Kisah Pilu Dimas, Usia 12 Tahun Hanya 10 Kg, Lahir Prematur Ibu Meninggal, Bapak Jadi Tukang Ojek
Dimas saat ini mengalami gangguan di saraf punggung dan kepala. Tak hanya itu, tenggorokannya pun sempit dan kondisi ini mengganggu pita suaranya.
Kondisi ekonomi yang sulit tersebut sempat membuat Melati enggan melanjutkan sekolah. Dirinya ingin bekerja agar bisa membantu orangtua.
Tapi Ramelan menekankan pentingnya pendidikan bagi Melati meski harus menjual berbagai perabot di rumah.
Ramelan menuturkan, dirinya berangkat ngojek saat Dimas tidur. Biasanya, menurut Ramelan, Dimas tidur saat azan Subuh dan bangun sekira pukul 11.00 hingga 13.00.
"Ngojek itu dapatnya hanya sekitar Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu, karena saya tidak bisa full kerja. Tapi yang penting bisa buat saku Melati sekolah," terangnya.
Harapan Ramelan Ramelan menyadari, dirinya tak bisa meninggalkan Dimas sendirian, Ramelan berharap bisa membuka usaha di depan rumah.
Harapannya, dia bisa berjualan makanan kecil dan es untuk melayani warga sekitar.
Kompas.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Ramelan. Jika hari Anda tergerak untuk membantu meringankan beban Ramelan untuk menghidupi kedua anaknya, klik di link ini. (Penulis: Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana | Editor: Aprillia Ika)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mari Bantu Dimas, Bocah 12 Tahun yang Lahir Prematur, Alami Gangguan Saraf Punggung dan Sang Ibu Meninggal karena Serviks", https://regional.kompas.com/read/2019/12/09/19150051/mari-bantu-dimas-bocah-12-tahun-yang-lahir-prematur-alami-gangguan-saraf?page=all#page2.
Editor : Michael Hangga Wismabrata