack nasi bungkus dari Gereja Sahabat Kota, dan 1.000 nasi kota dari Grab.
Terus Menurun Sempat Nol
Dalam seminggu terakhir, angka penambahan kasus positif Covid-19 di Jawa Barat terus mengalami penurunan drastis. Walaupun belum menurun secara stabil, sejak seminggu lalu angka pertambahan kasus positif Covid-19 di Jabar di bawah angka 50 kasus per hari, bahkan sempat mencapai nol kasus per hari.