Musim Kemarau Lebih Panjang, Kekeringan Kian Lama, Ini Saran Antisipasi dari BMKG

bagusnya petani mengantisipasinya dengan menanam tanaman yang sesuai dengan cuaca yang ada, agar enggak sampai gagal panen nanti

Editor: Machmud Mubarok
DOK ACT
Kekeringan akan semakin lama karena musim kemarau kali ini berlangsung lebih lama. 

TRIBUNCIREBON.COM - Musim kemarau pada tahun 2019 ini telah dinyatakan akan terlambat oleh BMKG.

Akibatnya, sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami episode kekeringan yang lebih lama dibandingkan biasanya.

Lalu, bagaimana kita bisa bersiap menghadapi kekeringan yang terjadi tahun ini?

Kepala Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Drs Herizal M.Si yang dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (17/8/2019) menekankan pentingnya mencegah kebakaran dengan tidak menyalakan api di tempat-tempat yang mudah terbakar.

Kisah KH Maimun Zubair Didatangi Rasulullah SAW dalam Mimpi Titip Dzurriyahnya Mondok

Kapolri Tito Ungkap Fakta Sebenarnya Kerusuhan di Manokwari, Sebut Semua Berawal Gara-gara Hal Ini

"Ya kita berharap jangan sampai terjadi kebakaran besar.

Karena potensi kebakaran di musim kemarau dan kekeringan panjang itu sangat mungkin. Makanya, jaga dan hindari bersama," ujar Herizal.

Daerah yang sangat berpotensi mengalami kebakaran di musim kemarau panjang seperti ini ialah lahan gambut yang umumnya mengalami kekeringan hingga ke dasarnya saat musim kemarau.

"Lahan gambut itu kayak spons. Kalau kebakaran, meski kelihatannya (di atasnya) padam."

"Tapi bebatuan di bawah lahannya masih menyimpan panas. Dipancing sedikit juga bisa kebakaran lagi," ujarnya.

Ditinggal Sang Ibu Kerja, Bayi Ini Menunggui Jenazah Sang Ayah Yang Sudah Membusuk Selama 3 Hari

Dia pun mengatakan, kita tidak ada yang mau kejadian kabut asap terparah pada tahun 2015 kemarin terulang lagi di Indonesia.

Nah, itu sumbernya banyak dari kebakaran lahan gambut.

Terkait air, Herizal meminta masyarakat untuk berhemat air atau menampung air sebagai persiapan saat puncak kekeringan terjadi di daerah masing-masing.

"Kalau kurang air, yang terutama jadi masalah itu susah minum dan mudah dehidrasi.

Selebihnya barulah untuk kegiatan sehari-hari masak, mencuci ataupun mandi.

Jadi kalau sudah persiapan dan hemat dari sekarang mudah-mudahan aman saja waktu puncak kekeringan terjadi nanti," ujarnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved