Nyaris Putus Sekolah, Si Kembar Lena Leni Jadi Atlet Takraw Putri Kebanggaan Indonesia

Terancam putus sekolah dan tekad ingin melanjutkan sekolah ke jenjang SLTA menjadi awal kisah si kembar Lena dan Leni (29)

Istimewa
Atlet kembar Timnas Sepak Takraw Indonesia asal Kabupaten Indramayu, si adik Leni (kiri) dan si kakak Lena (kanan) seusai pengalungan mendali kejuaraan dunia The 34th King's Cup 2019 Sepak Takraw World Championship 2019 yang digelar di Bangkok, Thailand, Senin (2/9/2019). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Terancam putus sekolah dan tekad ingin melanjutkan sekolah ke jenjang SMA menjadi awal kisah si kembar Lena dan Leni (29), dua atlet Timnas Sepak Takraw Putri Indonesia.

Alasan sederhana itulah yang menjadi pemacu semangat kedua atlet Timnas Sepak Takraw Putri Indonesia yang baru saja mempersembahkan 3 medali perunggu dalam Turnamen internasional The 34th King's Cup 2019 Sepak Takraw World Championship 2019 yang digelar di Bangkok, Thailand, pada 2 September 2019.

Lena dan Leni merupakan anak pasangan Surtinah dan Toni'ah. Orangtuanya berprofesi sebagai buruh tani di daerah asalnya Desa Karangkerta, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu.

Leni berkisah tentang perjalanan yang dilalui bersama saudari kembarnya, Lena hingga dapat mencapai titik saat ini sebagai langganan Timnas Sepak Takraw Putri Indonesia di berbagai ajang kejuaraan internasional.

"Pengen sekolah awalnya mah," ujar dia saat dihubungi Tribuncirebon.com melalui sambungan seluler, Rabu (4/9/2019).

Dirinya menceritakan, masa-masa SMP adalah masa-masa sulit yang harus dijalani keluarga kecil mereka. Hidup serba kekurangan memaksa mereka sudah harus hidup mandiri di usia yang masih belia.

Saat itu, karena faktor biaya juga impian si kembar untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA sempat pupus.

Beruntung, seorang guru ekstrakulikuler sekaligus gurunya saat SMP, almarhum Sunata menjadi salah seorang yang paling berjasa dalam karier keduanya.

"Dulu waktu SMP akhir mau menjelang ujian kami ikut ekstrakulikuler Sepak Takraw sekitar tahun 2005," ucap dia.

Diceritakan wanita kelahiran 7 Semptember 1989 itu, senang sekali saat mendapat informasi dari guru ekstrakulikulernya bahwa atlet Sepak Takraw dapat melanjutkan sekolah melalui jalur beasiswa.

Ditirukan Leni, gurunya itu menyampaikan, Lena dan Leni lanjut saja sekolah jangan berhenti. Masalah biaya ke depan tidak usah dipikirkan.

Menurutnya, Sunata melihat bakat yang dimiliki dirinya dan kakak kembarnya Lena sejak masih duduk di bangku SMP. Saat itu dia melatih si kembar bagaimana cara passing dan teknik-teknik sepak takraw hingga saat ini tercatat sebagai atlet Timnas Sepak Takraw Putri Indonesia.

"Bisa dibilang dapat beasiswa gitu, karena memang pihak sekolah tidak meminta bayaran. SMAnya itu, SMA Negeri 1 Tukdana, ujarnya.

Semenjak hari itu, mereka berdua bertekad untuk meraih prestasi setinggi-tingginya baik dalam sisi akademis maupun sisi olahraga.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved