Hari Batik Nasional
Ribuan Pelajar di Cirebon Membatik Bersama, Rizki Andriano Kesulitan Pakai Canting di Kain Kanvas
membatik massal itu dilakukan untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober dan memang dikhususkan untuk pelajar
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Machmud Mubarok
Laporan wartawan TribunCirebon.com, Hakim Baihaqi
TRIBUNCIREBON.COM - Ribuan pelajar di Cirebon berbondong-bondong mendatangi Pusat Kawasan Batik Trusmi, Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Selasa (1/10/2019).
Ribuan pelajar yang terdiri atas murid sekolah dasar (SD) hingga siswa sekolah menegah pertama (SMP) datang ke kawasan Batik Trusmi, untuk membatik bersama dalam memperingati Hari Batik Nasional.
Bertempat di pelataran parkir Batik Trusmi, ribuan pelajar ini tampak antusias seragam menggambar batik jenis mega mendung di atas kain, menggunakan lilin cair serta canting.
• BREAKING NEWS - Seorang Perempuan Pengendara Motor Masuk Kolong Truk dan Tewas Terlindas di Cimahi
• Segera Lakukan Pap Smear bagi Wanita yang Aktif Berhubungan Seks, Jangan Sampai Kena Kanker Serviks
Pantauan Tribun Jabar, para pelajar ini tampak antusias membatik di atas kain selebar 30 sentimeter, bahkan beberapa di antaranya tampak terlihat mahir menggunakan canting.
Kayla Azzahra (10), siswa SD Galunggung, mengaku, kalau ia sangat antusias mengikuti kegiatan membatik itu, karena menurutnya ini adalah kali pertamanya membuat batik di atas kain.
"Biasanya cuma bikin dibuku gambar, sekarang langsung," kata Kayla Kawasan Batik Trusmi, Selasa (1/9/2019).
Berbeda dengan Kayla, Rizki Andriano (12), mengaku kesulitan menggunakan canting untuk membatik di atas kain kanvas, sehingga banyak tetesan lilin yang tidak berada garis lingkar motif mega mendung.
Namun begitu, kata Rizki, ia sangat senang karena bisa mengetahui cara membatik, karena selama ini ia hanya sering melihat batik yang telah dipajang di toko-toko Batik di Desa Trusmi.
"Kirain gampang, ternyata susah. Tapi senang," katanya.

Pelaku usaha batik, Ibnu Riyanto, mengatakan, membatik massal itu dilakukan untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober dan memang dikhususkan untuk pelajar.
Ibnu menambahkan, jumlah peserta yang mengikuti membatik massal ini berjumlah 2837 orang dari 17 SD dan SMP di wilayah Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon.
"Mereka sangat antusias, banyak yang datang sebelum waktu pembukaan," katanya.
Selain itu, kata Ibnu, membatik secara massal ini pun sebagai upaya meningkatkan minat anak untuk melestarikan budaya asli Cirebon, sehingga batik khas Cirebon tetap dikenal masyarakat luas.
Di Kawasan Batik Trusmi, hampir semua pembatik adalah wanita yang berusia di atas 30 dan sampai saat ini belum terjadi regenerasi.
"Dari 2837 peserta yang ikut, kalau 10 persennya menjadi pengusaha batik, maka akan menyerap tenaga kerja. Karena batik ini merupakan padat karya. Intinya, mereka harus punya rasa memiliki," katanya. (*)