7 Fakta Mengejutkan Soal Nurzen Bocah Penjual Kerupuk Keliling yang Ditinggal Ayah dan Ibunya

ide jadi anak angkat dengan cara anggota fraksi iuran giliran untuk membantu pun sempat tercetus.

Editor: Machmud Mubarok
ISTIMEWA
Nurzen, pemuda berusia 19 tahun bertubuh bocah, yang berjualan kerupuk. 

Laporan Wartawan Tribun, Ferri Amiril Mukminin

TRIBUNCIREBON.COM, CIANJUR - Fakta mengejutkan terungkap soal Nurzen (12) bocah yang terpaksa berjualan kerupuk keliling untuk membantu sang nenek karena ditinggal ayah dan ibunya.

Dinas Sosial Kabupaten Cianjur langsung bergerak cepat menerima laporan tersebut. Beberapa fakta baru pun terungkap dari hasil penelusuran tim Dinas Sosial.

1. Usia 19 Tahun

Hasil penelusuran Dinsos, usia Nurjen sebenarnya kurang lebih 19 tahun. Tapi karena ada kelainan kondisi tubuhnya kecil sehingga di kartu keluarga oleh almarhum Kakeknya dimudakan dan disesuaikan dengan kondisi tubuhnya. Alasan almarhum sang kakek karena ingin memasukan cucunya tersebut ke sekolah dasar.

Jadi dalam kartu keluarga usia Nurjen 13 tahun.

2. Punya Saudara

Hasil penelusuran Dinsos, diketahui Nurjen mempunyai satu orang adik yang usianya Kurang lebih 14 tahun kelas 1 Madrasah Tsanawiyah.

3. Penerima BPNT

Kondisi keluarga termasuk keluarga penerima manfaat bahkan sudah dapat bantuan PKH dan BPNT.

4. Tinggal Bersama Kakek Nenek

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur, Mutawali, mengatakan, kedua orangtua Nurjen masih ada. Namun keduanya bercerai dan meninggalkan Nurjen. Nurjen pun tinggal bersama kakek dan nenek. Karena kakeknya sudah meninggal kini Nurjen tinggal bersama sang Nenek.

"Kami sudah tangani perihal Nurjen yang berjualan kerupuk. Tindakan pemerintahan desa memastikan keluarga Nurjen masuk atau mendapatkan PKH dan BPNT kemudian memberikan pengarahan kepada keluarga dan juga mmberikan sedikit modal usaha dari pribadi sebagai bentuk kepedulian," kata Mutawali.

Ia mengatakan, pernah ada juga penggiat sosial yang menawarkan untuk memasukkan Nurjen ke pesantren Alquran.

Diberitakan sebelumnya, netizen dan warga Cianjur banyak yang menangis setelah membaca kisah bocah yang terpaksa berjualan kerupuk untuk bantu sang nenek karena ditinggal ayah dan ibunya.

Kesabaran Anies Baswedan Diuji, Sampaikan Pesan Ini untuk Sri Mulyani yang Mau Sisir APBD Jakarta

Lessi Menangis Harus Memulung Sampah Untuk Hidup, Diusir Menantu & Hanya Ditengok Anak Saat Lebaran

5. Rumahnya 7 Jam dari Kota

Kebanyakan warga tak menyangka jika bocah tersebut berasal dari Kecamatan Pasirkuda yang jaraknya sekitar 7 jam perjalanan dari kota Cianjur.

6. Putus Sekolah

Banyak yang baru tahu bocah tersebut juga putus sekolah karena tak ada biaya dan memilih untuk berjualan kerupuk membantu neneknya.

"Saya sempat melihat anak ini memikul kerupuk di pinggir jalan, saya bilang ke sopir untuk menepikan mobil untuk membeli kerupuknya," ujar H Syarifudin (50) seorang pengusaha warga Cianjur melalui pesan singkat pagi ini.

Namun sang sopir tak mendengar perintah H Syarifudin. Mobil sang pengusaha tersebut keburu belok dan berlalu.

"Kemarin saya nyuruh berhenti ke sopir mau beli kerupuk itu, tapi sopirnya melamun katanya dia bilang udah keburu belok kiri dah tanggung pak dah belok. Saya bilang ke sopir yang begitu yang harus dibeli karena anak itu bagus gak mau mengemis, saya jadi sedih melihat berita ini, jadi pengen nangis," kata Syarifudin.

Ia merasa salut bocah tersebut gigih berusaha membantu keluarga. Ia pun sempat menitikkan air mata setelah membaca kisah bocah tersebut. Ia sempat menduga bocah tersebut warga sekitar bukan dari Cianjur selatan dan masih punya orangtua.

Seorang warga Cilaku lainnya, Redi Muhamad Daud (35) langsung mengirimkan emoticon menangis sebanyak enam biji saat membaca kisah Nurzen.

Diberitakan sebelumnya, perjuangan Nurzen (12) seorang bocah warga Kampung Pesantren Al-Falah RT 02/04, Desa Simpang, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, harus memikul beban berat membantu sang nenek berjualan kerupuk keliling.

Nadiem Makarim Gugup Bicara di Depan Komisi X DPR RI, Ditanya Alasan Terima Jadi Menteri Jokowi

TERUNGKAP, Cara Kakak Rawat Refi & Pian Bocah yang Ditelantarkan Ibunya di Indramayu dari Gizi Buruk

Ia tak bisa menikmati pendidikan dan bermain layaknya anak seusianya. Ia harus mengubur hal itu karena harus berjualan kerupuk kembang keliling kampung untuk membantu menafkahi bibi dan neneknya.

Bocah pedagang kerupuk ini tak lepas dari peci putihnya saat berjualan. Ia terlihat begitu gigih, ikhlas, dan sabar berjualan kerupuk dari satu kampung ke kampung lainnya.

"Hasil berjualan saya berikan untuk bibi dan nenek, ayah saya sudah meninggal. Kalau ibu masih ada tapi tidak tahu keberadaannya dimana," ujar Nurzen kepada Tamem (35) seorang warga Cilaku yang membeli kerupuknya, Rabu (6/11/2019)

Nurzen mengatakan, seminggu ia mengambil 12 ikat yang berisi 120 bungkus. Setiap hari ia keliling berjualan dan penghasilan pun tak pasti kadang laku kadang tidak.

Nurzen, pemuda umur 19 tahun bertubuh bocah, berjualan kerupuk di Cianjur.
Nurzen, pemuda umur 19 tahun bertubuh bocah, berjualan kerupuk di Cianjur. (ISTIMEWA)

Nurzen bercerita ia hanya tamat SD dan tak melanjutkan sekolah.

Nurzen mengatakan, ia sudah hampir satu tahun berjualan kerupuk

"Sering pulang malam, kalau barang dagangan gak habis. Pokoknya sehabis saja, belum habis gak pulang," katannya.

Kabar adanya bocah dari Cianjur selatan yang terpaksa berjualan kerupuk ke daerah kota Cianjur, menarik perhatian anggota DPRD Cianjur, Rustam Efendi.

Ia langsung berinisiatif di internal fraksi untuk menyambungkan ke Dinas Sosial.

Ia mengatakan, ide jadi anak angkat dengan cara anggota fraksi iuran giliran untuk membantu pun sempat tercetus.

"Hari ini melalui anggota Pemuda Pancasila di Pasirkuda saya sudah meminta untuk mengidentifikasi orang tuanya dan keluarganya, data awal ayahnya meninggal, kami ingin mengetahui keluarga yang tersisa siapa saja," kata Rustam.

Ia mengatakan akan minta izin ke Dinas Sosial, memanajemen perihal bantuan yang diperlukan oleh bocah tersebut.

"Kabarnya Dinsos dan Kesra juga akan membantu, kami akan mengakomodir semua, selain di internal akan menggalang bantuan ke fraksi lainnya dengan dasar kemanusiaan," katanya.

Rustam mengatakan, sekolah bocah tersebut harus dilanjutkan lalu bantuan sandang pangan harus diakomodir.

"Harus lanjut sampai SMP dan SMA, harus ada yang monitoring dan kontrol sampai bisa mandiri," katanya.(fam)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved