Ada 'Mafia Air' di Indramayu, Minta Pungutan Untuk Aliri Sawah Petani, TNI Jaga Ketat Pintu Air
Ada 'Mafia Air' di Indramayu, Minta Pungutan Untuk Aliri Sawah Petani, TNI Jaga Ketat Pintu Air
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Praktik-praktik mafia air marak terjadi di sejumlah wilayah pada musim kemarau sekarang ini, tidak terkecuali di Kabupaten Indramayu.
Dandim 0616/Indramayu Letkol Kav Agung Nur Cahyono mengatakan, pihaknya mendapat laporan sedikitnya ada tiga pintu air yang menjadi lokasi praktik mafia air di Kabupaten Indramayu.
Ketiga titik itu ialah pintu air di Kacamatan Losarang, Kecamatan Tukdana, dan Kecamatan Kandanghaur.
"Mereka ini biasa melaksanakan praktiknya itu pada siang maupun malam hari," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di Makodim 0616/Indramayu, Rabu (31/7/2019).
• Pamitan Ria Ricis Dianggap Pansos, Kaesang Hingga Denny Cagur Parodikan Pamit, Sindir Ricis?
Dijelaskan Letkol Kav Agung Nur Cahyono, mereka meminta sejumlah tarif kepada petani bila ingin dialiri air ke lahan persawahannya di luar jadwal gilir air yang sudah ditentukan.
Hal tersebut sangat meresahkan bagi petani lainnya, terutama yang berada di ujung dari pintu air. ahan persawahan mereka otomatis tidak akan teraliri air.
Sehingga menyebabkan kekeringan dan gagal panen atau puso di sejumlah lahan persawahan di Kabupaten Indramayu, kekeringan ini setiap harinya semakin meluas, selain karena faktor cuaca juga karena oknum mafia air.
Letkol Kav Agung Nur Cahyono menyampaikan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait menyikapi permasalahan ini, bahkan agar praktik mafia air tidak kembali terjadi pihak TNI menjaga ketat sejumlah pintu air di Kabupaten Indramayu terutama ketiga titik yang dianggap rawan tersebut.
Dirinya menyampaikan, sebanyak 120 anggota TNI dikerahkan menjaga masing-masing pintu air didampingi petugas dari kecamatan selama 24 jam.
• VIDEO - Kecewa Persib Bandung Dibantai 1-5, Oknum Suporter Lempar Telur & Tomat ke Graha Persib
"Hingga saat ini, kami belum mendapat laporan tambahan setelah sebelumnya kita lakukan penangganan," ujar dia.
Meski demikian, para pelaku praktik mafia air hingga sekarang belum ditangkap, dirinya berharap kasus ini menjadi perlajaran bagi para oknum pungli air dan tidak kembali melakukan tindakan serupa.
"Saya berharapnya dengan dilakukan tindakan ini mereka bisa insyaf," ujar dia.
Ada 'Mafia Air' karena Infrastruktur belum memadai
Persoalan mafia air selalu terjadi disetiap tahunnya pada masim kemarau, sehingga permasalahan ini harus menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah.
Kalimat tersebut diungkapkan Dandim 0616/Indramayu Letkol Kav Agung Nur Cahyono saat ditemui Tribuncirebon.com di Makodim 0616/Indramayu, Rabu (31/7/2019).
• Masker Kunyit Ternyata Banyak Manfaatnya, Ampuh Hilangkan Bekas Jerawat Hingga Kurangi Kerutan Wajah
Menurut dia, penyebab maraknya praktik mafia air salah satunya karena belum memadainya insfrastruktur yang disediakan oleh pemerintah.
"Ini kan karena ketidak siapan dari infrastruktur yang ada," ujar dia.
Dirinya juga menekan kepada pemerintah Kabupaten Indramayu maupun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung untuk segera melakukan perbaikan di sejumlah titik pintu air.
Dicontohkan Letkol Kav Agung Nur Cahyono , sejumlah pintu air yang dimiliki Kabupaten Indramayu saat ini belum dapat mengcover keseluruhan lahan persawahan milik petani, terutama persawahan yang berada di ujung dari pintu air.
Sebaliknya, lahan persawahan yang berada dekat pintu air justru mendapat pasokan air lebih banyak.
Sehingga perlu adanya perbaikan dari pintu-pintu air ini agar bisa dinikmati secara merata oleh seluruh lahan pertanian para petani.
Dirinya optimis, dengan terbangunnya infrastruktur yang memadai dan pengawasan yang lebih ketat dalam penggelontoran gilir air, praktik-praktik mafia air ini akan hilang dengan sendirinya.
• VIDEO - Kecewa Persib Bandung Dibantai 1-5, Oknum Suporter Lempar Telur & Tomat ke Graha Persib
Selain itu, dirinya juga mengimbau, bagi masyarakat yang menemukan praktik mafia air harap segera melaporkan kejadian tersebut.
Dikatakan Letkol Kav Agung Nur Cahyono, pihak TNI siap 24 jam menindak praktik mafia air dan melakukan pengamanan.
"Memang yang difokuskan penjagaan itu di titik rawan tadi, tapi tidak menutup kemungkinan ada praktik mafia air di pintu air lainnya, kami terbuka 24 jam menerima laporan dari masyarakat," ujar dia. (Tribuncirebon/Handhika Rahman)