Puncak Pandemi Covid-19 Diprediksi Terjadi Pada Pertengahan Mei atau Jelang Lebaran
pelambatan puncak pandemi jika dibarengi dengan kebijakan pencegahan yang baik, akan bisa menekan jumlah penambahan kasus di puncak masa pandemi.
TRIBUNCIREBON.COM - Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono memprediksi puncak pandemi virus corona ( Covid-19) akan terjadi pada pertengahan Mei 2020 atau jelang lebaran.
"Pertengahan bulan Mei sudah meningkat drastis, itu hariannya ya," kata Pandu kepada Kompas.com, Selasa (14/4/2020).
"Jadi di saat itulah, kalau enggak ada mudik. Kalau ada mudik itu agak meningkat drastis lagi pas Lebaran," ujar dia.
Pandu mengatakan, pemerintah harus menekan jumlah pasien terinfeksi pada puncak pandemi. Salah satu caranya dengan memperlambat capaian puncak pandemi Covid-19.
Menurut Pandu, pelambatan puncak pandemi jika dibarengi dengan kebijakan pencegahan yang baik, akan bisa menekan jumlah penambahan kasus di puncak masa pandemi.
Kebijakan yang dimaksud Pandu adalah melakukan tes massal dengan lebih masif dan meluas, serta pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan lebih baik.
"Kalau penularan menurun itu artinya yang tadinya diharapkan puncaknya bulan Mei mungkin bisa bulan Juni karena ada slowing down," kata dia.
Pelambatan puncak pandemi ini, lanjut Pandu, berkaitan dengan teori flattening the curve atau pelandaian kurva kasus pasien terinfeksi.
• Pasien Mau Melahirkan Tewas di Rumah Sakit, Mulut Sempat Keluar Darah, Perawat Cuma Bilang Sabar ya!
• Bripka Jerry Kaget di Video Call Kapolri Idham Azis, Karena Memakamkan Jenazah Pasien Positif Corona
• Anda Dapat SMS Bertuliskan Nomor HP Anda Didaftarkan Auto TP? Jangan Ikuti Perintahnya, Itu Penipuan
Ia menjelaskan, jika jumlah kasus terus menurun karena kebijakan pemerintah, maka akan mempermudah rumah sakit menampung pasien Covid-19 dengan lebih maksimal.
Dengan demikian, lanjut Pandu, penanganan Covid-19 menjadi lebih baik, dan jumlah pasien terinfeksi saat puncak pandemi tidak terlalu tinggi.
"Jadi kita punya dua tujuan merendahkan jumlah kasus jadi puncaknya tidak tinggi dan juga terjadinya kasusnya yang lebih rendah itu tidak lebih cepat jadi lebih lambat," ujar Pandu.
Sebelumnya, sejumlah pakar juga sudah memprediksi puncak pandemi covid-19 ini.
Sejumlah pakar menyebut, puncak badai virus corona di Indonesia belum terjadi.
Puncak badai virus corona diprediksi terjadi dalam beberapa minggu ke depan, pada Bulan April atau Mei.
Sejumlah pakar di Indonesia mengemukakan hasil penelitiannya, dan hasilnya nyaris sama, mereka menyebut akan terjadi badai puncak covid-19 di Indonesia.
• Akan Ada Penambahan Jumlah Rute Penerbangan di BIJB Kertajati, Sekarang Semua Masih Terhenti
Menyusun dari GridHealth setidaknya ada beberapa ilmuwan di sini yang sudah menjelaskan penelitiannya.
Jika diurutkan sesuai dengan tanggal penerbitannya, berikut hasil studi penelitian tersebut:
1. Badan Intelijen Negara (BIN) Tanggal 3 Maret
Pada tanggal 3 Maret, Mayjen TNI Afini Boer mengatakan pihaknya memprediksi puncak Covid-19 di Indonesia akan terjadi 40-60 hari setelah pengumuman 2 Maret lalu.
Hal itu menunjukkan badai puncak Covid-19 akan jatuh pada tanggal 2-22 Mei 2020.
2. Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi ITB 19 Maret
Dilaporkan pada 19 Maret namun sudah diperbarui tanggal 23 Maret, para peneliti dari Institute Teknologi Bandung (ITB) memprediksi penyebaran virus corona akan terjadi pada Mei 2020 atau awal Juni 2020.
3. Dr. Joko Haryanto ST Ilmuwan Pengenalan Pola dari Pemprov DIY 24 Maret.
Hasil penelitiannya dari kasus Covid-19 di Indonesia, menghasilkan estimasi periode waktu puncak terjadi antara 70 sampai 100 hari pada kisaran tanggal 12 Mei-12 Juni 2020.
Periode kritis akan muncul pada rentang 40-60 hari.
• Jalani Puasa di Masa Pandemi Covid-19, Layanan Belanja Online Ini Tiadakan Selebrasi Ramadan Ekstra
Sementara estimasi pemulihan akan terjadi secara nasional selama 120-150 hari sejak kasus pertama ditemukan.
4. Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 27 Maret
Hasil prediksinya menunjukkan jumlah kasus yang bervariasi antara 500.000 hingga 2.500.000 kasus dengan pertimbangan intervensi yang dilakukan pemerintah.
Prediksi tersebut diasumsikan pada 77 hari tepatnya pertengahan Mei 2020, Tim menggunakan patokan hari pertama pada pekan pertama Februari 2020.
5. Dr. Susanto Sastranegara, ilmuwan Matematika dari FMIPA UNS 28 Maret
Peneliti ini memprediksi badai puncak Covid-19 akan terjadi pertengahan Mei. Akhir dari pandemi ini tergantung kebijakan pemerintah.
6. Prof Dr rer nat Dedi Rosiadi, SSi, MSC dari UGM tanggal 30 Maret
Penliti ini memperkirakan penambahan maksimum total penderita per hari adalah sekitar minggu kedua pad April antara 7-11 April. Dengan penambahan 185 pasien per hari.
Maksimum penderita Covid-19 di Indonesia bisa mencapai 6.147 kasus.
Tiap peneliti menggunakan metode dan permodelan berbeda tetapi dengan sumber data yang sama.
Sumbernya berasal dari penambahan harian data dari BNPB.
Nyaris semuanya menyebut antara April mendekati Mei pertengahan akan terjadi badai puncak, Covid-19 di Indonesia.
1,3 Juta Orang Bisa Terpapar
Sejumlah pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) menggelar simulasi jumlah pasien terjangkit virus corona ( Covid-19) di Indonesia yang dipadankan dengan skenario intervensi pemerintah.
Salah satu pakar, Pandu Riono memaparkan hasil simulasi itu. Apabila pemerintah menerapkan intervensi moderat, maka jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia bisa mencapai 1,3 juta orang.
"Sekitar 1,3 juta total prediksi kasus yang butuh perawatan rumah sakit," kata Pandu pada Kompas.com, Senin (13/4/2020).
Intervensi moderat yang dimaksud, yakni keadaan di mana pemerintah telah melaksanakan tes massal, namun dengan cakupan yang rendah.
Bentuk intervensi moderat lain yakni, menerapkan jaga jarak fisik dan sosial di masyarakat dengan menutup sementara tempat-tempat yang menimbulkan kerumunan. Misalnya sekolah atau pusat bisnis.
Namun, apabila pemerintah melaksanakan intervensi skala rendah atau mild intensity, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia diprediksi melonjak mencapai 2,5 juta jiwa.
Intervensi rendah yang dimaksud, misalnya mengedepankan sukarela masyarakat dalam penerapan jaga jarak fisik dan sosial serta membatasi kerumunan.
Sementara, apabila pemerintah menerapkan intervensi skala tinggi atau high intensity, maka jumlah pasien Covid-19 di Indonesia diprediksi mencapai 600.000 jiwa.
Intervensi skala tinggi yang dimaksud, yakni tes masal virus corona dilakukan secara masif dengan jumlah peserta yang banyak dan cakupan yang luas.
Selain itu, pemerintah juga menerapkan aturan yang bersifat wajib dan mengikat terkait jaga jarak fisik dan sosial.
Pandu merancang skenario ini bersama tiga rekan, yakni Iwan Ariawan, Muhammad N Farid dan Hafizah Jusril.
Skenario ini dipublikasikan dalam bentuk grafik.
Simulasi Pandu dan kawan-kawan yang rampung pada 27 Maret 2020 ini pun telah diserahkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Sebelum merilis simulasi ini, Pandu pernah mengeluarkan prediksinya bahwa kasus Covid-19 di Indonesia sebenarnya telah muncul sejak Januari dan Februari 2020. Salah satu indikatornya adalah pada bulan-bulan tersebut telah ada pelaporan pasien dengan gejala serupa Covid-19. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Puncak Pandemi Covid-19 Diprediksi Terjadi pada Pertengahan Mei", https://nasional.kompas.com/read/2020/04/14/13031981/puncak-pandemi-covid-19-diprediksi-terjadi-pada-pertengahan-mei.
Penulis : Sania Mashabi
Editor : Bayu Galih