Wisata Indramayu
Sejarah Terbentuknya Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Karangsong Indramayu, Dulu Sering Kena Abrasi
Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Karangsong sekarang menjelma menjadi primadona wisatawan saat berkunjung ke Kabupaten Indramayu.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Disebutkan Roksikin, asal muasal Hutan Mangrove ini turut menjadi daya tarik wisatawan khususnya dari luar daerah untuk berkunjung ke Kabupaten Indramayu.
Banyak dari para wisatawan khususnya dari luar daerah sengaja datang ke Ekowisata Hutang Mangrove Karangsong Indramayu untuk sekedar study banding atau belajar.
Mereka belajar bagaimana menerapkan pembudidayaan Hutan Mangrove Karangsong untuk diterapkan di daerahnya masing-masing.
"Selain berwisata, banyak pengunjung ke sini untuk menanyakan asal mula atau sejarah dari Hutan Mangrove Karangsong," ujar dia.
Arboretum Mangrove
awasan Ekowisata Hutan Mangrove Karangsong Indramayu bisa menjadi tempat alternatif untuk berwisata sekaligus belajar.
Koordinator Lapangan Kelompok Pantai Lestari, Roksikin mengatakan, di lahan seluas 20 hektare ini terdapat ribuan tanaman mangrove dari beragam jenis seperti Rhizophora, Avicennia, Bruguiera, dan masih banyak lagi.
"Selain berwisata untuk anak-anak sekolah baik dari tingkat TK sampai mahasiswa itu kita ada tempat namanya Arboretum Mangrove," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Karangsong Indramayu, Minggu (17/11/2019).

Arboretum Mangrove ini, disebutkan Roksikin merupakan wahana khusus sebagai media pembelajaran keanekaragaman hayati tamanan mangrove.
Ada ribuan pohon dari 29 jenis flora yang ditanam di Arboretum Mangrove.
"Di Arboretum Mangrove pelajar akan diedukasi tentang mangrove, mulai dari cara pembibitan, penyemaian, mengenal jenis-jenisnya," ujar dia.
Selama belajar, para pelajar itu juga akan ditemani oleh seorang tour guide atau pemandu.
Tour guide ini bertugas menemani sekaligus memberi penjelasan kepada para pelajar terkait ragam pengetahuan mengenai tanaman mangrove.
Tidak hanya edukasi mengenai flora, di Arboretum Mangrove ini juga dijadikan sebagai tempat penangkaran habitat alami bagi 33 spesies burung.
Dari ke-33 spesies burung itu, 9 di antaranya termasuk kedalam satwa yang di lindungi dan 1 spesies lagi terancam punah.