Profil

Buka-bukaan John Kei soal Pertama Kali Membunuh Orang di Usia 22, hingga Perjalanan Menuju Tobat

Kemudian, petualangan pun dimulai, pada 1992, John Kei menjadi seorang security di sebuah tempat hiburan malam di Jakarta.

Editor: Fauzie Pradita Abbas
Kolase
John Refra alias John Kei 

TRIBUNCIREBON.COM - John Refra alias John Kei, terpidana kasus pembunuhan Bos Sanex Steel Indonesia Tan Harry Tantono sempat menjadi sorotan.

/

Sosok John Kei begitu ditakuti banyak orang. Bagaimana tidak, ia adalah salah seorang preman kelas kakap.

Sosok John Kei sebagai preman yang ditakuti pun mempunyai julukan, yakni The Godfather.

Meski begitu, John Kei yang dulu bukanlah John Kei yang sekarang.

Kini, John Kei sang preman yang menakutkan dan dikenal kejam telah berubah menjadi sosok yang lebih baik setelah mendekam di penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Dalam wawancara eksklusif Andy F Noya pada acara Kick Andy pada 12 April 2019 lalu, John Kei memberikan kesaksian tentang perjalanan hidupnya selama di mendekam di penjara Nusakambangan.

Adapun John Kei, pria kelahiran 10 September 1969 lahir asal pulau Kei, Ambon, Maluku Tenggara mengatakan kepada Andy F Noya bahwa masa kecilnya dilalui dengan kemiskinan.

John Kei dan Andy F Noya
John Kei dan Andy F Noya (CAPTURE @Kick Andy Show)

"Saya lahir dari keluraga yang merupakan petani, bapak saya petani, ibu saya petani, miskin. Masa kecil saya setiap pulang sekolah, senior-senior kita adu kita untuk berantem (bully), kalau berantem, kalau satu kalah, udah jadi dua lawan satu, jadi dari kecil saya sebenarnya sudah hobi berantem," kata John Kei pada tayangan Kick Andy yang diunggah di situs Youtube, Jumat (12/4/2019).

Menurut John Kei, masa kecilnya pahit, karena harus melalui kemiskinan, dan bully.

"Pahit masa kecil saya, miskin dan sering berkelahi," ujar John Kei.

Pada kesempatan wawancara tersebut, Andy F Noya menanyakan pendidikan John Kei.

"Anda pendidikannya sampai di mana?," tanya Andy F Noya.

Kemudian, John Kei pun menjawab pertanyaan Andy F Noya.

"Saya di SMEA, seharusnya di STM, dan sebetulnya ini bertentangan dengan keinginan saya, tapi karena orangtua miskin, maka saya sekolah di SMEA, dai situ saya merasa sangat tidak sesuai, makannya saya jadi malah suka berantem-berantem di sekolah, akhirnya sekolahnya putus di SMEA waktu mau naik ke kelas dua," kata John Kei.

 Preman Ketemu Batunya, Malak Sopir Truk Ternyata Polisi, Tewas Didor di Bagian Dada

Halaman
1234
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved