Satu Jam Lebih 5 Menit Jokowi di Curug Jompong, Tinjau Terowongan Nanjung Lalu Meresmikannya
Di dekat terowongan tersebut Basuki menjelaskan terkait terowongan Nanjung itu. Setelah itu giliran Bupati Bandung Dadang Naser yang menjelaskan dampa
Laporan Wartawan Tribun, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meninjau langsung Terowongan Nanjung, yang mengalihkan air Sungai Citarum di Curug Jompong, Margaasih Kabupaten Bandung, Rabu (29/1/2020).
Jokowi datang ke meninjau Terowongan Nanjung, satu mobil bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dengan menggunakan mobil sedan berwarna hitam.
Tepat di depan terowongan, mobil rombongan kepresidenan berhenti dan disambut oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, Bupati Bandung, dan jajarannya. Rombongan Presiden tiba di Terowongan Nanjung, sekitar pukul 09.40.
Di dekat terowongan tersebut Basuki menjelaskan terkait terowongan Nanjung itu. Setelah itu giliran Bupati Bandung Dadang Naser yang menjelaskan dampak positif setelah dibangun terowongan tersebut.
Setelah meninjau Terowongan Nanjung tersebut, di tempat yang telah disediakan Presiden langsung meresmikannya
Tidak hanya meresmikan terowongan Nanjung, Presiden juga di tempat yang sama secara langsung meninjau penandatanganan kontrak hasil tender dini tahun 2020.
• Cewek Cantik Berobat ke Ningsih Tinampi, Tubuh Sampai Diulek-ulek, Ia Bikin Pengakuan Mengejutkan
• Ada Pasien Suspect Corona di RSUD Waled, Pemkab Cirebon Imbau Warga Tidak Panik
Selesainya penandatanganan tersebut masih di area Terowongan Nanjung Jokowi secara simbolis bersama Emil, Dadang Naser, dan anggota DPR RI, Anang Susanto, Jokowi menanam pohon durian.
Begitu selesai penanaman pohon, Jokowi, Emil, dan rombongannya kembali berangkat untuk menuju Cimahi, ke acara selanjutnya. Rombongan kepresidenan kembali berangkat sekitar pukul 10.45 WIB.
Bandung Tak Lagi Banjir
Presiden Joko Widodo berharap sejumlah proyek di cekungan Bandung (Baleendah, Dayeuhkolot, Gedebage, Bojong Soang) bisa menolong kawasan tersebut tak lagi kena banjir.
Proyek-proyek tersebut di antaranya sodetan dan kolam retensi di Kabupaten Bandung serta terowongan air Nanjung yang baru selesai.
"Kalau ini (semua proyek) sudah bisa selesai, insya Allah setelah tahun 2020 ini banjir-banjir yang dulunya selalu terjadi di cekungan Bandung ini Insya Allah tidak terjadi pada tahun-tahun setelah 2020 ini," ujar Jokowi di terowongan Nanjung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020).
Jokowi mengatakan, dengan adanya terowongan Nanjung, kini banjir di cekungan Bandung berkurang. Hal itu terlihat dari jumlah korban banjir yang mengungsi dari 159.000 orang menjadi 77.000 orang.
Selain membangun terowongan air, sodetan, dan kolam retensi, pemerintah juga akan melakukan reboisasi dan revitalisasi di hulu sungai Citarum.
Dengan demikian daerah aliran sungai bisa berfungsi optimal menyerap air.
"Saya titip agar yang namanya rehabilitasi lahan yang di atas Citarum, reboisasi, penghijauan juga kami kerjakan sekarang. Kalau ini rampung, baru kamk masuk ke hilir yang juga memerlukan perhatian," ujar Jokowi.
"Ini pekerjaan besar yang satu per satu kita selesaikan sehinga sekali lagi kita harapkan dengan selesainya di akhir 2020 ini. Ke depan banjir benar-benar bisa kita minimilisir di kawasan Bandung," lanjut Presiden.
Tunnel Kembar
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan untuk mengatasi banjir di wilayah Jawa Barat saat ini sudah dibangun Terowongan Nanjung.
Pembangunan Terowongan Nanjung tersebut terbukti memperlancar aliran Sungai Citarum ke hilir. Dengan demikian, genangan banjir di Bandung akan berkurang.
"Kemudian di Sungai Citarum kami bikin Terowongan Nanjung 2," ucap Basuki, di Kementerian PUPR, Jumat (10/1/2020).

Terowongan Nanjung tersebut memiliki dua tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter.
Menurut Basuki, dibangunnya Terowongan Nanjung tersebut terbukti efektif dalam mengurangi banjir di Bandung, Jawa Barat.
Basuki mencontohkan saat terjadi banjir besar pada 17 Desember 2019 lalu, banjir Bandung dapat teratasi dengan adanya Terowongan Nanjung.
"Dibandingkan pada saat dulu belum ada terowongan, 300 milimeter itu (orang) sudah pakai sampan. Sekarang 424 milimeter orang masih pakai mobil," terang Basuki.
Pembangunan Terowongan Nanjung telah dimulai sejak November 2017 oleh kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk KSO dengan anggaran APBN sebesar Rp 316,01 miliar.
Selain Terowongan Nanjung, Kementerian PUPR telah membangun Kolam Retensi Cienteung seluas 25 hektar, Embung Gedebage, dan Sodetan Sungai Cisangkuy untuk mengatasi banjir.
Ketiga infrastruktur tersebut berfungsi dengan baik sebagai pengendali banjir di Kecamatan Dayeuhkolot dan Kabupaten Bojongsoang yang sebelumnya terdampak banjir paling parah.
Pembangunan sejumlah infrastruktur pengendali banjir di Provinsi Jawa Barat tersebut merupakan bagian dari penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum atau dikenal dengan Program Citarum Harum.
Hal tersebut sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. (*)