Kesehatan
Ini Efek Samping Pil KB yang Belum Diketahui Banyak Orang
Ketika dikonsumsi dengan tepat, pil KB dapat mencegah kehamilan hingga lebih dari 99 persen.
Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Fauzie Pradita Abbas
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Ketika dikonsumsi dengan tepat, pil KB dapat mencegah kehamilan hingga lebih dari 99 persen.
//
Artinya dari 1000 wanita yang mengonsumsi pil KB sebagai metode kontrasepsi, kurang dari sepuluh orang yang mengalami kegagalan berupa kehamilan.
Namun di balik efektivitas pil KB tersebut, adakah risiko bagi penggunanya?

Selain itu, pil juga akan membuat sperma kesulitan mencapai sel telur atau menghalangi sel telur menempel pada lapisan rahim.
Sejalan dengan cara kerja pil KB tersebut, tidak jarang menimbulkan efek samping bagi penggunanya.
Mulai dari yang sangat ringan, hingga dampak yang cukup mengganggu.
Berikut ini beberapa risiko efek samping yang dapat dipicu oleh penggunaan pil KB seperti dikutip alodokter.com:
1. Mual
Reaksi ini kemungkinan akan hilang dalam dua bulan. Cobalah untuk mengonsumsi bersama dengan makanan sebelum beralih ke metode kontrasepsi lain.
2. Sakit kepala dan rasa tidak nyaman pada payudara
Efek ini biasanya akan terasa pada awal mengonsumsi pil KB. Jika efek tersebut tidak berkurang, pertimbangkan untuk berganti merek obat atau metode kontrasepsi dan konsultasikan dengan dokter.
3. Pendarahan secara tiba-tiba di luar masa haid
Pengguna pil KB bisa saja mengalami pendarahan yang terjadi tanpa diduga, di luar masa haid. Mengonsumsi pil KB dengan waktu yang sama tiap hari kemungkinan bisa membantu meringankan. Namun jika Anda merasa khawatir atau tidak nyaman, konsultasikan dengan dokter.
4. Peningkatan berat badan
Walau tergolong efek samping yang jarang, beberapa wanita mengalami kenaikan berat badan tubuh. Hal ini umumnya terjadi karena penumpukan cairan. Efek samping ini biasanya tidak berlangsung lama dan berat badan bisa kembali normal setelah beberapa waktu menggunakan pil KB.
5. Gairah seks yang menurun
Jika mengalami hal ini, Anda bisa mencoba jenis pil KB yang berbeda. Sebagian wanita bisa terbantu jika menggunakan pil yang mengandung hormon androgen. Apabila hal tersebut tidak berhasil, ganti metode kontrasepsi Anda.
6. Perubahan suasana hati yang terjadi secara mendadak
Jika tidak ada hal lain yang menyebabkan hal itu dan pil KB dirasa sebagai penyebab utama, Anda dapat beralih ke metode kontrasepsi nonhormonal.
Ketika baru mulai mengonsumsi obat, efek samping yang terjadi bisa mengganggu.
Tapi pada umumnya gejala efek samping akan berkurang seiring tubuh menyesuaikan diri dengan penggunaan obat.
Namun jika Anda tidak tahan atau gejala tidak mereda, Anda dapat beralih ke merek atau metode kontrasepsi lain.
Kemungkinan Dampak Lebih Serius
Bagi sebagian besar wanita, pil KB aman untuk dikonsumsi dan hanya menimbulkan efek samping yang ringan.
Meski demikian, perlu diketahui bahwa alat kontrasepsi ini memiliki risiko lain yang tergolong tinggi, terutama bagi wanita dengan kondisi tertentu.
Kandungan hormon estrogen dalam pil KB dapat menyebabkan darah lebih mudah menggumpal.
Jika sampai terbentuk gumpalan darah beku, maka dapat menyebabkan trombosis vena pada kaki, gumpalan darah beku pada paru-paru atau memicu serangan jantung atau stroke.
Risiko ini memang tergolong sangat jarang dialami, namun konsultasikan kembali dengan dokter jika Anda memiliki faktor risiko yang membuat Anda lebih rentan.
Sementara itu, penelitian mengenai kaitan efek samping pil KB dengan kanker payudara masih terus dilakukan.
Ada yang menyebutkan pengguna alat kontrasepsi hormonal, termasuk pil, memiliki kemungkinan sedikit lebih tinggi untuk terdiagnosis kanker payudara.
Namun dengan berhenti mengonsumsi pil KB selama 10 tahun, risiko terkena kanker payudara akan kembali menurun seperti mereka yang tidak pernah mengonsumsi pil KB.
Sementara untuk risiko kanker serviks dan sejenis kanker hati, belum terbukti sepenuhnya terkait dengan penggunaan pil KB.
Untuk itu, penting untuk mengetahui tentang adanya beberapa kondisi yang dapat terjadi akibat efek samping pil KB yang serius, antara lain:
- Nyeri di bagian dada.
- Sakit perut.
- Gangguan pandangan, misalnya pandangan kabur atau samar.
- Sakit kepala yang tidak tertahankan.
- Bengkak atau nyeri pada kaki dan paha.
Faktor-faktor Risiko yang Perlu Diperhatikan
Metode kontrasepsi pil ini terbilang praktis karena dapat dibeli secara bebas. Namun, sebelum memutuskan menggunakannya, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli medis atau dokter. Bagi wanita dengan dua atau lebih ciri-ciri berikut sebaiknya menghindari konsumsi pil KB:
- Berusia lebih dari 35 tahun.
- Berat badan berlebih atau obesitas dengan indeks massa tubuh atau body mass index 35 atau lebih.
- Perokok atau baru saja berhenti merokok selama satu tahun.
- Memiliki saudara dekat yang memiliki riwayat gumpalan darah beku pada usia kurang dari 45 tahun.
- Tidak mampu bergerak untuk periode yang panjang, misalnya karena menggunakan kursi roda atau kaki yang harus menggunakan gips.
Jika Anda hanya mengalami satu dari faktor-faktor yang disebutkan di atas, Anda bisa mengonsumsi pil KB, tapi secara berhati-hati. Kenali efek samping yang telah disebutkan di atas dan konsultasikan dahulu pada dokter sebelum mulai mengonsumsi pil KB.
Anda juga sebaiknya menghindari pil KB jika:
- Memiliki riwayat penggumpalan darah.
- Menderita serangan migrain yang parah
- Memiliki gangguan empedu atau hati.
- Memiliki kelainan jantung atau sakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi.
- Mengidap diabetes dengan komplikasi atau terserang diabetes lebih dari 20 tahun.
- Mengidap kanker payudara.
Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan kontrasepsi paling sesuai berdasarkan riwayat kesehatan Anda dan pasangan, guna menekan efek samping dan risiko. Semoga membantu.
Bagaimana dengan KB spiral?
KB spiral atau sering juga disebut intrauterine device (IUD) merupakan alat kontrasepsi berbahan dasar plastik yang bentuknya seperti huruf T.
Alat ini akan dimasukkan ke dalam rahim Anda. Pada alat ini terdapat tali yang akan menggantung dari leher rahim hingga ke dalam vagina Anda.
Sebelum memasukkan KB spiral ke dalam rahim, dokter bisa memberikan bius lokal atau obat pereda sakit untuk diminum. Proses pemasangan KB spiral hanya berlangsung sekitar 15 hingga 20 menit.
Seperti dikutip alodokter.com, jenis KB ini sendiri ada dua, yaitu KB spiral berlapis tembaga dan yang mengandung hormon.

KB spiral berlapis tembaga
KB ini mengandung tembaga dan tidak mengandung hormon. Efektifitas KB ini dapat mencegah kehamilan hingga 10 tahun sejak pemasangan pada hari pertama.
Cara kerja KB ini mencegah pembuahan pada sel telur, yaitu dengan melepaskan unsur tembaga secara perlahan-lahan. Tembaga di dalam rahim menghalang sel-sel sperma untuk naik dan mencapai sel telur.
Dengan demikian, KB spiral tembaga mencegah terjadinya pembuahan.
KB spiral mengandung hormon
KB ini dilapisi oleh hormon progestin. Sekali pasang, alat ini bisa mencegah kehamilan hingga 3-5 tahun tergantung merek.
Dari lamanya ketahanan, KB spiral hormon tidak bertahan selama KB spiral tembaga.
Cara KB ini dalam mencegah pembuahan sel telur, yaitu dengan mencegah penebalan dinding rahim sehingga sel telur yang telah dibuahi tidak bisa bertumbuh.
KB ini juga bisa membuat leher rahim dipenuhi lendir yang lengket sehingga sperma tidak bisa masuk ke rahim.
Anda cocok memakai KB jenis ini jika pernah hamil. Wanita yang belum pernah hamil biasanya akan lebih merasakan sakit dan kram setelah pemasangan KB spiral.
Kemungkinan KB spiral copot juga lebih rentan terjadi pada wanita yang belum pernah hamil. Meski begitu, KB spiral tetap bisa mereka jadikan pilihan.
KB ini juga cocok digunakan oleh ibu menyusui. Namun dokter menyarankan agar pemasangannya berjarak satu setengah bulan setelah melahirkan.
Sisi Positif
Selain sangat efektif dalam menekan angka kelahiran, KB spiral juga memiliki banyak keunggulan lainnya.
KB spiral berlapis tembaga
1. Bisa dipakai sebagai alat KB darurat jika dipasang dalam waktu lima hari setelah hubungan seks tanpa alat pengaman.
2. Bisa dilepas kapan saja.
3. Kesuburan bisa kembali dengan cepat setelah pelepasan.
4. Risiko Anda terkena kanker endometrium dan kanker serviks menurun.
5. KB jenis ini tidak membawa risiko efek samping seperti metode kontrasepsi hormonal lainnya.
KB spiral berlapis hormon
1. Mengurangi nyeri saat haid dan sakit akibat endometriosis.
2. Mengurangi risiko terkena kanker endometrium dan kanker serviks.
3. Bisa dilepas kapan saja.
4. Setelah dilepas, kesuburan Anda bisa kembali normal dengan cepat.
5. Pendarahan menstruasi berkurang setelah beberapa bulan penggunaan.
6. Penggunaan KB jenis ini bisa membuat leher rahim dipenuhi lendir. Hal ini bisa menghalang bakteri masuk sehingga
7. Risiko Anda terkena penyakit menular seksual menurun.
8. Tidak memiliki risiko terkena efek samping terkait metode kontrasepsi yang mengandung estrogen.
9. Tidak membuat kegemukan.
10. Mengurangi risiko terkena kehamilan ektopik.
Sisi Negatifnya
Di balik keunggulannya, KB spiral juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah mahalnya biaya pemasangan KB spiral.
Selain itu, jika Anda ingin berhenti menggunakannya, maka hanya dokter yang bisa mencopotnya.
KB ini juga tidak dilengkapi dengan alat pelindung yang bisa mencegah Anda terkena penyakit menular seksual.
Oleh karena itu, penggunaan KB ini disarankan bagi Anda yang memiliki satu pasangan seksual saja dan pasangan Anda itu juga hanya memiliki satu pasangan seksual, yaitu Anda.
Jika Anda memilih KB spiral hormon, maka kemungkinan Anda bisa terkena kista ovarium. KB spiral hormon juga berpotensi menyebabkan efek samping yang bisa mengganggu, seperti jerawat, sakit kepala, perubahan mood, dan nyeri payudara.
Namun Anda tidak perlu khawatir karena efek samping tersebut biasanya hilang setelah beberapa bulan pemakaian.
Jika Anda memilih KB spiral tembaga, maka kemungkinan Anda akan mengalami peningkatan pendarahan menstruasi atau kram.
Kelemahan KB spiral lainnya, yaitu tidak semua orang bisa memakainya.
KB spiral tembaga tidak bisa dipakai oleh Anda yang memiliki penyakit radang panggul, kanker serviks, kanker payudara, kelalaian pada rahim, yang mengalami pendarahan vagina tanpa sebab, berisiko tinggi terkena penyakit menular seksual, atau pernah memiliki masalah saat menggunakan KB spiral.
Bagi wanita, memilih alat KB bukanlah hal mudah.
Namun jika Anda ingin alat KB yang bertahan lama dan efektif, KB spiral adalah pilihan yang tepat.
Sebelum memutuskan memakai KB ini, pastikan Anda kandidat yang tepat untuk memakai KB spiral.
Jika Anda masih bingung, konsultasikan hal ini kepada dokter kandungan.