Kerusuhan Wamena

Seorang Perempuan Hamil Asal Kuningan Keguguran Akibat Trauma Kerusuhan di Wamena, Minta Dipulangkan

pihaknya sedang mencoba menghubungi Bupati Subang, Kuningan dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Editor: Machmud Mubarok
HO Tribunnews
Massa pengunjuk rasa membakar kantor Bupati Jayawijaya di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019) pagi. (Hand-Out) 

Laporan Wartawan Tribun, Mega Nugraha Sukarna

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jabar memantau perkembangan warga Jawa Barat (Jabar) yang terjebak di Wamena, Papua Barat.

Branch Manager ACT Jabar, Renno I Machmoedin menerangkan, saat ini pihaknya menerima laporan ada dua keluarga asal Jabar yang minta dipulangkan.

"Ada dua keluarga. Satu keluarga asal Subang dan satu keluarga asal Kuningan," ujar Renno via ponselnya, Kamis (3/10).

Ibu Diusir dari Acara Pernikahan Anak Kandungnya Sendiri, Sang Menantu Tak Mau Bertemu Mertuanya

Dicekoki Miras, Siswi SMP Disetubuhi Bergiliran Oleh Enam Pria, Sudah Puas Korban Diantar Pulang

Laporan itu diperoleh dari pengakuan di media sosial khususnya keluarga asal Subang serta satu orang perempuan hamil asal Kuningan yang melaporkan langsung. Totalnya mencapai 4-6 orang namun diyakini jumlahnya lebih dari itu.

"Yang langsung laporan ada satu keluarga, perempuan hamil katanya keguguran sudah muncul flek, karena stres, ketakutan dan trauma," ujar Renno.

Menindaklanjuti temuan itu, pihaknya sedang mencoba menghubungi Bupati Subang, Kuningan dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Koordinasi perlu dilakukan untuk langkah pemulangan.

"Sedang berusaha hubungi mereka. Baik Bupati Subang, Kuningan dan pak Ridwan Kamil. Tapi masih sulit, belum bisa nyambung," ujar dia.

Tim ACT saat ini sudah berada di Wamena untuk proses evakuasi warga lainnya di Indonesia yang tinggal disana.

"Tim sudah di sana tapi geraknya masih terbatas karena situasinya tidak memungkinkan," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memastikan keamanan warga asal Jawa Barat di Wamena, Provinsi Papua.

Sebelumnya, kerusuhan sempat terjadi di Wamena pada 23 September 2019.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya sudah mendapat informasi mengenai kondisi warga Jawa Barat di Wamena.

 Sebagian besar masih aman berada di Wamena berkat kesigapan aparat keamanan.

"Sementara kami memonitor melalui pemerintah pusat. Saya hanya akan mengkoordinasikan, mudah-mudahan tidak ada warga berikutnya yang terluka atau meninggal dunia, khususnya warga Jabar," kata Gubernur yang akrab disapa Emil ini di Gedung Sate, Senin (30/9).

Nora Alexandra, Istri Jerinx SID Mengamuk, Ada Cewek Kirim Pesan Mesra Minta Video Call pada Jerinx

Secara informal, katanya, pihaknya pun melakukan komunikasi dengan sejumlah warga Jabar di Wamena dan sementara masih aman terkendali.

Pihaknya akan memohon khusus agar TNI dan Polri bisa memaksimalkan pengkondisian kondusifitas di Wamena.

"Bagaimana pun saya pernah ke Wamena, saya pernah diangkat sebagai anak adat di sana. Saya dulu ada prosesi menanam pohon di rumah adat. Jadi ada hubungan emosional khusus untuk Wamena. Mudah-mudahan saya doakan bisa kembali pulih," kataRidwan Kamil.

Kunci terakhir mengenai kejadian tersebut, katanya, Emil mengajak semua pihak mengedepankan dialog terhadap semua urusan dan permasalahan.

Jangan sampai, katanya, ada perbuatan yang melanggar hukum.

"Saya renungkan dinamika hari ini, perlu ruang-ruang dialog yang tidak harus formal," katanya.

Ridwan Kamil mengatakan belum ada data mengenai warga Jabar yang menjadi korban kerusuhan di Wamena tersebut.

Dirinya pun belum mendapat permohonan pemulangan warga Jabar atau pengungsian.

"Belum (ada data korban warga Jabar), karena mencarinya susah, tidak sesederhana itu. Belum ada (permintaan mengungsi), baru meminta doa dan memohon ada penguatan keamanan," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved