Dua Hari Ditahan Polda Metro Jaya, Enam Mahasiswa Unjani Pendemo DPR RI Sudah Dipulangkan ke Kampus
pihaknya melalui kampusnya sudah mencari tahu keberadaan keenam mahasiswanya tersebut dan mendapatkan informasi sementara ditahan di Polda Metro
Laporan Wartawan Tribun, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNCIREBON.COM, CIMAHI - Enam mahasiswa Unjani Cimahi yang ditahan di Polda Metro Jaya Jakarta saat melakukan aksi demo pada Selasa (24/9/2019) kemarin, sudah dipulangkan ke kampus Unjani.
Koordinator Aksi Unjani, Buri mengatakan keenam mahasiswa tersebut sudah dipulangkan melalui pihak kampus yang langsung menjemput ke Jakarta.
"Terkait kepulangan melalui dosen dan Wakil Rektor 3, sudah dipulangkan," ujar Buri kepada Tribun Jabar melalui sambungan telepon, Jumat (27/9/2019).
Buri menjelaskan info yang didapatkan, bahwa keenam mahasiswa Unjani itu dipulangkan dengan keadaan sehat.
"Alhamdulillah keadaan sehat," ujarnya.
Buri menambahkan pihaknya tak mengetahui pukul berapa keenam mahasiswa itu datang ke kampus. Namun pihaknya sangat bersyukur keenam mahasiswa itu bisa dipulangkan dengan selamat.
Sementara itu, informasi yang didapat Tribun Jabar, Jumat (27/9/2019) hari ini, pihaknya kampus Unjani akan melakukan konferensi Pers terkait kepulangan keenam mahasiswa tersebut.
• Mencukur Rambut Kemaluan Sampai Bersih Ternyata Sangat Penting, Cegah Hewan Ini Bersarang
• Kenali 6 Tanda Tubuh Kelebihan Gula, Jangan Sampai Anda Terkena Penyakit Diabetes
Ditahan
Seperti diberitakan, enam mahasiswa Unjani Cimahi masih ditahan di Jakarta saat melakukan aksi demo pada Selasa (24/9/2019) kemarin. Keenam mahasiswa itu adalah Deni Muharam, Asep Irfan Maulana, Muhammad Ramanda Nugraha, Rizki Dian, Rizal Lesmana, Vikri Permana
Semuanya mahasiswa Jurusan Elektro Fakultas Teknik.
Presma Unjani Aziz Dwi Mauludiansyah mengatakan pihaknya melalui kampusnya sudah mencari tahu keberadaan keenam mahasiswanya tersebut dan mendapatkan informasi sementara bahwa keenam mahasiswa tersebut ditahan di Polda Metro Jaya Jakarta.

Itu bicara kemanusiaan, saya merasa ada yang timpang, mahasiswa Unjani yang tertangkap 6 orang. Kami sudah mencoba komunikasi, enam orang ini sudah ada infornasi di Polda Metro Jaya," ujar Aziz disela-sela massa aksi.
Aziz mengaku informasi resmi dari kampusnya tersebut menyebutkan kondisi keenam mahasiswanya itu dalam kondisi sehat namun ia tak menampik jika keenam mahasiswanya tersebut mendapatkan kekerasan fisik saat melakukan aksi di Jakarta waktu yang lalu.
"Info resmi dari kampus kondisi terakahir sehat, saya mempertanyakan kenapa mereka sampai berhari hari ada apa, itu menjadi pertanyaan besarbesar dari aksi nasional tanggal 24 kemarin, sampai sekarang belum pulang," ujarnya.
"Sepertinya ada secara bukti fisik, cuman kita belum tahu, karena kita belum lihat mereka seperti apa," ungkapnya.
Pihaknya pun sudah melakukan upaya dalam hal bantuan hukum melalui LBH di Jakarta.
"Intinya kami segala cara digunakan, LBH di jakarta sudah," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Cimahi Ngatiyana mengaku pihaknya baru mengetahui bahwa ada enam mahasiswa Unjani yang masih berada di Jakarta.
"Saya juga baru dengar bahwa masih ada enam orang yang masih di Jakarta tapi kami belum tahu persis ada dimana kebaradaannya," ujar Ngatiyana.
Ngatiyana mengatakan pihaknya akan melaporkan kepada Walikota Cimahi Ajay M Priatna terkiat hal tersebut, dan segara akan mengkomunikasi dengan pihak kepolisian di Jakarta untuk segera memulangkan keenam mahasiswa itu ke Kota Cimahi.
"upaya saya laporkan pak walikota juga, mudah mudahan kami berupaya bagaimana anak-anak kami bisa dipulangkan kami berupaya nanti kita komunikasi dengan pihak aparat keamanan disana," ujarnya.
Demo di Cimahi
Kamis (26/9/2019), sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di Cimahi melakukan aksi demo di depan Gedung DPRD Kota Cimahi, Jalan Dra. Hj. Djulaeha Karmita, Kota Cimahi.
Data yang dihimpun Tribun Jabar mahasiswa STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi, IKIP Siliwangi, STAI Siliwangi dan Unjani melakukan longmarch dari Contong-Pasar Antri-Cimol dan Gedung DPRD Kota Cimahi.

Saat tiba didepan gedung Siliwangi, sejumlah mahasiswa membentangkan spanduk sambil berorasi.
Namun dibalik massa aksi, yang menjadi cukup perhatian adalah bentangan poster yang bertuliskan nyeleneh diantara poster bertuliskan "Lebih Baik KHUP yang Ditolak, Daripada Cintaku yang Ditolak"
Selain itu yang menariknya poster bertuliskan "Ketika Ukhti Beraksi".
Sementara itu, sekitar pukul 12.00 WIB massa berkumpul didepan gedung DPRD Cimahi.
Seorang mahasiswi bernama Sisilia jurusan Hubungan Internasional Unjani menjadi perhatian massa aksi saat ribuan mahasiswa mendatangi kantor DPRD Kota Cimahi, Kamis (26/9/2019).
Mahasiswi yang lantang menyuarakan saat orasi ditengah ribuan mahasiswa dan mahasiswi.
Sisilia yang mengenakan jas almamaternya topi warna putih berorasi sambil memegang toa menyuarakan aspirasinya.
Saat Sisilia orasi menyebutkan semua mahasiswa datang kesini menyuarakan hak-hak perempuan.
Ini orasi yang dikatakannya,
"Kita teh datang baik baik, (gemuruh dan tepukan tangan dari ribuan mahasiswa)".
"Kita datang kesini punya otak kalau bapak bapak enggak cari masalah," orasinya
"Tolong pak jangan urusin selangkangan kita. Urusin tuh koruptor," Tegasnya sambil mengangkat sebuah poster bertuliskan "Selangkangan gue lo urusin, Koruptor Lo Diemin".
"Tenang kita punya otak enggak kaya dewan," Lanjutnya.
"Pak sah-in dong RUU PKS, masa iya perempuan gak bisa pulang malem, bapak mau ngebiayain kita,"
"Bapak dipilih oleh rakyat, mewakili suara rakyat, tapi malah sekarang mewakili suara dajal,"
Itulah sepenggal orasi mahasiswi dari Unjani yang menjadi perhatian ribuan mahasiswa yang berdemo.
Saat Tribun Jabar mewawancarai Sisilia mengaku pihaknya datang dan beroanas-panasan ingin menyampaikan dan segera mengesahkan RUU PKS terkait perlindungan terhadap korban pelecehan seksual.
"Itu menurut saya pribadi ya urgen banget RUU PKS itu terutama di pasal 1, yang dimana soal korban-korban pelecehan seksual itu mendapatkan penanganan hal psikis, ekonomi, perlindungan dalam hukum," ujarnya.
Sementara itu, selain mahasiswi bernama Sisilia yang menjadi masa aksi, poster yang dibawa mahasiswa menjadi perhatian massa aksi dengan kata-kata nyeleneh.
Diantaranya poster bertuliskan "Lebih Baik KHUP yang Ditolak, Daripada Cintaku yang Ditolak".
Poster lainnya bertuliskan "Ketika Ukhti Beraksi".
"Keadilan Kalah Tegak Sama TITIT!.
"Pengen Es Teh Manis, Skincare-ku Luntur Rapopo". (*)