Sejarah
KESAKSIAN Ajudan Soekarno soal Supersemar, Kekuasaan Sang Proklamator Makin Lemah, Soeharto Berjaya
Seiring dengan hilangnya kekuasaan yang dulunya dimiliki, kehidupan Sukarno atau Bung Karno pun mulai berubah secara drastis.
Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Dia menetap di Wisma Yaso (sekarang Museum Satria Mandala, Jakarta).
Kesulitan Soekarno setelah Supersemar tak berhenti sampai di situ.
Sidarto, dalam buku Memoar Sidarto Danusubroto Ajudan Bung Karno yang ditulis Asvi Warman Adam, mengungkapkan, bahwa Soekarno semakin tidak berdaya.
Tak hanya tak mendapat kejelasan mengenai pembayaran gaji, Soekarno juga tak menerima kejelasan soal uang pensiun seorang presiden.
Hingga akhirnya, Sang Proklamator kehabisan uang untuk pegangan atau sekadar untuk menutup keperluan hidup selama menjadi tahanan kota di Wisma Yaso.
Dikatakan Sidarto, kala itu bahkan Soekarno memintanya mencarikan uang.
"Ini tidak mudah karena saat itu orang takut berhubungan dengan Soekarno," ujar Sidarto.
Akhirnya, Sidarto diminta Soekarno untuk menemui mantan pejabat rumah tangga Istana Merdeka, Tukimin.
Uang tunai 10.000 dollar AS berhasil diperoleh Sidarto dari Tukimin.
Namun, untuk memberikan uang itu kepada Soekarno, Sidarto harus mencari cara agar lolos dari pemeriksaan penjaga.
Saat itu, Wisma Yaso tempat Soekarno tinggal, dijaga ketat oleh penjaga.
Terpaksa, Sidarto meminta bantuan putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri.
Uang yang telah dimasukkan ke dalam kaleng biskuit, lalu diantarkan Megawati Soekarnoputri kepada ayahnya.
"Megawati yang mengantarkannya, dan bisa lolos," kata Sidarto.
Sidarto, selama menjadi ajudan Soekarno, juga sempat menyaksikan beberapa upacara kenegaraan.