Pimpin Apel Perdana, Bupati dan Wakilnya Ini Diserbu Ribuan ASN Meminta Cium Hidung
Ribuan aparatur sipil negara (ASN) lingkup pemerintahan Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) berebut memberi salam khas Sumba yakni cium hidung
TRIBUNCIREBON.COM - Ribuan aparatur sipil negara (ASN) lingkup pemerintahan Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) berebut memberi salam khas Sumba yakni cium hidung bupati dan wakil Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya periode 2019-2024, dr. Kornelius Kodi Mete-Marthen Christian Taka, S.IP sesaat setelah mengikuti apel perdana yang dipimpin Wakil Bupati SBD, Marthen Christian Taka, SIP di halaman kantor daerah SBD, Selasa (10/9/2019).
Seperti disaksikan POS KUPANG.COM, Selasa (10^9/2019), semenjak pagi pukul 7.00 wita, ribuan ASN dan tenaga kontrak daerah sudah memenuhi lapangan acara apel.
Dan tepat pukul 7.30 wita, apel perdana berlangsung dan dipimpin Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Marthen Christian Taka, SIP.
Sementara itu Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya, dr.Kornelius Kodi Mete, tiba di kantor Bupati SBD sesaat setelah apel dan langsung menuju lapangan upacara dan menerima salam cium hidung dari ribuan ASN yang telah menantinya.
Ribuan ASN tidak hanya memberi salam kepada bupati dan wakil bupati yang baru tetapi memberi salam kepada sekretaris daerah Drs. Antonius Umbu Zaza yang baru saja diangkat kembali menduduki jabatan sekda oleh bupati Sumba Bafat Daya, dr.Kornelius Kodi Mete menggantikan penjabat sekda SBD, Fransiskus Adi Lalo, S.Sos.
Tata Pemerintahan Yang Baik
Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya periode 2019-2024, dr.Kornelius Kodi Mete-Marten Christian Taka, S.IP bertekat menata kembali struktur birokrasi pemerintahan Kabupaten Sumba Barat Daya pada masa awal pemerintahan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk itu bupati dan wakil bupati akan membangun komunikasi baik dengan DPRD Sumba Barat Daya agar penataan birokrasi berjalan baik dengan harapan pada tahun 2020 mendatang, pelaksanaan tugas pelayanan pemerintahan Kabupaten Sumba Barat Daya berjalan lebih maksimal.
Karena itu demi menjaga jangan sampai ada yang marah atau ribut maka sebagai pimpinan berkewajiban menyampaikan terlebih dahulu alasan mengevaluasi tata kelolah birokrasi pemerintahan SBD agar semua pihak menerima dan melaksanakannya.
Hal itu disampaikan pada pidator perdana Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya periode 2019-2024 dalam sidang rapat paripurna istimewa DPRD Sumba Barat Daya.
Dengan agenda pengambilan sumpah dan pelantikan anggota DPRD Sumba Barat Daya periode 2019-2024 di ruang sidang utama DPRD Sumba Barat Daya
Dipertegas kembali ketika keduanya menggelar jumpa pers sesaat setelah menghadiri rapat istimewa pengambilan sumpa dan pelantikan 35 anggota DPRD Sumba Barat Daya periode 2019-2024 di halaman kantor DPRD Sumba Barat Daya, Senin (9/9/2019) siang.
Menurut Bupati Kornelius Kodi Mete, penataan birokrasi pada organisasi perangkat daerah (OPD) dengan managemen lebih baik dan orang-orang yang siap bekerja.
Penataan birokrasi pemerintahan SBD berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan bukan berdasarkan unsur suka tidak suka apalagi unsur dendam.
Baginya perbedaan politiknpada pilkada sudah selesai dan mari bersama-sama membangun Sumba Barat Daya ke depan lebih maju dan hebat.
Tidak ada lagi pendukung nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 tetapi yang ada adalah kita semua, masyarakat Sumba Barat Daya. Lupakanlah masa lalu dan bersama membangun SBD ke depan lebih baik.
Terhadap orang-orang birokrasi pemerintahan berkualitas hendaknya tetap dipertahankan demi meningkatkan kinerja pelaksanaan program pembangunan daerah maupun pelayanan pemerintahan lainnya.
Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya, dr.Kornelius Kodi Mete dan Marthen Christian Taka, S.IP maju dengan mengusung 7 program kerja strategis yang terkenal dengan sebutan program tujuh jembatan emas untuk membangun Sumba Barat Daya 5 tahun ke depan yang lebih maju dan unggul.
Tujuh jembatan emas tersebut adalah desa berair, desa bercahaya, desa berkecukupan pangan, desa tertib dan tentram, desa cerdas serta desa pariwisata. (*)