Carmi TKW Indonesia Sudah 31 Tahun Tak Pulang, KBRI Upayakan Bawa Pulang dengan Kumpulkan Data
Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Riyad, Sa'dullah Affandy, menyebutkan, pihaknya saat ini masih berupaya
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Riyad, Sa'dullah Affandy, menyebutkan, pihaknya saat ini masih berupaya terus mengumpulkan data tenaga kerja wanita (TKW) bernama Carmi (48).
Carmi diketahui merupakan warga Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, yang sudah 31 tahun tak kunjung pulang. Terakhir, diketahui dia bekerja di Negara Arab Saudi.
Sa'dullah mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak pengadu dan intansi terkait, dan hingga saat ini dokumen untuk mencapai titik tersebut belum terhimpun.
"Kami pun koordinasi dengan pengacara yang bekerja di KBRI," kata Sa'dullah melalui pesan singkat, Kamis (1/8/2019).
Ilyas (85), ayah kandung Carmi, selama puluhan tahun ini hanya mampu memandangi secarik kertas berupa salinan dokumen yang berisikan identitas putrinya tersebut saat pemberkasan untuk bekerja di Arab Saudi.
• Pemda Cirebon Klaim Tekan Jumlah PMI Ilegal dan Kisah Keluarga TKW Yang Anaknya Belum Pulang
• Dua TKW Asal Cirebon Hilang Kontak, Imron: Dua Kemungkinan, Disekap Majikan atau Meninggal
Ia bercerita, Carmi berangkat ke Arab Saudi dibantu oleh salah satu orang di Desa Rawaurip, juga melalui jasa pemberangkatan tenaga kerja untuk keluar negeri, yakni PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa. Namun sayangnya, perusahaan tersebut sudah sejak lama tutup.
Lahir pada 4 Mei 1971 di Kabupaten Cirebon, Carmi berangkat setahun setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun 1987 dan pada 1988, Carmi meminta izin kepada ayahnya untuk membantu meningkatkan perekonomian keluarga dengan cara menjadi TKW.
"Waktu daftar, anak saya belum punya KTP. Yang ngurusnya juga sponsor, tapi udah meninggal," kata Ilyas di rumahnya pada Minggu siang (28/7/2019).
Ditahun 1991 atau tiga tahun setelah pemberangkatannya, Ilyas mendapatkan kabar dari Carmi melalui surat, namun di tahun-tahun selanjutnya kabar dari Carmi sama sekali tidak diketahui oleh pihak keluarga.
Pada tahun 1995, Ilyas pun mendatangi kantor PT Umah Sejati Alwidah di Jakarta, untuk mengetahui keberadaan anaknya tersebut, dalam waktu singkat itu Ilyas berhasil berkomunikasi dengan Carmi.
Ilyas mengatakan, Carmi yang merupakan anak pertama dari 10 bersaudara itu, bekerja di rumah pasangan suami istri Suud bin Hudaiban dan Habibah, di Riyadh, Arab Saudi, sebagai asisten rumah tangga (ART).
"Sampai sekarang belum ada lagi kabar," kata Ilyas.
Berbagai cara dilakukan oleh Ilyas sekeluarga untuk memulangkan Carmi, mulai mengadu ke perusahaan yang memberangkatkan anaknya, pemerintah desa, hingga lembaga perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Ilyas mengatakan, dirinya pernah ditawari oleh salah satu orang yang mengaku memiliki cara untuk memulangkan TKW yang tak kunjung pulang, namun setelah mengeluarkan banyak uang, Carmi tetap saja tidak kunjung pulang.