Makam Kuno Kapitan Tionghoa Ditemukan Terbengkalai di Indramayu, Begini Kondisinya
Sebuah makam kuno kembali ditemukan terbengkalai di Kabupaten Indramayu, diketahui makam tersebut merupakan seorang Kapitan
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Muhamad Nandri Prilatama
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Sebuah makam kuno kembali ditemukan terbengkalai di Kabupaten Indramayu, diketahui makam tersebut merupakan seorang Kapitan asal Tionghoa beserta istrinya.
Makam Cina ini terletak di samping kiri atau sisi selatan belakang rumah warga bekas bangunan Pabrik Penggilingan Padi era Hindia Belanda (Rijstpellerij) di Blok Sekober, Lemah Abang, Kecamatan Indramayu.
Pantauan Tribuncirebon.com, di luas petak sekitar 2x3 meter itu hanya terdapat satu makam. Namun, ukuran dari makam ini sangat besar dan lebar, diduga selain Kapiten Tionghoa, istrinya juga dikubur bersamaan di dalamnya.
Ironisnya lagi, area makam Tionghoa ini benar-benar menempel pada tembok bangunan pabrik dan hanya dilindungi oleh tembok melingkar juga rimbunnya pohon bambu.
Walau demikian, beruntung tulisan kanzi yang tergurat pada nisan atau yang umum disebut bongpay ini masih terawat dan terlihat jelas.
Selain itu, tidak jauh dari area makam juga terdapat bongpay lainnya dengan ukuran lebih kecil.
• Kerkhof di Indramayu Kini Jadi Sawah, Masih Ada 9 Makam, Tinggal 1 yang Terlihat Masih Utuh
• Makam Mayor Tan Tjin Kie Hilang dan Kini Jadi Perumahan Warga Dukuhsemar Cirebon
Diyakini bahwa yang terkubur di dalamnya adalah harta peninggalan dari Kapiten Tionghoa ini, sebagaimana keyakinan masyarakat Tionghoa bahwa harta benda yang ikut dikuburkan akan menjadi bekal bagi arwah yang telah meninggal.
Menurut Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu, Dedy Mushasy, dahulu Kapiten Tionghoa ini beserta istri merupakan tokoh penting pada eranya, mereka tercatat meninggal sekitar tahun 1775 silam.
Diceritakan dia, pada zaman dahulu, Sungai Cimanuk merupakan salah satu akses transportasi perdagangan dari luar Indonesia.
Saat Sungai Cimanuk belum dikikis oleh para penjajah, banyak perahu-perahu besar yang hilir mudik di Sungai Cimanuk, mereka datang untuk mengangkut barang dagangan, semisal rempah-rempah dari dan ke Indonesia.
Diduga Kapiten Tionghoa ini adalah kepala pengawas keluar masuknya perahu yang menjaga keamanan dan ketertiban para pedagang.
Sementara itu, kondisi terbengkalainya makam Kapiten Tionghoa sekarang ini, diakui Dedy Mushasy sangat memprihatinkan.
Banyak sekali sampah-sampah bekas dedauanan dari pohon bambu yang gugur dan rerumputan liar yang membuat kondisi sekitaran makam terkesan sangat kumuh.
Dirinya berharap, pihak terkait dalam hal ini pemerintah segera memberikan perhatian yang semestinya pada situs Makam Cina Kuno tersebut sebagai bagian dari Benda Cagar Budaya daerah.
"Harapannya makam ini bisa terawat sebagai salah satu cagar budaya di Kabupaten Indramayu," ujar dia. (*)