Paskibraka Tangsel Aurellia Meninggal Tak Wajar, Diduga Mendapat Hukuman Berlebihan dari Senior
Selama pelatihan, almarhum kerap disuruh melakukan push up dengan tangan dikepal. Akibatnya, tangan almarhum mengalami lebam.
TRIBUNCIREBON.COM - Seorang anggota Paskibraka asal Tangerang Selatan dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (1/8/2019) pagi tadi. Aurellia Qurratuaini, Kelas XI MIPA 3 dari SMA Islam Al Azhar BSD mengembuskan napas terakhirnya di kediamannya yang berlokasi di Taman Royal 2, Cipondoh, Tangerang.
Diduga Aurellia mengalami pengondisian fisik yang berlebihan dari seniornya di Paskibraka. Ditambah tugas-tugas berat lainnya, Aurellia juga mengalami tekanan secara psikologis.
Kabar meninggalnya Aurel dibenarkan oleh Wakil Wali Kota Tanggerang Selatan, Benyamin Davnie saat dikonfirmasi Kompas.com. Benyamin bahkan mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Aurel.
"Saya turut duka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya almarhum, almarhum adalah kader pemudi yang tangguh dan diandalkan dalam calon pasukan pengibar bendera pusaka. Almarhum meninggal husnul khotimah," ucap dia.
• Gempa 6,9 SR, Emi Lolos dari Maut Saat Rumahnya di Cipeundeuy Ambruk
• Tolong Selamatkan Anak Saya Kata-kata Terakhir Wanita Penumpang Sigra Yang Tewas Tertimpa Truk
Belum diketahui pasti penyebab dari meninggal nya Aurel. Namun Benyamin memastikan jika Aurel sempat dilarikan ke Rumah Sakit.
"Sempat dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya tapi saya enggak dapat info hasil diagnosa dokter," ucap dia.
Aurel mengikuti pelatihan selama sebulan untuk menjadi pasukan pengibar bendera di Lapangan Cilenggang, Serpong.
Menurut keterangan Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangsel, Warta Wijaya, sosok aurel selama sebulan latihan sangat sehat, bahkan lebih terlihat kuat dibanding temannya yang lain.
"Enggak pernah ngeluh anaknya, selalu ceria selama latihan," kata Warta ketika ditemui di rumah duka.
• Jusuf Kalla Ungkap Perbedaan Jadi Wapres di Era Jokowi & SBY, Sebut Ada Perbedaan Sangat Mencolok
Warta mengatakan, bahwa almarhum Aurel sudah menjadi kandidat pembawa baki yang akan menyerahkan atau menerima bendera merah putih dari Wali Kota Tangsel.
"Aurel sejatinya masuk kandidat pembawa baki. Dengar kabar begini kaget pastinya, enggak nyangka," ujarnya.
Ambruk Pingsan
Farid Abdurrahman (42) akhirnya membuka suara terkait perlakuan yang dialami putrinya, Aurellia Qurratuaini, anggota Paskibraka Tanggerang Selatan yang meninggal dunia.
Farid mengatakan, latihan paskibra yang dijalani anaknya sudah berlebihan. Hal itu dikatakan Farid karena dirinya Purna Paskibraka.
Perlakuan berlebihan itu diberikan oleh para seniornya, bukan para pelatih Paskibra.
"Jadi campur tangan senior di luar pelatih ini ini yang merupakan teror beban psikologis yang sangat luar biasa," ujar Farid saat ditemui Kompas.com, di kediamannya di Perumahan Cipondoh, Tanggerang, Jumat (2/8/2019).
Selama pelatihan, almarhum kerap disuruh melakukan push up dengan tangan dikepal. Akibatnya, tangan almarhum mengalami lebam.
"Kemudian push up kepal yang di aspal dimana cewe suka ada cincinnya. Ini diluar kelaziman. Sedangkan pendidikan militer sendiri tidak sampai sejauh itu," lanjut Farid.
Selain itu, putrinya kerap disuruh makan jeruk beserta kulit - kulitnya. Hal ini yang membuat mental dan keadaan fisik Aurrelia semakin turun.
Selain beberapa hukuman tersebut dan latihan yang sangat menguras tenaga, Aurrelia diharuskan mengerjakan tugas yang diberikan oleh para seniornya.
"Kemudian senior memberikan tugas tambahan tugas tambahan ini yang membuat psikologis makin drop. Seperti dia harus membuat buku diary setiap hari, dia harus ngisi padahal dia sudah capek kegiatan pagi sampai malam," kata dia.
Namun, Aurrelia tidak menceritakan hal tersebut sedari awal. Dia berusaha memendam masalahnya tersebut walaupun belakang dia sempat membuka suara kepada orangtuanya.
"Cuman dari dulu dia memang selalu bertanggung jawab, jadi dia dipendam sendiri baru akhirnya akhir ini cerita sedikit-sedikit ada hukuman yang berlebihan dari senior, oknum senior bukan pelatih. Kalau pelatih pasti akan profesional," ucap dia.
Farid melanjutkan, pada Kamis (1/8/2019) pagi, putrinya sempat bangun pukul 04.00 setelah sebelumnya menyelesaikan tugas buku diary yang diberikan seniornya sejak pukul 01.00 malam.
Namun badan Aurrelia ambruk tidak sadarkan diri.
"Karena sudah capeknya dia limbung langsung nggak sadar kita bawa ke rumah sakit sudah tidak tertolong," ucap dia.
Kerabat dan sanak saudara keluarga Aurrelia berdatangan ke rumah. Mereka memberikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga. Dari papan yang terpajang di rumah Aurrelia, tertulis Jika jenazah dimakamkan di TPU Selapajang, Kota Tangerang sekitar pukul 16.00 WIB. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Ayah Paskibraka asal Tangsel yang Meninggal, Ada Hukuman Berlebihan dari Senior", https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/02/18353521/cerita-ayah-paskibraka-asal-tangsel-yang-meninggal-ada-hukuman-berlebihan?page=all.
Penulis : Walda Marison
Editor : Sandro Gatra
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang Anggota Paskibraka Asal Tanggerang Selatan Meninggal Dunia", https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/01/21065351/seorang-anggota-paskibraka-asal-tanggerang-selatan-meninggal-dunia.
Penulis : Walda Marison
Editor : Sabrina Asril