Kapolri Tito Ungkap Fakta Sebenarnya Kerusuhan di Manokwari, Sebut Semua Berawal Gara-gara Hal Ini

Namun, insiden di Surabaya dan Malang itu malah menimbulkan kesalahpahaman.

Editor: Fauzie Pradita Abbas
KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN
Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Masjid Mabes Polri, Jakarta, Rabu (5/6/2019). 

Kapolri mengaku, ia memahami bagaimana kondisi psikologis warga Papua yang diterpa kabar bohong.

Hal ini disebabkan Tito Karnavian sempat dua tahun bertugas di tanah Papua.

Ia pun mengimbau agar tak mudah terpancing dengan informasi yang beredar

"Masyarakat jangan terpancing, baik yang di Papua dan di luar Papua jangan terpancing dengna informasi yang tidak benar," ujarnya.

Kondisi Bripda FA Simbolon dan Bripda Yudi Muslim Semakin Membaik, Lusa Bakal Dioperasi Plastik

Ada Kriss Hatta di Pikiran Barbie Kumalasari, Berawal dari Sering Nengok Galih Ginanjar di Rutan

Kejadian Sebenarnya di Surabaya dan Malang

Polda Jatim membantah bawah ada 43 mahasiwa Papua yang masih ditahan pihak Polrestabes Surabaya atas dugaan pembuangan bendera merah putih.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menegaskan informasi yang menyebut 43 mahasiswa Papua di Surabaya masih di tahan adalah kabar tidak benar.

"Kami tegaskan tidak ada penahanan, tidak ada penangkapan," ujarnya pada awakmedia di lorong RS Bhayangkara, Surabaya, Senin (19/8/2019).

Kendati memang diakuinya ada insiden yang terjadi di Asrama Papua di Jalan Kalasan Surabaya, pada Jumat (16/8/2019) kemarin.

Namun ia menegaskan, insiden tersebut sudah mereda dan 43 mahasiswa Papua yang sempat dibawa ke Makopolrestabes Surabaya dimintai keterangan, dan telah dipulangkan, Minggu (18/8/2019) kemarin.

Kondisi terkini kerusuhan di Manokwari
Kondisi terkini kerusuhan di Manokwari (Kolase Tribun Jabar (Kompas.com dan Kontributor Kompas TV))

"Yang ada hanya kami mengamankan 43 mahasiswa Papua tersebut," katanya.

Lagi pula, ungkap Barung, upaya Polrestabes Surabaya membawa 43 mahasiswa Papua itu ke Makopolrestabes Surabaya juga dimaksudkan agar terhindar dari amukkan beberapa kelompok masyarakat dan organisasi kepemudaan (OKP).

"Kalau tidak kami amankan, akibatnya justru terjadi antara masyarakat bentrok dengan mahasiswa," jelasnya.

Barung menambahkan, beberapa organisasi masyarakat dan OKP yang meradang hingga berusaha merangsek masuk ke Asrama Mahasiswa Papua, di Jalan Kalasan, Tambaksari, Surabaya, akibat tersulut emosi setelah beredar kabar adanya insiden pembuangan bendera.

Namun belakangan seiring berlangsungnya proses penyelidikan polisi atas dugaan tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved