Banjir Diprediksi Bakal Kembali Menerjang, Waspada 5 Penyakit Yang Sering Muncul Saat Air Menggenang

per tanggal 1 Januari 2020 pukul 22.00 WIB, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang bakal kembali terjadi.

Editor: Machmud Mubarok
Tribun Jabar/Hilman
Banjir bandang yang menerjang Perumahan Cimareme Indah, Blok D RT 04/03, Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) membuat 8 unit motor dan 4 mobil hanyut terbawa air, Selasa (31/12/2019). 

TRIBUNCIREBON.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem bakal terjadi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Berdasarkan keterangan tertulis yang disampaikan BMKG, per tanggal 1 Januari 2020 pukul 22.00 WIB, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang bakal kembali terjadi.

Cuaca tersebut akan terjadi di sejumlah daerah di antaranya Rajeg, Mauk, Sepatan, Benda, Batuceper, Kalideres, Kosambi, Cengkareng, Sawah Besar, Kemayoran, Kelapa Gading, Johar Baru, Senen, Cempaka Putih, Kawasan Pulo Gadung, Cakung, Bekasi Utara, Cilandak, Pasar Minggu, Jaga Karsa, Cipayung, dan sekitarnya. 

Hal demikian tak menutup kemungkinan akan meluas ke wilayah Gunung Sindur, Sawangan, Pancoranmas, Balaraja, Kresek, Kronjo, Pakuhaji, Teluknaga, Penjaringan, Tambora, Tamansari, Gambir, Grogol Petamburan, Kebon Jeruk, Kembangan, Cipondoh, Tangerang, Jati Uwung, Pasarkemis, Tigaraksa, Cisoka, Cikupa, Curug, Legok, Serpong, Parungpanjang, Tenjo, Rumpin, Parung, Bojonggede, Sukmajaya, Cimanggis, Jatiasih, hingga Pondok Gede.

Diperkirakan hujan dengan intensitas tinggi melanda Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Tarumajaya, Cilincing, Koja, Tanjung Priok, Pademangan, Menteng, Tanah Abang, Palmerah, Ciledug, Pesanggrahan, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Setiabudi, Tebet, Jatinegara, Matraman, Duren Sawit, Makasar, Ciracas, Pasar Rebo, Kramat Jati, Mampang Prapatan, Pancoran, Beji, Limo, Pamulang, Ciputat, dan Pondok Aren.

Selain itu, Tambun, Bekasi Timur, Bantargebang, Gunung Putri, Babelan, Muaragembong, Tambelang, Sukatani, Cabangbungin, Pebayuran, Kedung Waringin, Cikarang, Lemahabang, Serang, Cibitung, Cibarusah, Cileungsi, Setu, Cibinong, Cigudeg, Jasinga, Jonggol, Cariu, Semplak, Citeureup, Kedunghalang, dan sekitarnya juga diperkirakan akan terdampak.

REAKSI Warga Jakarta di Medsos soal Banjir, Anies Baswedan Diolok-olok, Nama Ahok Dielu-elukan Lagi

Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pukul 01.30 WIB. Karena itu, masyarakat diminta selalu waspada dengan ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Kepala Pusat Meteorologi Publik di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG), Fachri Radjab mengatakan, intensitas hujan di Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek diperkirakan masih tinggi dalam sepekan mendatang.

Selain itu, kondisi pasang air laut pun masih akan terjadi.

"Yang bisa kami tambahkan di sini adalah bahwa intensitas hujan sedang dan lebat di Jabodetabek masih ada sampai dengan tujuh hari ke depan. Kondisi pasang air laut terjadi pada 5-6 Januari, " ujar Fachri dalam konferensi pers di Lapangan Monas, Rabu (1/1/2020).

WANITA Hamil di Kota Tangerang Ngamuk Pergoki Pacarnya Bonceng Wanita Lain Saat Ditilang Polisi

Sehingga, hal yang perlu dicermati masyarakat adalah saat ini wilayah Jabodetabek belum memasuki puncak musim hujan.

"Jadi kita masih awal. BMKG akan menginformasikan warning (curah hujan tinggi) itu dalam 3 jam sebelum kejadian, seperti halnya yang kami informasikan ke masyarakat," ujar Fachri.

Sebelumnya, BMKG mengungkapkan adanya curah hujan ekstrem yang menyebabkan terjadinya banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Berdasarkan pengukuran curah hujan yang dilakukan oleh BMKG di tiga titik, curah hujan di Jakarta pada pergantian tahun 2020 tercatat tinggi.

Dari keterangan tertulis BMKG pada Rabu (1/1/2020), hasil pemantauan itu yakni di Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma (Jakarta Timur), curah hujan mencapai 377 milimeter (mm).

Kemudian, dari hasil pengukuran di Taman Mini (Jakarta Pusat), curah hujan tercatat sebesar 335 mm.

Terakhir, hasil pemantauan di Jatiasih, Bekasi, curah hujan tercatat sebesar 259 mm.

Kemudian, BMKG juga mencatat curah hujan tinggi sebelum 2020. Berdasarkan catatan itu, intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir besar pada tahun tersebut.

Pada 1996, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta sebesar 216 mm/hari. Kemudian, pada 2002 BMKG mencatat curah hujan Jakarta sebesar 168 mm/hari.

Lalu, pada 2007 BMKG mencatat curah hujan di Jakarta mencapai 340 mm/hari. Pada 2008, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta sebesar 250 mm/hari.

Setelah itu, pada 2013, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta sebesar 100 mm/hari. Pada 2015, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta, mencapai 277 mm/hari.

Kemudian, pada 2016, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta berkisar antara 100-150 mm/hari.

Merujuk pada data di atas, BMKG menyebut kondisi curah hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dan melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara.

Sehingga menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. BMKG memprediksi masih terjadi hujan pada hari ini sehingga masih mungkin terjadi banjir lagi. 

5 Penyakit

Air yang menggenangi pemukiman dan wilayah lainnya selama banjir terjadi bisa menyebabkan timbulnya sejumlah penyakit.

Itulah mengapa menjaga higienitas selama banjir tetap diperlukan. Misalnya, mencuci tangan secata rutin dan menjaga kebersihan makanan.

Ada dua tipe penyakit yang mengintai para korban banjir, yaitu disebabkan oleh makanan atau yang ditularkan dari kondisi air yang tidak bersih.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, banjir bisa menyebabkan peningkatan penyakit vektor (vector borne diseases).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan dalam situs resminya bahwa yang termasuk vektor adalah nyamuk, kutu, dan kutu yang menyebarkan patogen.

Seseorang yang tergigit oleh vektor dan mengalami sakit memiliki penyakit yang ditularkan melalui vektor.

"Banjir bisa secara langsung berdampak pada peningkatan penyakit yang ditularkan melalui vektor melalui ekspansi jumlah dan jangkauan habitat vektor," demikian menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Berikut lima penyakit umum yang mengintai para korban banjir, sebisa mungkin kamu mengenali gejala-gejalanya:

1. Disentri

Disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare parah disertai darah. Dalam beberapa kasus, lendir ditemukan dalam tinja. Penyakit ini biasanya berlangsung selama tiga hingga tujuh hari.

Gejalanya meliputi:

-Kram atau nyeri perut.

- Mual.

- Muntah.

- Demam dengan suhu tubuh 38 derajat Celcius atau lebih

- Dehidrasi yang dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani.

2. Kolera

Kolera adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae.

Penyakit ini ditularkan melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Risiko terbesar penyakit ini adalah ketika pasien mengalami dehidrasi.

Adapun gejala kolera meliputi:

- Demam ringan.

- Sakit badan.

- Nyeri dan kram perut.

- Kelesuan dan kelelahan.

- Rasa haus berlebihan.

- Sakit kepala, dan

- Hilangnya elastisitas kulit.

 3. Demam berdarah

Demam disertai ruam dan nyeri otot adalah gejala umum demam berdarah. Jika dirinci, gejala yang dialami penderita demam berdarah meliputi:

- Demam dengan serangan tiba-tiba, suhu tubuh seringkali meningkat hingga 40 hingga 40,5 derajat Celcius.

- Ruam-ruam yang muncul tiga sampai empat hari setelah timbulnya gejala, mulai dari bagian batang tubuh, menyebar ke wajah, lengan dan kaki. Nyeri otot (mialgia) Nyeri sendi (arthralgia), dan

- Sakit kepala.

4. Mata merah

Salah satu infeksi yang paling umum terjadi adalah konjungtivitis yang juga dikenal sebagai mata merah.

Konjungtivitis adalah infeksi pada konjungtiva atau lapisan di luar kornea yang mengelilingi area putih mata yang disebut sklera.

Gejala penyakit ini antara lain:

- Kemerahan di bagian putih mata atau kelopak mata bagian dalam.

- Peningkatan jumlah air mata.

- Kotoran tebal berwarna kuning yang menutupi kulit mata, terutama setelah tidur.

- Keluarnya kotoran berwarna hijau atau putih dari mata.

- Mata yang gatal.

- Rasa terbakar pada mata.

- Pengelihatan kabur, dan

- Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya.

5. Malaria

Malaria adalah penyakit mengancam nyawa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.

Gejala awal seperti sakit kepala, demam dan kedinginan yang mungkin ringan dan sulit dikenali sebagai malaria.

Jika tidak dirawat dalam waktu 24 jam, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi penyakit parah, seringkali menyebabkan kematian.

Gejala lainnya antara lain:

- Banyak berkeringat.

- Sakit kepala.

- Mual.

- Muntah.

- Sakit perut.

- Diare.

- Anemia.

- Nyeri otot

- Tinja berdarah.

Selain lima penyakit tersebut, sakit akut pada area terinfeksi, kotoran telinga, pusing, sakit kepala bersamaan dengan sakit telinga, hingga sakit tenggorokan merupakan masalah kesehatan yang juga umum terjadi pada korban banjir.

Kepada laman health.com, dokter pengobatan darurat dan senior di Johns Hopkins University Center for Health Security, Amesh Adalja, MD, mengatakan bahwa paparan penyakit tersebut memang tk terhindarkan ketika banjir terjadi.

Termasuk untuk menemukan penanganan medis yang layak setelahnya. Namun, Adalja mengatakan, orang-orang bisa meminimalisasi risiko terkena sakit dengan mencoba mempraktikkan higienitas yang baik sebisa mungkin.

Seperti menghindari paparan air banjir pada mulut, hidung, dan mata. "Menghindari air banjir dari tubuh kita menjadi langkah terbaik. Itulah mengapa evakuasi adalah hal terbaik yang harus dilakukan," katanya.

Jika kamu mengalami sakit karena terdampak banjir, cobalah komunikasikan dengan dokter dan tenaga medis lainnya jika berkesempatan mendatangi atau bertemu dengan mereka. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jadi Korban Banjir, Waspadai Gejala 5 Penyakit Berikut", https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/02/100951520/jadi-korban-banjir-waspadai-gejala-5-penyakit-berikut?page=2.
Penulis : Nabilla Tashandra
Editor : Bestari Kumala Dewi

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Keluarkan Peringatan Dini, Hujan Disertai Angin Kencang Landa Wilayah Ini", https://nasional.kompas.com/read/2020/01/01/23351421/bmkg-keluarkan-peringatan-dini-hujan-disertai-angin-kencang-landa-wilayah.
Penulis : Fitria Chusna Farisa
Editor : Dony Aprian

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved