Niat Mau Tembak TNI-Polri, KKB Papua Pimpinan Joni Botak Malah Salah Sasaran, Warga yang Kena Peluru
Seorang warga Kali Kabur, Tembagapura menjadi korban salah sasaran Kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua.
TRIBUNCIREBON.COM - Seorang warga Kali Kabur, Tembagapura menjadi korban salah sasaran Kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua.
//
KKB Papua mengira warga bernama JM itu adalah mata-mata TNI-Polri.
Hal ini berdasarkan keterangan dari Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal.
Menurut Kamal, JM ditembak oleh KKB Papua karena diduga mata-mata aparat keamanan.
JM ditemukan tewas dengan luka tembak, Minggu (1/3/2020) di pinggiran Kali Kabur oleh keluarga korban yang melakukan pencarian.
Kamal juga membantah berita yang menyatakan JM meninggal diculik aparat di Nahangia.
"Berita meninggalnya JM karena dibunuh aparat keamanan tidak benar atau hoaks" tegas Kombes Kamal di Jayapura, Selasa (11/3/2020), dilansir dari Antara.

Dijelaskan, keluarga korban mengaku sempat mendengar bunyi tembakan sebanyak dua kali, namun di sekitar wilayah itu tidak terdapat pos aparat keamanan.
JM memang dekat dengan aparat keamanan yang ada di Timika sehingga KKB Papua mencurigainya sebagai mata-mata.
Akibatnya KKB Papua pimpinan Joni Botak pernah mengutus anak buahnya dan menanyakan keberadaan JM, jelas Kamal seraya menambahkan.
Keesokan harinya keluarga mendapat informasi kalau JM ditemukan tewas di sekitar Kali Kabur dan akan menuntut denda adat kepada Joni Botak atas kematiannya, tambah Kamal.
Kabid Humas Polda Papua mengaku, penyidik Polres Mimika telah melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut dan telah melakukan olah TKP di lokasi kejadian untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya.
Sehingga, masyarakat diminta tidak mudah percaya informasi yang tidak benar.
"Polisi akan melakukan penegakan hukum bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran dan kehadiran aparat keamanan untuk menjamin keamanan bagi masyarakat" tegas Kombes Kamal.
Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah menimpa seorang tukang ojek di Puncak Jaya.
KKB Papua menyatakan diri sebagai pihak yang bertanggung jawab di balik penembakan terhadap tukang ojek bernama Sugeng Efendi di Kampung Wiyukwi, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Sabtu (2/2/2019) sekitar pukul 17.49 WIT
Dilansir dari Tribun Video, pihak KKB Papua pun secara terang-terangan mengungkapkan alasan mereka menembak tukang ojek bernama Sugeng dari jarak dekat
Sugeng menjadi sasaran karena dianggap sebagai mata-mata Indonesia atau intel.
Keterangan tersebut didapat dari salah satu simpatisan KKB Papua, Mellq di akun Facebook TPNPB atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.
"Itu intel. Ko pikir OPM bunuh sembarang orang seperti TNI-Polri kah?" tulis Mellq.
Berikut videonya:
Sugeng itu ditembak di sebuah kios milik warga yang berada di depan SMU Negeri 1 Mulia
Sugeng tewas setelah mendapat luka tembak di bagian leher.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan kronologi kejadian tersebut
Menurut Ahmad Mustofa, peristiwa itu terjadi ketika korban yang berprofesi sebagai tukang ojek tengah menonton di kios milik Alfan Mustofan.
Saat itu, kata Ahmad Mustofa, korban dan saksi sedang berada di dalam kios.
Korban sedang duduk sambil menonton film di HP, sedangkan saksi pada saat itu sedang berbaring di belakang korban.
Tiba-tiba terdengar suara letusan seperti suara senjata sebanyak 1 kali.
"Kemudian korban berkata pada saksi dengan kata minta tolong, saya terkena tembakan,” ungkap Ahmad Mustofa saat dikonfirmasi Sabtu malam.
Saat itu, saksi yang juga ketakutan melihat korban terkena tembakan, lanjut Kamal, langsung menarik korban dan melarikannya ke rumah sakit terdekat.

Pelaku penembakan langsung melarikan diri.
Ada seorang saksi bernama Nendi Telenggen langsung menuju Pos TNI untuk memberitahukan peristiwa yang dialami korban.
"Saat itu petugas TNI dan Polri pun langsung mengamankan lokasi kejadian,” katanya.
Kamal mengatakan, korban tiba di RSUD Mulia untuk mendapatkan perawatan medis namun dari pihak dokter menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia.
“Jadi dari hasil keterangan medis, korban mengalami luka tembak di bagian leher hingga tembus,” ujarnya.
Kamal menegaskan barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian, yakni 1 buah selongsong peluru kaliber 9 mm.
“Diduga korban ditembak dengan menggunakan senjata laras pendek dengan jarak tembak yang sangat dekat,” lugasnya.
Kamal menambahkan saat ini korban masih disemayamkan dan dishalatkan di Masjid Mujahidin Mulia.
Selanjutnya pihak kerabat korban berencana menerbangkan jenazah korban ke kampung halamannya di Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur.