Ibunda Jokowi Meninggal
SOSOK Sudjiatmi Notomiharjo, Ibu Presiden Jokowi yang Wafat, Terkenal Sederhana dan Pekerja Keras
Sosok Sudjiatmi Notomiharjo, ibunda Presiden Joko Widodo alias Jokowi kini tinggal kenangan.
TRIBUNCIREBON.COM - Sosok Sudjiatmi Notomiharjo, ibunda Presiden Joko Widodo alias Jokowi kini tinggal kenangan.
//
Adapun Sudjiatmi Notomihardjo wafat pada Rabu (25/3/3020) sore, di rumah sakit di Solo.
Dilihat dari profilnya dari berbagai sumber, ibu Jokowi adalah perempuan kelahiran Boyolali, Jawa Tengah pada 25 Februari 1943.
Ia ternyata orang yang sederhana. Selain itu, Sudjiatmi Notomiharjo merupakan pekerja keras.
Ia lahir dari pasangan Wirorejo dan Sani. Orangtua Sudjiatmi Notomiharjo ini memiliki usaha yaitu berdagang kayu.
Dalam artikel yang ditulis Dipo Handoko dari Majalah Pendidikan Keluarga yang dimuat di laman Kemendikbud.go.id, sejak kecil Sudjiatmi memang lahir di keluarga pedagang kayu di Dusun Gumukrejo, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.
Disebutkan bahwa ibu Jokowi ini merupakan anak perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara.
• Presiden Jokowi Berduka, Ibunya, Sudjiatmi Notomiharjo Meninggal, Dikabarkan Orang-orang Terdekat
Ia pun menempuh pendidikan sekolah yang jaraknya sekitar lima kilometer dari rumah.
Biasanya ia kerap berjalan kaki atau terkadang naik sepeda untuk berangkat ke sekolahnya.
Beranjak remaja menuju dewasa, Sudjiatmi Notomiharjo pun menambatkan hatinya pada seorang pria yang merupakan ayah Jokowi.
Ia adalah Widjiatno Notomiharjo yang merupakan teman dari kakak Sudjiatmi, yaitu Mulyono.
Keduanya menikah pada 23 Agustus 1959.

Dalam kehidupan rumah tangganya, Sudjiatmi turut bekerja keras membantu sang suami.
Ia berperan dalam bisnis kayu yang juga dijalankan ayah Jokowi.
"Saya hanya membantu suami. Suami mencari glondong (kayu), saya di perusahaan," ujarnya.
Wataknya yang sederhana, membuat Sudjiatmi merasa tak perlu mendapatkan banyak harta dari usaha yang dimilikinya bersama suami.
Ia mengaku, tak perlu menjadi orang kaya raya yang bergelimang harta, yang penting cukup untuk kebutuhan keluarga, yaitu pendidikan anak-anaknya.
"Bagi saya yang penting cukup untuk sekolah anak-anak, tidak harus kaya raya,” ujarnya.
• Duka Mendalam Jokowi di Tengah Wabah Virus Corona, Ibunda Tercintanya Meninggal Dunia Hari Ini
Kini Meninggal
Sosok Sudjiatmi Notomiharjo atau Eyang Notomiharjo diberitakan meninggal pada Rabu (25/3/2020) sore.
Dari yang dilaporkan Tribun Solo, Eyang Notomiharjo meninggal di Rumah Sakit DKT Solo.
Hal ini diutarakan seorang tokoh di Kota Solo, Sumartono.
"Tadi baru dikasih kabar keluarga, di Rumah Sakit DKT Solo," katanya.
Seperti yang dimuat Kompas.com, ibu Presiden Jokowi dinyatakan meninggal pada pukul 16.45.
Hal ini disampaikan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie.
Ia meminta agar mendoakan Sudjiatmi Notomiharjo.
"Innalillahi wa innaillaihi rojiun. Eyang Notomiharjo, Ibunda Bapak Presiden wafat di Solo pukul 16.45 tadi
Mohon doanya semoga almarhumah husnul khatimah," katanya.
Tak hanya itu, staf khusus presiden, Angkie Yudistia juga membenarkan kabar duka tersebut.
"Iya betul, saya juga mendapatkan info tersebut dari sekretaris Pribadi Bapak (Jokowi)," ujarnya.
Masa Kecil Jokowi
Di balik karier politiknya yang moncer, ternyata Presiden Jokowi memiliki masa kecil yang prihatin.
Jokowi mengawali karier politiknya saat menjadi Wali Kota Surakarta pada 2005 berpasangan dengan F X Hadi Rudyatmo.
Kemudian, ia menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2012.
Ia berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama.
Sampai akhirnya, Jokowi terpilih menjadi Presiden RI dengan Wakilnya Jusuf Kalla.
Melansir dari Kompas.com, Jokowi sempat menceritakan kehidupan masa kecilnya.
Ia mengaku pernah menjadi orang kurang mampu yang tinggal di bantaran sungai.
Bahkan Jokowi pernah merasakan digusur dan harus pindah rumah.
"Pada saat saya kecil, rumah saya di pinggir kali, lalu digusur pindah ke tempat kontrakan lain lagi," ujar Jokowi ketika berorasi di depan warga di Lapangan Siaga Bojong Gede, Bogor, Sabtu (7/6/2014).
Pada kesempatan yang lain, Jokowi bercerita pengalaman masa kecilnya yang pernah kebanjiran.
Ia ingat pernah pindah tiga kali dan semuanya berada di bantaran sungai.
Jokowi juga pernah merasakan kebanjiran karena jarak rumahnya 5 sampai 10 meter dari bantaran sungai
Ia dan keluarganya selalu khawatir bila banjir menghampiri.
"Kehidupan kecil saya dari lahir sampai SD kelas VI selalu berpindah-pindah 3 kali dan selalu berada di bantaran sungai. Cuma 5 sampai 10 meter dari bantaran sungai, mesti saya suka kebanjiran," kata Jokowi, Kamis (15/11/2012).
"Saya selalu lihat di belakang rumah apakah banjir enggak ya, itu yang saya rasakan hampir 12 tahun dari kecil," ujarnya.
Pengalamannya tersebut dijadikan Jokowi sebagai pembelajaran.
Ketika pulang ke Solo, Jawa Tengah, Minggu (16/10/2016), Jokowi mengenang kembali masa kecilnya.
Ia mengunjungi bantaran Kali Anyar, Kampung Cinderejo Lor, Kelurahan Gilingan, Banjarsari, Solo.
Selama 12 tahun, Jokowi tinggal di lingkungan tersebut.
"Sering dulu (mandi di Kali Anyar), kalau dibilang tidak pernah, ya, pasti tidak percaya," kata Jokowi.
Teman kecil Jokowi, Bandi (59) juga mebenarkan Jokowi pernah mandi di kali bersamanya.
Bandi menuturkan anak-anak yang tinggal di pinggir kali, termasuk Jokowi gemar mandi beramai-ramai di Kali Anyar.
Jarak rumah orangtua Jokowi ke Kali Anyar hanya 20 meter.
Dulu air di kali tersebut masih jernih dan bersih.
"Biasanya setelah pulang sekolah main-main ke sungai. Mancing, mandi di kali, dan cari telur-telur bebek di pinggir kali," kenang Bandi.
Bebek yang bertelur di sembarang tempat di sekitar kali itu tak berpemilik.
Jokowi dan Bandi berlomba-lomba mencari telurnya.
Telur tersebut akan direbus, airnya dari Kali Anyar, dimasaknya juga pakai kaleng seadanya.
Kalau ada orangtua yang datang mencari anaknya, mereka lari karena takut dimarahi.
"Yang sering nyari Mas Jokowi, ya, Bu Noto (Sudjiatmi Notomihardjo)," ujar Badri.
Badri dan Jokowi sudah jarang bertemu ketika Jokowi pindah rumah ke Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo.
Saat ini rumah Jokowi yang di Sumber sudah tak berbekas.
Lahan yang dulunya berdiri rumah sekarang sudah menjadi Pasar Ngudi Rejeki.
Adapun Jokowi dewasa mengenyam pendidikan di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada atas kerja keras orangtuanya.
Diceritakan oleh ibu Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo, Jokowi adalah anak yang rajin.
Ia sering membantu ayahnya yang bekerja sebagai pedagang kayu.
Saat masih duduk di bangku kuliah, Jokowi juga mengisi waktu liburnya dengan mengangkut kayu.
"Dia sering bantu ayahnya ngangkut kayu ke mobil pembeli," ujar Sudjiatmi.
Sejak kecil Jokowi bercita-cita menjadi pengusaha.
Ia ingin mengikuti jejak kakek dan ayahnya yang bekerja di bidang perkayuan.
Usaha keluarga itulah yang kemudian dikembangkan oleh Jokowi hingga sebelum ia memasuki dunia birokrasi.
"Perusahaannya masih jalan sampai sekarang, dijalanin adik-adiknya Pak Jokowi. Namanya PT Rakap," kata Sudjiatmi.