Ibu Ranti TKW Asal Indramayu Ketakutan Anaknya di Qatar Jadi Korban Kekerasan, Kondisinya Kini Kurus
Masni menyampaikan, beragam upaya akan dilakukannya asalkan Ranti Ratnaningsih bisa segera pulang ke rumah.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Maraknya pemberitaan kekerasan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) di negara-negara timur tengah membuat Ibunda Ranti Ratnaningsih, Masni (50) merasa sangat khawatir.
Diketahui Ranti Ratnaningsih hilang kontak sudah 13 tahun. Dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga pada seorang majikan bernama Barki Baddah M.M Al-Hajri dan istrinya bernama Sedra yang berdomisili di New Rayyan, Doha, Qatar.
Masni menyampaikan, beragam upaya akan dilakukannya asalkan Ranti Ratnaningsih bisa segera pulang ke rumah.
"Takut mas, takut terjadi kenapa-kenapa pada anak saya," ujarnya kepada Tribuncirebon.com melalui sambungan seluler, Kamis (5/9/2019).
Dijelaskan Masni, setiap habis menunaikan salat pun dirinya selalu mendoakan keselamatan Ranti Ratnaningsih sembari berlinangan air mata.
Diceritakan Masni, dirinya juga sering memimpikan anaknya karena sangat khawatir.
Sementara itu, Pengantar Kerja Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Bandung di Indramayu, Budi Susanto mengatakan, mengaduan terkait kekerasan di Qatar terhitung jarang.
Dijelaskan dia, kekerasan yang terhitung marak berdasarkan pengaduan, yakni di Arab Saudi.
"Setahu saya di Qatar ini masih terbilang jarang untuk kekerasan," ujarnya.
Meski demikian, dirinya tidak bisa memastikan apakah di sana aman atau tidak. Hal tersebut mengingat di negara-negara timur tengah belum adanya regulasi mengenai perlindungan pekerja migran di negara penempatan.
Negara di kawasan Timur Tengah belum memiliki mekanisme penyelesaian masalah pekerja migran asal Indonesia, baik berupa komitmen kuat dalam memberikan perlindungan maupun undang-undang yang menjamin perlindungan para TKI.
"Di negara sana belum ada undang-undang yang mengatur tentang pekerja yang bekerja ke perorangan, kita juga belum ada MoU dan tidak bisa menjamin di sana," ucap dia.