VIRAL Megathrust di Sulawesi Sebabkan Gempa dan Tsunami Raksasa, Ini Penjelasan Unhas dan BMKG

Adi menambahkan, daerah yang berisiko paling tinggi berada di tempat yang menghadap langsung dengan zona subdiduksi.

Editor: Machmud Mubarok
NET
Ilustrasi tsunami 

"Potensi, belum terjadi. Tetapi berdasarkan data-data geologi, di situ memang ada sebuah megathrust yang berpotensi untuk terjadi gempa bumi mencapai 8 (magnitudo), yang kemudian bisa menghasilkan gelombang tsunami kurang lebih 10 meter," tutur Adi.

Adi menambahkan, daerah yang berisiko paling tinggi berada di tempat yang menghadap langsung dengan zona subdiduksi.

"Yang membuat resah itu, seakan Makassar yang kemudian akan terkena. Padahal jarak antara megathrust ada di utara Pulau Sulawesi dengan Makassar hampir 1.200 kilometer," ucap Adi.

"Kalaupun terjadi yang namanya megathrust (gempa dan tsunami), tentu saja efeknya akan sangat kecil untuk Sulawesi Selatan, bahkan mungkin tidak akan," lanjut dia.

Penjelasan BMKG

Secara terpisah, Kepala Bidang Gempa Bumi BMKG Daryono mengatakan bahwa tidak ada zona megathrust di selat Makassar, melainkan hanya di utara Pulau Sulawesi.

Menurut dia, wilayah Pulau Sulawesi merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks.

"Disebut seismik aktif karena wilayah ini memiliki tingkat aktivitas gempa yang tinggi," kata Daryono saat diwawancara Kompas.com, Sabtu (11/1/2020).

Sementara, yang dimaksud dengan kompleks yaitu karena mempunyai banyak sebaran sumber gempa dengan berbagai mekanisme.

Daryono menjelaskan, dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017 yang diterbitkan oleh Pusat Studi gempa Nasional (PUSGEN), wilayah Pulau Sulawesi memiliki 48 struktur sesar aktif dan 1 zona Megathrust Sulawesi Utara.

Lebih lanjut Daryono menambahkan, di Sulawesi sendiri, zona megathrust ini berhadapan dengan wilayah pesisir pantai utara Sulawesi Utara, Gorontalo, dan sebagian Sulawesi Tengah bagian utara.

"Megathrust Sulawesi Utara merupakan sumber gempa yang berpotensi memicu gempa kuat," ujar dia.

Merunut ke sejarahnya, gempa dan tsunami menunjukkan bahwa di Pulau Sulawesi dan sekitarnya sejak tahun 1800, telah terjadi lebih dari 69 kali gempa merusak dan tsunami.

Peristiwa gempa merusak terjadi lebih dari 45 kali, sementara tsunami lebih dari 24 kali.

"Sebagaian besar gempa dan tsunami di Sulawesi dipicu oleh aktivitas sesar aktif, bukan aktivitas zona megathrust," papar Daryono.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved