Kejamnya KKB, Tembak Anggota TNI di Bagian Telinga, Sempat Bertahan Hidup, Sang Tentara pun Wafat

Sebelumnya diberitakan, KKB Papua telah berulang kali berulah di wilayah Mimika, Papua.

Editor: Fauzie Pradita Abbas
Facebook/TPNPB
Daftar Korban Dalam Perburuan KKB Papua Setahun Terakhir 

TRIBUNCIREBON.COM - Koramil Jila, Mimika, Papua, ditembaki Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Senin (9/3/2020) dini hari.

//

Penembakan itu menyebabkan satu anggota Koramil Jila, Sertu La Ongge, gugur.

Awalnya, La Ongge mengalami luka tembak di telinga akibat serangan KKB.

Sertu La Ongge pun dievakuasi menuju Kota Timika menggunakan helikopter milik TNI.

Tapi, nyawa Sertu La Ongge tak tertolong.

"Memang benar anggota Koramil Jila yang tertembak saat (penyerangan) KKB meninggal, dan jenazahnya masih berada di RSUD Timika," kata Kapendam XVII Cenderawasih Kol Cpl Eko Daryanto seperti dilansir Antara, Senin (9/3/2020).

Eko menambahkan, anggota TNI masih mengejar anggota KKB yang melakukan penyerangan pada pukul 05.00 WIT tersebut.

Sebelumnya diberitakan, KKB Papua telah berulang kali berulah di wilayah Mimika, Papua.

Senin (2/3/2020) Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembaki mobil patroli Polsek Tembagapura.

Penembakan itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIT.

Saat itu, polisi yang mengendarai mobil patroli akan berdialog dengan masyarakat di Kampung Utikini.

Tapi, mobil patroli itu ditembaki anggota KKB saat melintasi kampung tersebut.

Satu anggota polisi pun terluka karena serpihan kaca yang ditembaki KKB.

Aktivitas KKB yang meningkat itu membuat masyarakat di Distrik Tembagapura, Mimika, khawatir.

Setidaknya, 917 warga kampung yang berada di Distrik Tembagapura telah mengungsi ke Kota Timika.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, warga tersebut berasal dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, Kampung Kimbeli, dan Kampung Banti.

Aksi KKB itu membuat masyarakat terancam.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, warga tersebut berasal dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, Kampung Kimbeli, dan Kampung Banti.

Aksi KKB itu membuat masyarakat terancam.

Warga juga mulai kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok dan layanan kesehatan.

Mereka memilih mengungsi karena tak ingin peristiwa November 2017 kembali terjadi.

Saat itu, KKB memasuki kampung hingga akses masuk kampung terputus.

"Warga ketakutan karena kehadiran KKB dari luar Timika masuk ke perkampungan mereka," kata Dandim 1710/ Mimika Letkol Pio L Nainggolan. 

Ancam Warga

Aksi keji Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua semakin meresahkan masyarakat baru-baru ini.

Meski KKB Papua mengaku berjuang untuk mengusir PT Freeport Indonesia, tapi nyatanya tetap menggganggu warga sekitar.

Bahkan, 790 warga yang bermukim di pegunungan sekitar areal tambang PT Freeport Indonesia mengungsi ke Polsek Tembagapura karena tak tahan dengan aksi keji KKB Papua.

"Kemarin Jumat 6 Maret ada sekitar 790 orang di pedalaman pegunungan Timika mengungsi ke Polsek Tembagapura, akibat dari kekejaman KKB Papua di daerah Tembagapura," jelas Kamal, dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Teror KKB, Ratusan Warga Pegunungan Sekitar Freeport Mengungsi ke Polsek Tembagapura'.

Ilustrasi: Sepak Terjang KKB Papua Joni Botak & Lekagak Telenggen, 2 Kubu yang Bersatu Mengincar PT Freeport
Ilustrasi: Sepak Terjang KKB Papua Joni Botak & Lekagak Telenggen, 2 Kubu yang Bersatu Mengincar PT Freeport (Kolase Youtube dan IST/Tribun Manado)

 

Menurut Kamal, warga mengungsi ke Polsek Tembagapura secara berkelompok.

"Awalnya ada 30 orang yang melewati jalur dari Kampung Utikini menuju ke Polsek Tembagapura, kemudian personel piket dan siaga Polsek Tembagapura menanyakan alasan warga kampung mengungsi dan meminta bantuan untuk diturunkan ke Timika," ucap Kamal.

Menurut keterangan warga yang mengungsi, mereka tak nyaman lagi tinggal di permukiman karena KKB Papua mulai meneror dan menggangu mereka.

Bahkan ada anggota KKB Papua yang memaksa meminta makanan dengan menodongkan senjata.

"Dari keterangan warga, alasan mereka ingin mengungsi ke Timika dikarenakan suasana di kampung sudah tidak nyaman, terkait adanya KKB Papua yang sudah menempati dan mengganggu masyarakat kampung, bahkan meminta makanan dengan paksaan dan menodongkan senjata," ungkap Kamal.

Saat didata pada Jumat malam, ada 790 warga yang mengungsi di Markas Polsek Tembagapura.

Mereka terdiri dari 100 anak-anak, 370 wanita, dan 320 pria.

Mereka berasal dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, dan Kampung Kimbeli.

Kamal mengatakan akan ada kemungkinan warga dari Kampung Banti juga mengungsi di kantor polisi.

Warga yang mengungsi ke kantor polisi kemudian diverifikasi dengan tanda pengenal.

Lalu mereka dievakuasi ke Kota Timika menggunakan 13 bus PT Freeport Indonesia.

"Setelah sampai ke Timika mereka akan diantar dengan kendaraan truk yang sudah disiapkan, dan akan mengantar masyarakat hingga ke kediaman mereka di Kota Timika seperti ke Sp5, Sp 12, Kwamki dan daerah lain.

Juga untuk masyarakat yang masih menunggu kendaraan bus disiapkan makan dan minuman sementara menunggu kendaraan menuju ke Timika," jelas Kamal.

Warga pegunungan sekitar areal Freeport saat mengungsi ke Polsek Tembagapura.
Warga pegunungan sekitar areal Freeport saat mengungsi ke Polsek Tembagapura. (Dok Istimewa)

Diketahui, KKB Papua melalui Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom mengaku siap lakukan penyerangan.

Jubir OPM mengaku sudah menyiapkan 33 kelompok bersenjata di Tembagapura untuk menyerang TNI dan Polri yang menjaga kawasan PT Freeport Indonesia.

“Kami akan terus berjuang hingga PT Freeport Indonesia meninggalkan Tembagapura. Mereka tidak berhak atas kekayaan alam bangsa Papua,” kata Sebby, Melansir KompasTV berjudul "Jubir OPM: 33 Kelompok Bersenjata Siap Serang TNI dan Polri di Tembagapura", Sabtu (7/3/2020).

Kekuatan KKB Papua yang Terpecah Belah Mulai Bersatu

Di samping itu, kekuatan KKB Papua yang terpecah belah kini tampaknya sudah mulai bersatu.

Meski tak keseluruhan, setidaknya ada dua kubu KKB Papua yang kini sedang mengincar PT Freeport Indonesia.

Kedua kubu tersebut adalah kelompok KKB Papua Joni Botak dan kelompok Lekagak Telenggen.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, ada indikasi mereka berupaya memasuki kawasan PT Freeport di Tembagapura, Papua.

Indikasi itu terungkap dari hasil penyelidikan yang dilakukan anggotanya, di mana saat ini KKB Papua dari berbagai wilayah berada di sekitar Tembagapura.

"Memang benar ada laporan KKB yang berada di sekitar area Tembagapura, bukan saja kelompok Joni botak yang menguasai kawasan Kali Kabur, tetapi Legagak Telengge juga sudah bergabung," ujar Waterpauw, Rabu (4/3/2020), dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Polisi Menduga KKB Coba Masuki Kawasan Freeport di Tembagapura'.

Dijelaskannya, dengan mulai bersatunya berbagai kelompok KKB Papua, maka pihaknya akan lebih memperketat pengamanan di sekitar areal PT Freeport.

Aparat keamanan akan mengambil tindakan tegas bila kelompok tersebut tetap berupaya masuk kawasan Freeport.

Soal persenjataan milik KKB Papua, Waterpauw mengaku saat ini persenjataan mereka cukup banyak.

KKB Papua memiliki persenjataan dengan berbagai jenis yang diperoleh dari rampasan terhadap anggota TNI-Polri.

Walaupun demikian, saat ini situasi kamtibmas di sekitar Tembagapura relatif aman.

Untuk memperketat pengamanan di Tembagapura, TNI-Polri meningkatkan status keamanan menjadi siaga satu.

Dandim 1710/ Mimika Letkol Pio L Nainggolan mengatakan, peningkatan status keamanan tersebut sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu.

"Siaga satu bukan baru dilakukan pasca penembakan mobil patroli Polsek Tembagapura, tapi sudah beberapa hari lalu" kata Pio, Senin (2/2/2020) malam

Untuk memaksimalkan pengamanan, pihaknya mengaku akan mengefektifkan satuan-satuan yang bermarkas di Mimika, bergabung dalam Satgas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) dan pengamanan wilayah PT Freeport Indonesia.

"Saat ini yang kami lakukan mengefektifkan pasukan yang ada untuk mengantisipasi ancaman KKB," jelas Pio.

Terpisah, Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata mengatakan, peningkatan status keamanan itu diberlakukan sejak adanya penyanderaan yang dilakukan KKB Papua terhadap tiga guru SD Inpres Baluni, Kampung Jagamin, Distrik Tembagapura, pada pertengah Februari lalu.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved