Nasional

Susi Pudjiastuti Semprot Sufmi Dasco Ahmad Karena Dituduh Sewa Pesawat Sendiri saat Jadi Menteri

Tudingan tidak sedap itu disampaikan oleh Wakil Ketua DPR RI dari Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad dari akun twitternya.

Tribunnews
Susi Pudjiastuti 

TRIBUNCIREBON.COM- Ditengah polemik kebijakan Edhy Prabowo yang banyak disorot karena dibandingkan dengan kebijakan Susi Pudjiastuti yang dinilai lebih baik, muncul tudingan tidak sedap kepada Susi Pudjiastiti.

Tudingan tidak sedap itu disampaikan oleh Wakil Ketua DPR RI dari Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad dari akun twitternya.

Dia mengunggah fotonya saat bersama Menteri Edhy Prabowo dan menuliskan cuitan tuduhan kepada Susi Pudjiastiti.

Dia menuliskan bahwa semasa menjabat Menteri, Susi Pudjiastuti sering mencharter pesawat milik Susi Pudjiastuti sendiri.

Tudingan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Kepada Susi Pudjiastuti
Tudingan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Kepada Susi Pudjiastuti (Twitter Sufmi Dasco)

"Bro menteri @Edhy_Prabowo, ttp smgt jadi menterinya Nelayan Indonesia, jgn hirauin serangan Lobster yg blm moveon, nanti rakyat yg menilai. tetaplah sederhana dinas kemana2 ttp pakai pesawat komersil, jgn charter pesawat apalagi kemudian nyewanya maskapai sendiri. Gak keren bgt," tulisnya.

Cuitan ini pun mengusik Susi Pudjiastiti, yang langsung menjawab tudingan tersebut melalui akun Twitternya @susipudjiastuti.

"Bpk Doctor Dasco, sebelum bicara di public, cek dr sisi tata kelola uang negara ttg charter pesawat pribadi, ada pelanggaran pk doctor bisa minta yg berwenang untk periksa. Pak Doctor mestinya tahu ada brp kali saya kasih tumpangan pesawat pribadi orang KKP jg lobster sitaan," cuitnya

"Bapak Doctor, pasti tahu susiair menyewakan pesawatnya & jenis pesawatnya pasti tahu kemana saja susiair terbang. Bapak Doctor juga pasti tahu tentang sustainability sumber daya alam yg menjadi hajat hidup orang banyak. Bapak doctor juga pasti tahu tentang plasma nutfah itu apa," lanjutnya.

Jawaban Susi Pudjiastuti ini pun tidak ditanggapi Sufmi Dasco.

Namun jawaban Susi menjadi perhatian warganet dan banyak yang menyatakan dukungan kepada Susi Pudjiastuti dan ada yang memintanya menenggelamkan Sufmi Dasco dan Edhy Prabowo.

Susi Tak Setuju Ekspor Benih Lobster Disamakan dengan Ekspor Nikel

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali merespons soal ekspor benih lobster.

Kali ini, soal pernyataan Menteri KP Edhy Prabowo yang menyamakan ekspor benih lobster dengan ekspor nikel.

Susi menyebut dirinya tidak sependapat dengan Edhy.

Pasalnya menurut Susi, nikel adalah benda mati yang sewaktu-waktu memang bisa habis. Sedangkan lobster adalah benda hidup yang bisa terus ada jika dijaga.

" Nikel adalah SDA yg tidak renewable/ yg bisa habis. Lobster adalah SDA yg renewable, yg bisa terus ada & banyak kalau kita jaga!!!!!," kicau Susi Pudjiastuti dalam akun twitternya @susipudjiastuti, Selasa (17/12/2019).

Lebih lanjut Susi menyebut, lobster sebagai SDA yang renewable, cara penangkapannya maupun pemeliharaannya pun harus diperhatikan.

Menurut dia, pengambilan tidak perlu menggunakan kapal besar atau alat modern lainnya.

Negara pun wajib menjaga sumber daya ini dengan baik dan benar. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya alam renewable yang ekstraktif dan masif harus dilarang.

Lobster
Lobster (Int)

"Pengelolaan SDA yg renewable secara instant extractive & massiv harus dilarang. Apalagi pengambilan plasmanutfahnya. Its A NO NO !! Sblm thn 2000 an Lobster ukuran >100 gram di Pangandaran & sekitarnya pd saat musim bisa 3 sd 5 Ton per hari. Sekarang 100 kg/ hari saja tdk ada," ucap Susi.

Sebetulnya kata Susi, tak hanya di Indonesia saja ekspor benur dilarang. Di negara-negara lain seperti Australia, India, dan Cuba, lobster tidak diambil bibitnya.

Di Australia misalnya, pengambilan lobster minimal berukuran 1 pound dan ukurannya pun turut diatur.

"Australia, India, Cuba dll yg ada Panulirus Hommarus mrk tidak ambil bibitnya, mrk ambil size tertentu saja. Australia min 1 pound &max size jg diatur. Yg besar bisa jadi indukan yg produktif. Mrk tidak budidayakan bibit, tidak ekspor bibit. Apakah krn mrk lebih bodoh dr kita????," sebut Susi.

Seperti diberitakan, sebelumnya Menteri KP Edhy Prabowo menyamakan ekspor benih lobster yang masih dalam kajian dengan ekspor nikel.

Dia mengatakan, nikel dieskpor sejak tahun 2016 hingga 2019 untuk menunggu perusahaan siap membuka pengolahannya.

Begitu pun nantinya lobster yang diekspor guna menunggu industri pengolahannya siap.

Kemudian ekspor akan diberhentikan seperti bijih nikel yang akan berhenti diekspor mulai Januari 2020.

(Kompas.com/Tribunnews.com)

 
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved