Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang

CCTV di Lokasi Kecelakaan Beruntun KM 91 Tol Cipularang Tak Berfungsi, Kok Bisa?

Kejadian bermula truk pengangkut pasir yang dikemudikan Dedi terguling diikuti dengan kendaraan di belakangnya yang berhenti.

Editor: Machmud Mubarok
Tribun Jabar/Mega Nugraha
CCTV di lokasi kecelakaan beruntun KM 91 Tol Cipularang tak berfungsi, sehingga tak merekam kejadian tersebut. 

Laporan Wartawan Tribun, Mega Nugraha

TRIBUNCIREBON.COM, PURWAKARTA - Lokasi kecelakaan maut di KM 91+200 Tol Cipularang pada Senin (2/9) berada tepat di bawah jembatan ‎penyerangan. Kecelakaan itu menewaskan delapan orang, empat orang tewas terbakar dan sulit diidentifikasi.

Pantauan Tribun di lokasi kejadian pada Selasa (3/9), tepat di lokasi kejadian, terdapat satu circuit closed television (CCTV). CCTC itu posisinya tepat mengarah ke spot kejadian.

Kejadian bermula truk pengangkut pasir yang dikemudikan Dedi terguling diikuti dengan kendaraan di belakangnya yang berhenti. Sesaat kemudian, truk yang sama dikemudikan Subana (43), menyeruduk antrean kendaraan.

Serudukan itu mengakibatkan sejumlah kendaraan yang terbakar. Fakta itu diketahui dari sejumlah video yang beredar. Rangkaian peristiwa detik-detik kejadian itu sangat tepat berada di bawah lokasi CCTV berada.

Hanya saja, CCTV itu tidak berfungsi saat kejadian berlangsung.

"CCTV-nya ini tidak berfungsi saat kejadian. Tapi enggak tahu kalau sekarang," ujar Iyan (40), pekerja proyek penahan jalan tol di lokasi kejadian saat ditemui Selasa (3/9) petang.

Ia menyayangkan CCTV itu tidak berfungsi. Padahal, jalur tersebut selama ini rawan kecelakaan. Jalur tersebut berupa turunan tajam dan panjang mulai dari KM 100.

"Harusnya CCTV-nya berfungsi karena jalur ini rawan kecelakaan," ujar dia. Karena tidak berfungsi, polisi harus melakukan olah TKP di lokasi kejadian.

"Kalau CCTV-nya berfungsi, kan bisa terekam semuanya," kata dia.

Kasat Lantas Polres Purwakarta AKP Ricky Adipratama membenarkan bahwa di lokasi kejadian ada CCTV milik PT Jasa Marga.

"Ada CCTV, tapi offline," ujar Ricky di RS MH Thamrin, kemarin.

Sebuah kendaraan truk kontainer terguling dalam kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Senin (2/9/2019)
Sebuah kendaraan truk kontainer terguling dalam kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Senin (2/9/2019) (Tribun Jabar/Ery Chandra)

Kronologi Kecelakaan

Polda Jawa Barat menjelaskan kronologis kecelakaan nahas yang melibatkan puluhan kendaraan yang terjadi di KM 91, Tol Cipularang.

Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriadi didampingi oleh Kapolres Purwakarta, AKBP Matrinus tampak memantau kondisi korban kecelakaan di Rumah Sakit MH. Thamrin.

Irjen Rudy Sufahriadi menyampaikan kecelakaan beruntun ini terjadi pertama kali karena adanya dump truk yang terguling hingga mengakibatkan pengemudi dan penumpangnya meninggal.

Pihaknya juga melakukan penyelidikan. Dump truk tersebut, kata Rudy, awal dari kecelakaan beruntun. Bahkan, sopir dump truk tersebut mengaku sempat lakukan komunikasi dengan sopir dump truk yang sama. 

"Dump truk pertama alami rem blong. Tapi, saat ditanya dia berhasil mengerem. Dan kemudian si sopir yang kedua mengatakan rem saja, berhenti saja dulu. Baru, setelah bilang begitu mobil pun berhenti, terguling, dan sopir meninggal," kata Rudi di RS MH Thamrin, Purawakarta, Selasa (3/9/2019)

Selanjutnya, ketika si sopir itu tak dapat menguasai kendaraannya, kata Rudy, tabrakan beruntun pun tak terhindarkan, yang menyebabkan banyak korban meninggal dunia, serta kendaraan yang terbakar. 

"Kesimpulan sementara mobil truk itu gak bisa kuasai medan yang ada, ditambah memang beban yang dibawa melebihi dari kapasitas. Nanti akan kami tetapkan siapa tersangkanya," ujarnya. 

Gunakan Alat Canggih

Polisi akan lakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan beruntun yang mengakibatkan delapan korban meninggal dunia dan puluhan orang lainnya luka-luka.

Kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang KM 91, Desa Pasirmunjul, Sukatani, Purwakarta melibatkan puluhan kendaraan.

Bahkan sejumlah mobil rusak parah hingga hangus terbakar pada kecelakaan yang terjadi pada Senin (2/9/2019) siang.

Olah TKP akan digelar di lokasi kejadian kecelakaan maut tersebut pada Selasa (3/9/2019).

"Kami akan lakukan olah TKP, guna penyelidikan lebih lanjut," kata Gakum Ditlantas Polda Jabar, Kompol Etos Satria Wisnuwardana, saat dikonfirmasi melalui telepon.

Diketahui, tidak hanya jajaran Polres Purwakarta yang akan melakukan olah TKP kecelakaan.

Namun kata Etos, jajaran Ditlantas Polda Jabar beserta Korlantas Mabes Polri pun akan turut ikut pada olah TKP tersebut.

"Iya nanti ada dari Korlantas selain dari kami Polda Jabar dan Polres Purwakarta," ucapnya menambahkan. 

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan akan menggunakan metode Traffic Accident Analyst (TAA).

Metode tersebut digunakan untuk melakukan pendalaman pada kasus kecelakaan yang terjadi.

"Untuk mengungkapkannya (Kronologi dan penyebab kecelakaan) menggunakan metode TAA Korlantas," kata Trunoyudo saat dikonfirmasi mengenai kecelakaan tersebut.

Metode tersebut seringkali digunakan oleh jajaran kepolisian karena menggunakan alat yang canggih.

Alat yang digunakan bisa menganalisis sebelum, sesaat hingga setelah kecelakaan terjadi dalam bentuk animasi 3D. (*)

Trunoyudo menyebut TAA merupakan suatu SOP untuk penanganan insiden kecelakaan lalu lintas.

"Itu sudah SOP penanganan laka lantas, metode untuk ungkap kecelakaan. (men)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved