Politik

Ahok Pernah Bilang Mau Dipanggil BTP, Megawati di Kongres V PDI-P: Mau Aseng, Ahok, Badu, Sudahlah

Eriko mengatakan, Megawati sengaja menyebut nama Ahok karena Ahok dinilai sebagai simbol bahwa PDI-P memerangi politik identitas.

Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Kolase
Ahok dan Megawati 

TRIBUNCIREBON.COM - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eriko Sotarduga membeberkan alasan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menyebut nama mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) saat menyampaikan pidato politik dalam Kongres V PDI-P.

Eriko mengatakan, Megawati sengaja menyebut nama Ahok karena Ahok dinilai sebagai simbol bahwa PDI-P memerangi politik identitas.

"Di tengah esensi pelbagai perbedaan, di tengah sekarang problem radikalisme ya, problem politik identitas, kita tidak boleh mengabaikan yang namanya prinsip kita saling menghargai, saling bertoleran, saling menghormati," kata Eriko kepada wartawan, Kamis (8/8/2019) malam.

Eriko mengatakan, disebutnya nama Ahok juga menandakan bahwa Megawati tidak melupakan Ahok meski baru tercatat sebagai kader PDI-P dan sempat bermasalah dengan hukum.

"Kita tidak pernah meninggalkan beliau, dan tidak pernah mau mengatakan bahwa karena ada hal seperti itu (masalah hukum) dia bukan bagian kita. Nah itu yang ingin ditunjukkan oleh ketua umum kami," ujar Eriko.

Kendati demikian, menurut Eriko, disebutnya nama Ahok tak berarti Ahok akan mendapat tugas atau jabatan khusus di tubuh organisasi PDI-P atau pemerintahan.

Menurut Eriko, Ahok belum mempunyai niat untuk kembali berlaga di kancah politik.

Adapun PDI-P, kata Eriko, menghargai keputusan Ahok.

Suara Megawati Bergetar Saat Doakan Mbah Moen: Izinkan Saya Sampaikan Belasungkawa Mendalam

"Jadi biarlah kita berikan kesempatan beliau, PDI Perjuangan memberi kesempatan pada beliau untuk menata kehidupannya dulu. Soal nanti politik atau apa, nantilah. Tanyakanlah pada beliau," kata Eriko.

Diberitakan sebelumnya, Megawati menyebut nama Ahok ketika membacakan pidato politik dalam Kongres V PDI-P di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Kamis kemarin. "Basuki Tjahaja Purnama, karena sudah jadi kader PDI Perjuangan," kata Mega.

Ahok lantas berdiri.

"Ada yang bilang, jangan dong panggil Pak Ahok lagi. Saya bilang ya emang namanya begitu. Pak Purnama, Pak Purnama, apa kabar," kata Mega yang disambut tawa kader dan undangan. "

Ya kan senang ya kalau tertawa ya," ucap dia.

Disebut Secara Khusus

RAKORNAS PDIP - Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) dan Presiden RI ke 6 dan ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, membuka rapat koordinasi nasional (Rakornas) Tiga Pilar PDI Perjuangan di BSD City, Baten, Sabtu(16/12/2017). Rakornas bertema 'Berdikari untuk Indonesia Raya' dengan peserta adalah kepala daerah dari PDI Perjuangan, pengurus daerah, dan anggota DPR/DPRD untuk koselidasi.
Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) dan Presiden RI ke 6 dan ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, membuka rapat koordinasi nasional (Rakornas) Tiga Pilar PDI Perjuangan di BSD City, Baten, Sabtu(16/12/2017). Rakornas bertema 'Berdikari untuk Indonesia Raya' dengan peserta adalah kepala daerah dari PDI Perjuangan, pengurus daerah, dan anggota DPR/DPRD untuk koselidasi. (Warta Kota/henry lopulalan)

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri secara khusus menyebut nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebelum memulai pidato politiknya dalam Kongres V PDI-P, Kamis (8/8/2019).

Nama Prabowo disebut setelah Megawati mengucapkan terima kasih atas kedatangan para politisi senior PDI-P.

Saat disebut namanya, Prabowo yang mengenakan batik lengan panjang itu segera berdiri.

"Termasuk Ketua Umum Gerindra Bapak Prabowo Subianto yang berkenan hadir dan hangatkan Kongres V PDI Perjuangan," kata Megawati dari atas panggung.

Tak sampai di situ, Megawati pun mengenang momen pertemuannya dengan Prabowo di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta.

"Kan heboh ya media, padahal saya cuma tanya gini, Mas nanti mau enggak saya undang ke Kongres PDI-P. Kalau enggak mau, ya enggak apa-apa. Eh, ternyata beliau mau," katanya disambut riuh kader.

"Iya lho, kan capek ya kalau disuruh tempur terus. Ya sudahlah, nanti tempur lagi di 2024. Siap?" kata Megawati.

"Siap...," jawab kader.

Ia pun melanjutkan pidato. Megawati lalu menyebut BTP, "Basuki Tjahaja Purnama, karena sudah jadi kader PDI Perjuangan.

Ingin Dipanggil BTP

Basuki Tjahja Purnama atau Ahok
Basuki Tjahja Purnama atau Ahok BTP (Tribunnews/Reza Deni)

Sosok Basuki Tjahaja Purnama BTP atau kerap disapa Ahok telah bebas dari penjara sejak 24 Januari 2019 lalu.

Adapun Ahok kala itu sempat menuliskan pesan saat masih di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, untuk semua pendukungnya kala itu.

Sebelumnya ada kabar jika para pendukung Ahok akan menyambut di hari kebebasan, bahkan hingga menginap di Mako Brimob.

Ahok pun memberikan tanggapan terkait niat aksi penyambutan para pendukunya saat pembebasan tiba.

"Diposting oleh @timbtp

Berikut kami sampaikan surat terbaru dari BTP mengenai niat baik dari seluruh pendukung yang berencana menjemput beliau di Mako Brimob dan pesan lainnya," tulis akun @basukibtp.

Pada postingan tersebut diunggah surat tulisan tangan Ahok yang ditunjukkan untuk pendukung yang kerap disebut Ahokers.

Ahok meminta para Ahokers untuk tidak melakukan penyambutan pada hari pembebasannya.

"Saya mendengar ada yang mau menyambut hari kebebasan saya di Mako Brimob.

Bahkan ada yang mau menginap di depan Mako Brimob

Saya bebas tanggal 24 Januari 2019, adalah hari Kamis. Hari orang-orang bekerja, jalanan di depan Mako Brimob dan di depan lapas Cipinang adalah satu-satunya jalan utama bagi saudara-saudara kita yang mau mencari nafkah.

Saya sarankan demi untuk kebaikan dan ketertiban umum bersama, dan untuk menolong saya, sebaiknya saudara-saudara tidak melakukan penyambutan apalagi menginap," tulis Ahok pada pesan tersebut.

Lebih lanjut Ahok menuliskan rasa syukurnya yang telah diberikan waktu untuk pembelajaran diri di Mako Brimob.

Kemudian Ahok meminta satu permintaan lagi pada surat tersebut.

Adapun Ahok kembali menegaskan jika saat dirinya keluar nanti, dia ingin dipanggil dengan BTP bukan Ahok.

"Saya mohon maaf dan saya keluar dari sini dengan harapan panggil saya BTP bukan Ahok," tulis dalam surat tersebut.

Tidak lupa Ahok pun membahas sedikit tentang pesta demokrasi yang digelar di tahun ini pada surat itu.

Dilansir oleh Kompas.com, Ahok kala itu divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Putusan itu diatas tuntutan jaksa, yakni 1 tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.

Majelis hakim juga memerintahkan Ahok untuk ditahan. Setelah putusan, Ahok langsung dieksekusi ke Rutan Cipinang, Jakarta Timur.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved