9 Peserta Penjaringan Bakal Calon Rektor Unpad Paparkan Misi Visi Menembus 500 PT Terbaik Dunia
Tahap penjaringan ini ditujukan menghasilkan popularitas peserta penjaringan bakal calon rektor yang dipilih oleh sivitas akademika dan tenaga kependi
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sembilan peserta penjaringan bakal calon Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) periode 2019-2024, memaparkan visi misi, dalam kegiatan konferensi pers bertajuk "Baktikan Diri dan Bangun Negeri Dengan Memimpin Universitas Padjadjaran Menjadi Salah Satu dari 500 Perguruan Tinggi Terbaik di Dunia" di Executive Lounge Unpad, Jalan Dipati Ukur Nomor 35, Kota Bandung, Senin (2/9/2019).
Kesembilan peserta penjaringan bakal calon rektor Unpad itu meliputi Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, dr., Sp.M(K)., M.Kes., Ph.D; Dr. Arry Bainus, M.A; Prof. Dr. Ir. Hendarmawan, M.Sc; Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt; Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum; Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., MSIE; Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak., CA; Dr. Toni Toharudin, M.Sc; dan Prof. Dr. Unang Supratman, M.Si.
Mereka memaparkan berbagai gagasan masing-masing terkait program rencana pembangunan Unpad di masa depan, semisal kinerja akademik, sumber daya manusia, hingga manajemen Unpad yang berstatus PTNBH.
Arief S. Kartasasmita yang merupakan Guru Besar Ilmu Kesehatan Mata Unpad, mengusung program memperkuat keunggulan dan kebermanfaatan bagi semua melalui tata kelola yang mempunyai tolok ukur dalam hal membagi peran antara rektorat dan fakultas.
Arief yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Keuangan itu pun menjelaskan bahwa, tenaga kependidikan pun harus mempunyai jenjang karir yang harus diperhatikan. Sehingga menjamin tidak ada masalah dengan kondisi pengelolaan keuangan Unpad.
"Keuangan Unpad akan aman, asal kita teu loba kahayang (tidak terlalu banyak keinginan). Anggaran Unpad saat ini di kisaran Rp 1,3 triliun tiap tahunnya, hanya saja ekspektasi terhadap keuangan yang terlalu tinggi. Jadi selama sesuai pada perencanaan, maka kondisi alan aman," ujarnya dalam paparannya di lokasi kegiatan.
Peserta penjaringan bakal calon rektor lainnya, Sri Mulyani menyoroti soal pengelolaan universitas yang harus dikelola secara transparan dan akuntabel. Menurutnya, penilaian kinerja keuangan Unpad harus didasarkan pada laporan keuangan. Laporan keuangan Unpad harus dibuka ke publik.
"Laporan keuangan Unpad harus di buka ke publik, karena Unpad bukan hanya milik rektor, Unpad milik seluruh sivitas akademik. Situs Unpad bisa memberi akses bagi masyarakat akademik, tenaga kependidikan, juga mahasiswa untuk mengetahui perkembangan Unpad," ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini.
Soal tata kelola pun ditanggapi Unang Supratman dari FMIPA Unpad. Unang menuturkan, Unpad harus bisa menciptakan sumber pendanaan yang diperlukan untuk mencapai perguruan tinggi kelas dunia. Misalnya dengan mengembangkan berbagai kolaborasi, baik dalam hal kegiatan akademik maupun sharing facility yang efektif dan efisien.
"Harus jelas siapa mengerjakan apa, agar terdapat program yang jelas akan kemajuan Unpad di masa depan," ucap Profesor Kimia Organik tersebut
Sementara itu, Guru Besar Hidrogeologi Vulkanik Fakultas Teknologi Geologi, Hendarmawan menilai, ketergantungan dana dari SPP dan pemerintah masih tinggi. Selain reputasi akademik, riset, dan pengabdian masyarakat, reputasi bisnis juga penting dibangun.
"Misalnya dengan membuat dana abadi serta manajemen alumni. Empat reputasi (akademik, riset, dan pengabdian masyarakat, serta pengembangan bisnis) itulah yang mampu mengantarkan Unpad menjadi 500 perguruan tinggi kelas dunia," ucapnya.
Hal senada disampaikan oleh, Keri Lestari dari Fakultas Farmasi juga menekankan sinergitas Unpad. Sinergi itulah yang menurutnya mampu mengatasi keterbatasan yang dihadapi Unpad. Sinergi lokal dan global penting untuk meningkatkan performa Unpad.
"Perlunya melakukan penguatan ekosistem dan inovasi sehingga tercipta kondisi yang mampu menumbuhkan motivasi dan kreativitas untuk berimprovisasi," ujar perempuan yang menjabat sebagai Wakil Rektor III Unpad tersebut.
Peserta penjaringan calon rektor lainnya, Arry Bainus menuturkan, keberadaan Unpad tidak bisa di pisahkan dari Provinsi Jawa Barat, bahkan telah menjadi yang kental melekat. Maka dari itu, pria yang menjabat sebagai
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan tersebut menginginkan Unpad menjadi perguruan tinggi terdepan di Jawa Barat dan menjadi rujukan kemajuan Indonesia dan dunia. Cita-cita menembus peringkat 500 dunia hanya bisa dicapai dengan soliditas antara dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan.
"Harmoni dalam kemajuan, tanpa harmoni tidak mungkin mendapatkan kemajuan. Reputasi prodi, dosen, tendik harus ditingkatkan," kata ini.
Toni Toharudin, kandidat dari FMIPA menyoroti data soal kinerja akademik guru besar yang kurang optimal. Output para profesor dirasa kurang.
Menurut Toni yang saat ini menjabat sebagai Ketua Badan Akreditasi Nasional Madrasah, guru besar harus didorong untuk mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal bereputasi, bukan hanya mengejar indeks Scopus.
Selain itu, dalam upaya peningkatan jumlah publikasi riset ilmiah dengan memberikan insentif tertentu. Misalnya, memberikan pembebasan biaya kuliah bagi mahasiswa S3, dengan syarat mampu mempublikasikan risetnya minimal tiga karya selama menempuh pendidikan.
Soal insentif juga disampaikan Rina Indiastuti yang saat ini menjabat sebagai Plt. Rektor Unpad. Dosen yang terbukti memiliki kinerja publikasi Q2 dan Q1 akan mendapat insentif tambahan. Mereka akan diberi dana pendamping untuk menyerap sumber dana riset eksternal dari dalam dan luar negeri.
"Ini untuk menjamin keberlanjutan peningkatan publikasi dan indeks sitasi dam mewujudkan Unpad sebagai top 500 dunia," ucapnya.
Sedangkan, Guru Besar Ilmu Sejarah Reiza D. Dienaputra, mengatakan saat ini jumlah guru besar Unpad sendiri masih belum ideal, hanya sepuluh persen dari total jumlah dosen yang ada.
Menurutnya jumlah itu pun masih di bawah persentase di perguruan lain, misalnya IPB yang mempunyai 16,4 persen dari jumlah dosen yang dimiliki, dan Universitas Hasanudin yang persentasenya mencapai 16,3 persen.
"Peningkatan kualitas dosen harus diarahkan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan dosen hingga ke jenjang pendidikan tertinggi. Tak hanya sampai doktor, tetapi hingga jabatan fungsional tertinggi, yaitu guru besar," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unpad 2019-2024, Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unpad, Soni A. Nulhaqim mengatakan, sebelumnya para peserta penjaringan telah melakukan penandatangan komitmen bersama terkait pelaksanaan penjaringan Bakal Calon Rektor sebagai bagian dari tahapan pemilihan Rektor Unpad 2019-2024.
Dalam nota kesepakatan tersebut, terdapat enam butir komitmen yang harus disepakati oleh para peserta yang meliputi, menyukseskan proses Pemilihan Rektor Unpad 2019-2024 secara jujur, adil, dan bermartabat; melakukan sosialisasi pemilihan rektor secara bersih tanpa masalah; memelihara persatuan dan kesatuan kehidupan kampus Unpad serta menjaga atmosfer akademik yang kondusif dan harmonis.
Selanjutnya, tidak melakukan kampanye hitam dan politisasi SARA ataupun tindakan tidak terpuji lainnya; menjunjung tinggi kepentingan Unpad di atas kepentingan pribadi dan kelompok; serta menaati seluruh peraturan yang telah ditetapkan dalam proses pemilihan rektor.
"Proses penjaringan bakal calon rektor merupakan tahapan lanjutan dari tahap pendaftaran dan verifikasi. Dari tahap verifikasi, MWA telah mengumumkan nama peserta yang dinyatakan memenuhi kelengkapan, kesesuaian, dan keabsahan persyaratan administrasi sesuai dengan Peraturan MWA Unpad Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Penetapan, dan Pelantikan Rektor Universitas Padjadjaran.
Selanjutnya, proses penjaringan bakal calon rektor secara daring akan dilakukan mulai tanggal 5 – 10 September, dengan melibatkan 33.792 mahasiswa dan 2.116 dosen serta 2.226 tenaga kependidikan. Proses penjaringan Hasil penjaringan akan diumumkan ke publik oleh MWA Unpad.
“Tahap penjaringan ini ditujukan menghasilkan popularitas peserta penjaringan bakal calon rektor yang dipilih oleh sivitas akademika dan tenaga kependidikan, bukan menilai peserta dari segi kualitas, kapabilitas, dan kapasitasnya,” ucapnya.
Soni menambahkan, proses penjaringan bakal calon rektor Unpad terbagi dalam beberapa tahapan, mulai dari persiapan yang berlangsung 29 Agustus - 4 September 2019.
"Untuk penarikan hasil penjaringan dilakukan dalam sidang pleno MWA sebagai dasar penetapan pada 11-15 September 2019 mendatang," katanya. (Cipta Permana).