Virus Corona di Indramayu
Pemkab Indramayu Optimis Penerapan PSBB Bisa Atasi 'Kenakalan' Orang-orang yang Ngeyel Tetap Mudik
Pemudik yang datang maupun yang hanya melintas masih menjadi persoalan serius bagi pemerintah Kabupaten Indramayu.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Pemudik yang datang maupun yang hanya melintas masih menjadi persoalan serius bagi pemerintah Kabupaten Indramayu.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara mengatakan, letak geografis Kabupaten Indramayu yang merupakan daerah perlintasan membuat virus corona bisa masuk dengan mudah.
"Yang sulit kita bendung itu adalah adanya daerah pintu masuk dari luar daerah karena kita adalah kabupaten lintasan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (1/5/2020).
Hal ini yang membuat sebaik apapun upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah daerah tetap saja angka penyebaran Covid-19 seperti Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun pasien terkonfirmasi positif selalu bertambah.
Padahal beragam upaya terus rutin dilakukan pemerintah seperti penyemprotan cairan disinfektan, penerapan check point dan lain sebagaimana.
Ditambah lagi masih membandelnya masyarakat yang masih berkerumun membuat upaya tersebut kurang maksimal.
Meski demikian, disampaikan Deden Bonni Koswara upaya pemerintah Provinsi Jawa Barat mengusulkan sebanyak 17 kota/kabupaten yang belum menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dirasa menjadi upaya tepat.
Rencananya, jika usulan tersebut disetujui penerapan PSBB di Kabupaten Indramayu akan dimulai pada 6 Mei 2020 mendatang.
"Adanya PSBB kita bisa lebih disiplin lagi dan akan lebih terbantu tentunya dengan daerah lain yang juga PSBB, karena kalau cuma kita saja sendiri yang PSBB masih membuat pintu masuk tetap saja ada," ujarnya.