Kapolri Tito Ungkap Fakta Sebenarnya Kerusuhan di Manokwari, Sebut Semua Berawal Gara-gara Hal Ini
Namun, insiden di Surabaya dan Malang itu malah menimbulkan kesalahpahaman.
TRIBUNCIREBON.COM - Adanya kerusuhan di Manokwari membuat Kapolri Tito Karnavian buka suara mengungkap kronologi lengkapnya.
Menurutnya, kerusuhan itu memang dipicu dari peristiwa yang terjadi di Surabaya dan Malang.
"Ini di-triger adanya kejadian di Surabaya dan Malang, ini kita sesalkan seharusnya tidak harus terjadi," kata Tito Karnavian dalam siaran langsung Kompas TV.
Sebenarnya, ia menyebut, di Surabaya dan Malang itu merupakan peristiwa kecil yang sudah diselesaikan.
"Kejadian di Surabaya dan Malang hanya peristiwa kecil yang sudah dilokalisir dan diselesaikan oleh Muspida setempat, baik Ibu Gubernur, Kapolda, maupun Pangdam, sudah dinetralisir," kata Kapolri Tito Karnavian.
Namun, insiden di Surabaya dan Malang itu malah menimbulkan kesalahpahaman.
• Kerusuhan di Manokwari, Khofifah :Kami Mohon Maaf, Itu Bukan Mewakili Suara Masyarakat Jawa Timur
• Video Vina Garut Hanya 2 yang Diproses, Padahal Ada 50, Vina & Willy Negatif HIV, Rayya Kena Stroke
Hal ini disebabkan beredar informasi yang membuat masyarakat di Papua terusik.
"Ada kesimpangsiuran informasi atau kesalahpahaman, kemudian ada yang membuat kata-kata yang tidak nyaman, sehingga saudara kita di Papua mungkin merasa terusik," ujar Kapolri.

Ia melihat ada pihak tertentu yang mengembangkan informasi tak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi.
"Ada pihak-pihak yang mengembangkan informasi seperti itu untuk kepentingan mereka sendiri," ujarnya.
Informasi tersebut berupa hoaks yang diedarkan oknum tertentu baik melalui kata-kata maupun gambar.
"Muncul hoaks kata-kara kurang etis dari oknum tertentu, ada pula hoaks gambar seakan-akan ada adik kita dari Papua yang meninggal. Padahal tidak. ini hoaks," ujarnya.
Akibatnya, informasi hoaks ini beredar di kalangan warga Manokwari hingga Papua.
Hal itulah yang memicu masyarakat Manokwari dan Papua turun ke jalan, Senin (19/8/2019).
"Berkembang di Manokwari kemudian ke Jayapura dan kemudian terjadi mobilisasi massa," katanya.
Kapolri mengaku, ia memahami bagaimana kondisi psikologis warga Papua yang diterpa kabar bohong.
Hal ini disebabkan Tito Karnavian sempat dua tahun bertugas di tanah Papua.
Ia pun mengimbau agar tak mudah terpancing dengan informasi yang beredar
"Masyarakat jangan terpancing, baik yang di Papua dan di luar Papua jangan terpancing dengna informasi yang tidak benar," ujarnya.
• Kondisi Bripda FA Simbolon dan Bripda Yudi Muslim Semakin Membaik, Lusa Bakal Dioperasi Plastik
• Ada Kriss Hatta di Pikiran Barbie Kumalasari, Berawal dari Sering Nengok Galih Ginanjar di Rutan
Kejadian Sebenarnya di Surabaya dan Malang
Polda Jatim membantah bawah ada 43 mahasiwa Papua yang masih ditahan pihak Polrestabes Surabaya atas dugaan pembuangan bendera merah putih.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menegaskan informasi yang menyebut 43 mahasiswa Papua di Surabaya masih di tahan adalah kabar tidak benar.
"Kami tegaskan tidak ada penahanan, tidak ada penangkapan," ujarnya pada awakmedia di lorong RS Bhayangkara, Surabaya, Senin (19/8/2019).
Kendati memang diakuinya ada insiden yang terjadi di Asrama Papua di Jalan Kalasan Surabaya, pada Jumat (16/8/2019) kemarin.
Namun ia menegaskan, insiden tersebut sudah mereda dan 43 mahasiswa Papua yang sempat dibawa ke Makopolrestabes Surabaya dimintai keterangan, dan telah dipulangkan, Minggu (18/8/2019) kemarin.

"Yang ada hanya kami mengamankan 43 mahasiswa Papua tersebut," katanya.
Lagi pula, ungkap Barung, upaya Polrestabes Surabaya membawa 43 mahasiswa Papua itu ke Makopolrestabes Surabaya juga dimaksudkan agar terhindar dari amukkan beberapa kelompok masyarakat dan organisasi kepemudaan (OKP).
"Kalau tidak kami amankan, akibatnya justru terjadi antara masyarakat bentrok dengan mahasiswa," jelasnya.
Barung menambahkan, beberapa organisasi masyarakat dan OKP yang meradang hingga berusaha merangsek masuk ke Asrama Mahasiswa Papua, di Jalan Kalasan, Tambaksari, Surabaya, akibat tersulut emosi setelah beredar kabar adanya insiden pembuangan bendera.
Namun belakangan seiring berlangsungnya proses penyelidikan polisi atas dugaan tersebut.
Ternyata, insiden pembuangan bendera yang dituduhkan pada pihak mahasiswa Papua, hanya isapan jempol belaka.
Karena tak ditemukan bukti-bukti spesifik yang menguatkan ataupun membenarkan dugaan tersebut.
"Tidak ada tindak pidana yang sampai sekarang kami temukan, walaupun Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya," pungkasnya.
• Wali Kota Malang Minta Maaf soal Insiden yang Menimpa Mahasiswa Papua
• VIDEO- Detik-detik Kerusuhan Mencekam di Manokwari, Gedung DPRD Dibakar, Aparat Dilempari Batu
Kondisi Tekini di Manokwari
Setelah adanya pembakaran di Gedung DPRD Provinsi Papua Barat, kondisi terkini massa aksi disebut sudah terkendali.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani.
Dilihat Tribunjabar.id dari siaran langsung Kompas TV, Mohamad Lakotani menyebut, sebelumnya kondisi di Manokwari itu memang memanas.
Selain itu, massa aksi pun tak terkendali sehingga terjadi kerusuhan.

Kemudian, pihak pemerintah dan aparat kemanan berkomunikasi secara langsung dengan massa aksi.
Akhirnya, situasinya yang sebelumnya panas kini mulai mereda.
"Tadi sempat memanas, tidak terkendali, semakin siang dan komunikasi secara langsung dengan pendemo situasi bisa dikendalikan. Mudah-mudahan bisa terus semakin kondusif," ujarnya.
Hingga Senin siang, sebagian massa aksi disebut sudah ada yang kembali ke tempat masing-masing.
Namun, ada pula sebagian massa yang masih ada di sekitar lokasi kerusuhan di Manokwari.
"Sebagian para pendemo ada yang sudah kembali ke tempatnya masing-masing," ujar gubernur Papua Barat.