KASIHAN, Bayi Berumur 49 Hari di Indramayu Perutnya Membesar, Orangtuanya Pun Terkendala Biaya

Malang sekali nasib Muhammad Rhamdan, bayi berusia 49 hari mesti menahan sakit tumor yang bersarang di perut mungilnya

Istimewa
Muhammad Rhamdan bocah 49 Hari penderita tumor marker 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Malang sekali nasib Muhammad Rhamdan, bayi  berusia 49 hari mesti menahan sakit tumor yang bersarang di perut mungilnya.

Putra kedua pasangan dari Wasdana dan Siti Subaelah, warga Blok Karang Sari, RT 018/RW 004 Desa Tamansari, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu itu didiagnosa oleh dokter menderita penyakit tumor marker.

Saat ditemui Tribuncirebon.com seusai pemeriksaan laboratorium, kedua orangtua Muhammad Rhamdan hanya dapat tertunduk pasrah. Tampak jelas dari mimik wajah mereka menunjukan kekhawatiran yang teramat.

Malangnya lagi saat ditemui Tribuncirebon.com, bayi mungil itu tampak seperti sesak napas, hal itu jelas terlihat dari cara bernapas Muhammad Rhamdan yang mangap-mangap melalui mulutnya.

Ibunda Muhammad Rhamdan, Siti Subaelah menyampaikan, penyakit tersebut sudah menyerang putra keduanya sejak beberapa hari dilahirkan.

"Sudah besar, tapi seminggu setelah lahir perutnya ini mulai mengeras," ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon, Minggu (13/7/2019).

Siti Subaelah saat menggendong Muhammad Rhamdan di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, Minggu (14/7/2019).
Siti Subaelah saat menggendong Muhammad Rhamdan di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, Minggu (14/7/2019). (Istimewa)

Sekilas, terlihat perut Muhammad Rhamdan membengkak sangat besar, besarnya bahkan tiga kali lipat dibandingkan tubuh mungilnya.

Siti Subaelah menjelaskan perut bocah malang itu terus membesar dan sekarang diameternya sudah mencapai 50,5 sentimeter.

Diceritakan dia, saat melahirkan Muhammad Rhamdan dengan cara sesar, namun kondisinya saat itu normal layaknya bayi pada umumnya.

Hanya saja selepas beberapa hari dilahirkan, perut Muhammad Rhamdan mulai membengkak.

Saat itu pihak keluarga langsung memeriksakan keadaan Muhammad Rhamdan ke RS Bhayangkara Losarang, Kabupaten Indramayu.

Menurut dokter di RS Bhayangkara Losarang, kata Siti, Muhammad Rhamdan diduga menderita penyakit langka other specified diseases of digestive sistem.

"Karena di sana alatnya tidak memadai makanya disarankan ke RS Gunung Jati, tapi tidak tahu dede bisa dirawat atau tidak, kalau tidak, mau tidak mau harus dirawat di Bandung," ujar dia.

Keluarga Tak Punya Uang Bayar Ambulans, Jenazah Bayi Dibawa Pakai Motor

Kepala Bayi Keburu Nongol, Seorang Ibu Melahirkan di Dalam Go-Car, Sopir Mengaku Gemetaran

Diakui Siti Subaelah, dirinya membiayai perawatan Muhammad Rhamdan hanya mengandalkan BPJS, sehingga dalam penanganannya pun mengalami kendala.

Muhammad Rhamdan harus mengantre dengan pasien lainnya. Bahkan untuk jadwal operasi pun hingga saat ini diakui orangtua Muhammad Rhamdan belum mendapat kepastian dari pihak rumah sakit.

"Ini perawatan ketiga dan hanya rawat jalan. Tadi itu cuma cek laboratorium dan cek darah, untuk hasilnya nanti bisa diambil hari Senin, itu juga belum di scan tidak tahu nanti Senin atau harus nunggu lagi," kata dia.

Dirinya berharap, Muhammad Rhamdan dapat segera ditangani. Namun, hal tersebut terbatas oleh penangganan BPJS yang sifatnya harus mengantre giliran.

Dirinya menceritakan, berdasarkan saran dokter apabila ingin cepat ditangani, pihak keluarga dapat melakukan scan di luar rumah sakit dengan biaya perawatan ditanggung pribadi.

Dia juga menyebut biaya yang harus ditanggung, yakni Rp 2 juta untuk sekali scan.

"Saya cuma ibu rumah tangga biasa, bapak cuma buruh tani, untuk melakukan scan pribadi kami tidak mampu," ucap dia.

Dirinya berharap, ada perhatian khusus dari pemerintah terhadap penyakit yang menimpa anaknya.

"Insya Allah optimis, dede pasti bisa sembuh," ujar dia. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved