Kabinet Indonesia Maju

Begini Kata TB Hasanuddin Politikus PDIP Soal Adiknya yang Ditunjuk Jokowi Jadi Jaksa Agung

Sebagai seorang kakak, Hasanuddin pun meminta sang adik untuk memegang teguh aturan dan tidak korupsi.

Editor: Machmud Mubarok
Kolase Tribunmanado/Foto Istimewa Sindonews.com dan hutamakarya.com
Profil ST Burhanuddin, Jaksa Agung yang Ditunjuk Jokowi, Ternyata Komisaris BUMN 

Pantauan Kompas.com, Burhanuddin tak tampak di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (21/10/2019) maupun Selasa.

Lazimnya, para calon menteri di Kabinet Indonesia Maju masuk ke Istana lewat pintu di Jalan Majapahit. Sebab gerbang depan hanya boleh dilewati Presiden, Wakil Presiden, dan tamu kenegaraan.

Sementara itu pintu di Jalan Veteran III hanya boleh dilewati pejabat tinggi negara. Hingga pukul 20.30 WIB, tak nampak Burhanuddin melewati pintu yang biasa dilewati para calon menteri Jokowi.

"iya, (dihubungi) 18.30 WIB," ujar Burhanuddin.

Saat ditanya langkah apa yang akan diambil untuk memimpin korps adhyaksa, ia mengatakan akan menyusun perencanaan terlebih dahulu.

Langkah itu diperlukan karena dia sudah relatif lama meninggalkan Kejagung. Burhanuddin pensiun sebagai jaksa sejak 2014.

"Saya lihat dulu lah. Saya kan sudah lama ninggalin Kejagung. Harus dilihat dulu. Enggak bisa begitu aja dong. Saya harus lihat dulu. Kan sudah lama saya ninggalin Kejaksaan Agung," lanjut dia.

Tujuh Pesan Jokowi

Diberitakan sebelumnya,  Presiden Joko Widodo menyampaikan tujuh pesan kepada para menterinya yang akan duduk dalam Kabinet Indonesia Maju. Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat memperkenalkan seluruh anggota kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 23 Oktober 2019.

Pertama, secara tegas Presiden meminta para menterinya untuk tidak korupsi.

"Pertama, jangan korupsi. Menciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi," kata Joko Widodo melalui siaran pers yang diterima dari Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Sekretariat Presiden.

Kedua, katanya, tidak ada visi misi menteri. "Yang ada hanya visi misi Presiden dan Wakil Presiden," kata Presiden.

Ketiga, Presiden Jokowi meminta para menterinya untuk kerja cepat, kerja keras, dan kerja produktif. Keempat, Presiden tidak ingin menterinya terjebak pada rutinitas yang monoton.

Kelima, Presiden ingin para menterinya bekerja dengan berorientasi pada hasil nyata.

"Kemarin dalam pelantikan sudah saya sampaikan, tugas kami tidak hanya menjamin 'sent', tetapi 'delivered'," ujar Presiden.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved