Jelang Imlek
Kisah Ibang Satu-satunya Perajin Dodol Cina Khas Jatiwangi, Buka Sejak 1976 Tak Pernah Sepi Orderan
Ibang mengaku sejak awal bulan dirinya sudah mulai memproduksi dodol Cina tersebut lantaran kebanjiran orderan.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Bahkan, di tahun 2018 lalu, bisa membuat dodol Cina sebanyak 3,5 ton dodol.
"Paling tertinggi memproduksi pada tahun 2018 mencapai 3,8 ton, dan pastinya keuntungan paling banyak terjadi di tahun tersebut," ucap pria yang sudah 44 tahun menggeluti usaha dodol tersebut.
Menyinggung resep rahasia yang diproduksi oleh dia dan anggota keluarganya, Ibang menyebut, tidak ada yang spesial atau berbeda dengan cara pembuatan dodol yang berisi beras ketan dan gula itu.
Namun, dirinya selalu mengutamakan rasa di setiap proses pembuatan kue keranjang tersebut.
"Tidak ada yang beda sih, tapi kalau kami melakukan kesalahan sedikit, misal ketika pengukusan, api tiba-tiba mati, mending diulang lagi prosesnya, daripada citra rasa nanti akan berbeda dari biasanya," kata Ibang.
Lanjut Ibang, untuk saat ini, dirinya baru mendapatkan sekitar 3 kwintal orderan.
Namun, seiring masih beberapa hari lamanya waktu perayaan Imlek, dirinya menyebutkan masih ada langganan yang belum memesan kepadanya.
"Ini masih lama menjelang Imlek, besok-besok juga bakal ada lagi yang bakal order. Ya bisa lah seperti tahun lalu yang mencapai 2,5 ton produksi dodol," jelasnya.
Setiap kilogramnya, Ibang mematok harga sekitar Rp 32 ribu per tiga buah dodol.
Namun, jika ukuran dodolnya lebih kecil, bisa mendapatkan empat buah dodol per kilonya. (*)