Mengenal Buka Bekasem, Tradisi Kuliner Khas Maulid atau Muludan di Keraton Kasepuhan
Aroma menusuk hidung sangat terasa saat memasuki sebuah ruangan di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Muhamad Nandri Prilatama
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Aroma menusuk hidung sangat terasa saat memasuki sebuah ruangan di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Senin (4/11/2019).
Permaisuri Keraton Kasepuhan, Ratu Isye Natadiningrat, tampak duduk di depan gentong besar.
Sementara beberapa perempuan terlihat mencuci sesuatu menggunakan gerabah besar berisi air.
Benda yang mereka bersihkan berasal dari gentong yang berada di depan Ratu Isye.
"Ini ikan bekasem, nanti dimasak untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW," ujar Ratu Isye Natadiningrat.
Ia mengatakan, ikan bekasem merupakan kuliner khas muludan di Keraton Kasepuhan.
Bahan pembuatnya berasal dari daging ikan segar yang difermentasikan dalam gentong khusus.
Sebelum didiamkan selama satu bulan, daging ikan itu diberi campuran gula merah, garam, dan nasi.
Selanjutnya gentong akan ditutup rapat menggunakan dua lapis kertas karton, abu gosok, barulah gentong itu ditutup menggunakan alat penutupnya.
"Ini dibersihkan dulu kemudian dijemur sampai kering, baru dimasak di dapur mulud," kata Ratu Isye Natadiningrat.
Menurut dia, daging ikan bekasem dijemur menggunakan wadah besar yang dialasi batang padi.
Tujuannya agar kandungan air ikan bekasem terserap sehingga dagingnya benar-benar kering.
Nantinya, ikan bekasem disajikan dalam piring pusaka peninggalan Wali Sanga bersama nasi jimat dan lauk pauk lainnya.
"Untuk cara memasaknya nanti ikan bekasem ini digoreng," ujar Ratu Isye Natadiningrat.