Breaking News

SEDIH, Kisah Gunadiono Bocah Jombang Selama 2 Tahun Rawat dan Suapi Ibunya yang Stroke

Setiap hari, murid kelas 5 sekolah dasar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini harus menunggui ibunya sepulang sekolah dan menyuapi

Intisari Online
Muhammad Gunadiono Bocah Kelas 5 SD Sendiri Merawat Ibunya yang Terkena Stroke 

Dia pun terpaksa diboyong Miran, pamannya, untuk tinggal bersama.

Namun tak berselang lama, ibunya pulang dari Surabaya dalam kondisi sakit stroke. Ibu dari Gunadiono ini pun akhirnya ditampung di rumah Miran.

Derita Gunadiono kian lengkap dengan tidak adanya sosok ayah dalam kehidupannya. Ibunya tercatat dua kali menikah.  Suami pertama Umiati, meninggalkan dirinya saat Gunadiono masih balita. Lalu suami kedua, meninggalkannya saat Umiati terkena stroke.

"Keinginan saya ibu bisa segera sembuh," ujar Gunadiono, bocah kelas 5 SD yang bercita-cita menjadi pilot ini.  

Pindah tinggal

Gunadiono diboyong Miran, pamannya, untuk tinggal di rumahnya di Dusun Balongmojo, Desa Gedongombo, Kecamatan Ploso, setelah nenek dari bocah itu meninggal dunia. 

Secara administratif, Gunadiono dan ibunya merupakan warga Dusun Balongdoro, Desa Kauman, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang.

Meski berbeda desa dan kecamatan, jarak antar rumah keduanya hanya berjarak sekitar 200 meter.

Wilayah kedua dusun merupakan wilayah perbatasan antara Kecamatan Ploso dan Kecamatan Kabuh.

"Ini wilayah perbatasan, hanya dipisahkan oleh sungai. Rumah neneknya yang dekat perempatan tadi. Sudah berbeda desa," kata Lasiman, Kepala Desa Gedongombo, Kecamatan Ploso, saat menemani Kompas.com mengunjungi rumah yang ditinggali Gunadiono dan Ibunya.

Meski secara administratif masih tercatat sebagai penduduk desa tetangga, lanjut Lasiman, pihaknya tetap memantau dan memperhatikan kondisi Gunadiono dan ibunya.

"Karena mereka tinggal disini, tentu jadi perhatian kami. Pak Miran sudah melapor dan kami juga berkomunikasi dengan pemerintah desa Kauman terkait masalah ini," jelasnya.

Lasiman mengatakan, beberapa program pemenuhan kebutuhan dasar yang menjadi hak keluarga miskin, sudah didapatkan oleh Umiati dan Gunadiono.

Keluarga itu sudah memegang Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), serta Kartu Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).

"Sudah ada KIS, KIP sama BPNT. Sebenarnya kami sudah menyarankan agar dibawa berobat ke rumah sakit dan kami siapkan fasilitas ambulans desa, tapi kendala ada di keluarga," ujar dia.

Miran mengamini penjelasan dari Lasiman, Kades Gedongombo. Adiknya sudah memiliki kartu berobat gratis dari pemerintah.

"(kendalanya) Kalau dibawa ke rumah sakit tidak ada yang jaga. Saya dan istri saya kerja, Gunadi (Gunadiono) juga harus sekolah," katanya.

"Kalau nanti saya yang jaga (di rumah sakit), Gunadi di rumah tidak ada yang jaga," tambah Ngatini, istri Miran. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved