WASPADA, Indramayu Berpotensi Gempa Bumi Terpusat di Kecamatan Terisi, BMKG Pasang Alat Deteksi
Tercatat ada sebanyak 4 bencana alam yang berpotensi menimpa Kabupaten Indramayu mulai tahun 2019 ini.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Muhamad Nandri Prilatama
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (FTTM ITB) Sri Widiyantoro mengatakan, sesar Baribis masih menjadi perdebatan dan perlu dibuktikan dengan penelitian di lapangan.
"Memang ada studi yang mengindikasikan Sesar Baribis mengarah ke Jakarta. Kami dari tim nasional mencoba mencari bukti di lapangan. Di lapangan belum terlalu jelas," ungkap Widiyantoro.
Kepala Bidang Informasi gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, mengungkap bahwa sesar Baribis diduga merentang dari Purwakarta, mengarah ke barat, tetapi tertimbun material sedimen.
"Dugaan itu harus kami buktikan dengan monitoring micro earthquake," katanya.
Meski demikian, ia menilai bahwa sumber gempa Jakarta tahun 1699 sangat dekat dengan Jakarta.
"Gempa 1699 itu sangat lokal. Hanya Jakarta saja yang rusak. Artinya, sumbernya ya dekat situ," ungkapnya. Masih misteri
Sependapat dengan Widiyantoro, Rovicky Dwi Putrohari yang juga ahli geologi dan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) mengatakan keberadaan patahan sesar Baribis masih dalam tahap dugaan.
"Adanya sesar Baribis ini dibuat dengan penelitian geodetik yang sangat bagus. Kemudian digabungkan dengan penelitian gempa-gempa masa lalu, termasuk gempa zaman kolonial. Tapi keberadaannya masih dalam tahap dugaan karena patahannya di bawah tanah yang sampai saat ini belum dapat dipastikan," ujarnya kepada Kompas.com saat dihubungi Rabu (3/10/2018).
Ia juga menganjurkan untuk diadakan penelitian lebih lanjut terkait sesar Baribis untuk mengetahui keberadaannya dengan lebih jelas.
"Dan kemudian kalau dapat dipastikan keberadaannya dengan data-data yang lain, perlu dilihat apakah aktif atau tidak," imbuhnya. (*)