Kelas Kosong Melompong, Ratusan Siswa SMAN 1 Losarang Indramayu Berunjuk Rasa Karena Alasan Ini

Ratusan Siswa SMAN 1 Losarang Indramayu Berunjuk Rasa Karena Alasan Ini, akibatnya kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Ratusan siswa SMAN 1 Losarang saat melakukan aksi unjuk rasa di halaman sekolah setempat, Selasa (3/9/2019). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Adanya aksi unjuk rasa yang dilakukan seluruh siswa SMA Negeri 1 Losarang membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah setempat terganggu.

Diketahui aksi unjuk rasa itu dilakukan pada pagi hingga siang hari sehingga kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilakukan.

Aksi unjuk rasa itu digelar karena para siswa merasa geram atas tindakan pihak sekolah yang tidak menghargai jerih payah tim futsal sekolah setempat usai mempersembahkan sebuah trofi juara pada turnamen futsal antar pelajar belum lama ini.

Pemuda Mabuk Bawa Golok ke Koramil dan Ancam Anggota TNI yang Menegurnya, Sakit Hati Gara-gara Ini

Berdasarkan informasi yang dapat Tribuncirebon.com himpun, awalnya yang menggelar aksi tersebut merupakan siswa-siswi kelas XI dan XII saja.

Namun, dipertengahan aksi, siswa-siswi kelas X turut serta bergabung bersama kakak kelasnya, mereka merapatkan barisan ikut berunjuk rasa.

Pantauan Tribuncirebon.com, seluruh kelas baik dari kelas X sampai kelas XII tampak kosong melompong. Semua siswa berkumpul di tengah lapangan sekolah menyampaikan orasi kepada kepala sekolah SMA Negeri 1 Losarang.

Ruang kelas SMAN 1 Losarang kosong karena para siswa siswinya bernujuk rasa
Ruang kelas SMAN 1 Losarang kosong karena para siswa siswinya bernujuk rasa (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Koordinator aksi, Adifri Fiorie mengatakan, pihak sekolah harus menghentikan tindak intimidasi terhadap ekstrakulikuler. Jangan sampai prestasi siswa terkekang karena pihak sekolah tidak memberikan izin.

Barbie Kumalasari Nyanyi Lagu Terima Kasih Kuucapkan di Depan Boy William: Suara Loe Jelek Banget!

"Saya masih ingat Senin kemarin bapak menyampaikan amanat bahwa piala yang diraih anak futsal itu adalah piala liar, padahal itu jeri payah anak-anak futsal," ujar dia saat melalukan orasi, Selasa (3/9/2019).

Aksi tersebut berlangsung damai, para anggota OSIS SMA Negeri 1 Losarang juga turut meredamkan emosi para siswa yang berunjuk rasa.

Adapun diakhir unjuk rasa, para siswa tersebut diminta untuk kembali ke kelasnya masing-masing karena belum memasuki jam pulang sekolah.

Rayya Sebut Vina Berdusta: Masa Dia Tertekan tapi Mau Berkali-kali, Video Vina Garut kan Ada Banyak

Sontak, para siswa pun berteriak, "Tidak bawa buku pak," ujar mereka serentak.

Agar emosi para siswa tidak kembali memuncak, pihak sekolah pun memberikan izin agar siswa-siswi belajar di rumahnya masing-masing.

Dapat Juara Futsal Tapi Tidak Dihargai, Ratusan Siswa SMAN 1 Losarang Unjuk Rasa

Ratusan siswa SMA Negeri 1 Losarang dibuat geram lantaran prestasi gelar juara futsal yang diraih tim futsal sekolah setempat tidak dihargai sama sekali.

Diketahui, tim futsal SMA Negeri 1 Losarang keluar menjadi juara pertama dalam turnamen futsal antar pelajar di Indramayu, turnamen itu digelar di Gor Gelanggang Olahraga Dharma Ayu belum lama ini.

Hal tersebut membuat seluruh siswa-siswi mulai dari kelas X-XII menggelar aksi unjuk rasa di sekolah setempat, k9/2019).

Pesona Rowo Bayu Banyuwangi Telaga Dalam Kisah Mencekam KKN Desa Penari, Ini Fakta-faktanya

Pantauan Tribuncirebon.com, para pelajar itu membentangkan tulisan-tulisan sambil berorasi. Mereka meminta pihak sekolah membenahi sejumlah kebijkan yang ada di SMA Negeri 1 Losarang.

Ratusan siswa SMAN 1 Losarang saat melakukan aksi unjuk rasa di halaman sekolah setempat, Selasa (3/9/2019).
Ratusan siswa SMAN 1 Losarang saat melakukan aksi unjuk rasa di halaman sekolah setempat, Selasa (3/9/2019). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Koordinator aksi, Adifri Fiorie mengatakan, pihak sekolah harus berhenti untuk mengintimidasi ekstrakulikuler. Jangan sampai prestasi siswa terkekang karena pihak sekolah tidak memberikan izin.

"Saya masih ingat Senin kemarin bapak menyampaikan amanat bahwa piala yang diraih anak futsal itu adalah piala liar, padahal itu jeri payah anak-anak futsal," ujar dia saat melalukan orasi di lapangan sekolah.

Tidak hanya itu, para siswa juga meminta pihak sekolah segera memperbaiki fasilitas-fasilitas yang ada di SMA Negeri 1 Losarang, terutama ruang lab laboratorium.

Mereka berpendapat, perbaikan tersebut penting dilakukan untuk menunjang kegiatan belajar para siswa.

Kesaksian Korban Selamat Tol Cipularang KM 91, Dwi Reza: Mobil Saya Terbang Seperti Fast & Furious

"Anak-anak IPA dan juga IPS butuh sekali untuk praktik. Kami butuh fasilitas sekolah yang memadai," ujar dia.

Penurunan minat siswa baru yang hendak memasuki SMA Negeri 1 Losarang juga turut menjadi sorotan para siswa.

Mereka dengan tegas meminta pihak sekolah perbaiki semua lini regulasi yang ada di SMA Negeri 1 Losarang agar kembali menjadi sekolah favorit.

Sementara itu, Kepala Sekolah Didi Suhaedi menjelaskan, gelar juara futsal itu tidak mendapat penghargaan dari pihak sekolah karena tidak sesuai prosedur.

DAFTAR Nama Korban-korban & Kronologi Tabrakan Beruntun di Tol CIpularang KM 91

Ditegaskan dia, sebelum mengikuti lomba seharusnya para siswa mengajukan proposal dahulu dan meminta izin pihak sekolah.

Hal tersebut harus dilakukan untuk menjaga nama baik sekolah.

"Padahal kalau izin dulu mungkin saja saya izinkan, contoh kecilnya itu besok anak-anak PMR akan lomba, mereka meminta izin, makanya saya izinkan," ujar dia.

Bukan tidak mendukung olahraga futsal, dirinya menjelaskan, sempat trauma atas kejadian yang terjadi pada tahun lalu.

Rayya Mantan Suami V Bilang, Wanita di Video Vina Garut yang Minta Divideo & Sama-sama Menikmati

Disebutkan dia, anak-anak SMA Negeri 1 Losarang terlibat tawuran dengan sekolah lain karena pertandingan futsal.

"Ini yang kami khawatirkan, apalagi turnamen itu tidak meminta izin pihak sekolah dulu," ucapnya.

Sementara itu, pihaknya juga berjanji akan memrevitalisasi sarana dan prasarana yang menjadi tuntutan para siswa.

Aksi pun berjalan damai dan tertib setelah dilakukannya audensi. Para siswa juga diminta untuk membuat tuntutan tertulis dan pihak sekolah akan melakukan pengkajian terhadap tuntutan-tuntutan para siswa.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved