Selama 30 Tahun Jualan Kerupuk Keliling Mengayuh Sepeda Tua, Akhirnya Tri Darini Naik Haji

Selama 30 tahun Tri Darini (53) Warga Dusun Karang Wetan RT 2/3, Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten,

TRIBUNSOLO.COM/EKA FITRIANI
Sosok Tri Darini di rumahnya di Dusun Karang Wetan RT 002/ W 003, Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten, Kamis (4/7/2019). 

TRIBUNCIREBON.COM - Selama 30 tahun Tri Darini (53) Warga Dusun Karang Wetan RT 2/3, Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten, menyusuri kampung demi kampung untuk menjual kerupuk menggunakan sepeda kayuh tuanya.

Ketekunannya dalam mengumpulkan pundi-pundi ini demi menunaikan rukun Islam kelima yang akhirnya dalam genggamaannya.

Ya, perempuan kelahiran 1 Maret 1966 itu akhirnya mendapatkan porsi dalam ibadah haji tahun ini melalui kelompok terbang (Kloter) 10 Klaten yang rencananya terbang ke Mekkah pada 10 Juli 2019.

Kepada TribunSolo.com dirinya bercerita sangat bahagia dapat diberikan kesempatan untuk berhaji.

1.979 Calon Jemaah Haji Asal Majalengka Dibagi Tiga Kloter, Ini Waktu Pemberangkatannya

Calon Haji Asal Jabar Berisiko Tinggi Banyak yang Idap Hipertensi dan Diabetes

"Saya senang sekali, ya ndak nyangka bisa berangkat tahun ini," katanya yang tampak terharu, Kamis (4/7/2019).

Tidak hanya pribadinya yang tampak sederhana, tetapi rumahnya juga tampak layaknya milik warga di pedesaan.

Di bagian halaman rumahnya, ada sejumlah sapi yang juga dibesarkan. Bu Tri sapaan akrabnya mengaku, keberangkatan haji ke Mekkah menjadi impiannya sejak puluhan tahun lalu.

Sosok Tri Darini di rumahnya di Dusun Karang Wetan RT 002/ W 003, Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten, Kamis (4/7/2019).
Sosok Tri Darini di rumahnya di Dusun Karang Wetan RT 002/ W 003, Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten, Kamis (4/7/2019). (TribunSolo.com/Eka Fitriani)

"Sebelum bapak meninggal itu saya bertekad untuk bisa naik haji, karena bapak sudah naik haji juga dan pesan ke saya untuk bisa menyusul," katanya.

Bahkan menurut dia, selama 30 tahun ini menjual kerupuk keliling dengan beronjong yang ditempatkan di sepeda kayuh tuanya itu, dirinya tidak pernah mengeluh.

Setiap hari saat langit masih gelap sekitar pada pukul 03.00 WIB, Bu Tri mengaku sudah bangun untuk menyiapkan masakan hingga barang dagangannya.

"Pukul 5.30 WIB saya berkeliling dari kampung ke kampung jual kerupuk," kata dia. 

Kerupuk yang dijajakannya bukanlah hasil buatan sendiri, tetapi mengambil dari produsen.

"Saya ini orangnya tidak bisa diam, jadi sejak muda memang sukanya bekerja," ujarnya.

Rajin Menabung Rp 5-10 Ribu

Uang dari hasil keuntungan berjualan tersebut, dia rajin menyisihkannya untuk selanjutnya ditabung.

"Ya sedikit-sedikit menabung, kadang Rp 5 ribu, kadang Rp 10 ribu," ungkap dia.

"Nanti kalau sudah penuh baru saya ke bank untuk menabung," jelasnya.

Puncaknya pada tahun 2011 Bu Tri memberanikan diri mendaftarkan diri menjadi calon jamaah haji dengan membuka tabungan haji Rp 25 juta. Namun mendekati keberangkatan ke Baitullah, dirinya sudah tidak berjualan.

"Saya bilang ke pelanggan dan mereka mendoakan saya," katanya.

Selain karena motivasi bapaknya, motivasi lain yang membuatnya bertekad untuk menunaikan ibadah haji adalah kakak-kakaknya.

"Saya anak ketiga dari enam bersaudara, jadi kakak saya semuanya sudah naik haji dan saya sering lihat gambar kabah di televisi maka tambah ingin ke sana," ujar dia.

Keberangkan ke Mekkah tinggal menunggu hari, dia pun berharap diberi kelancaran.

"Semoga lancar semua, saya sehat dan bisa naik haji dan berdoa seperti yang saya harapkan sejak dulu," harap dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Penjual Kerupuk Keliling di Klaten Menabung Rp 5 Ribu per Hari, Kini Impian Naik Haji Terwujud, http://www.tribunnews.com/regional/2019/07/04/kisah-penjual-kerupuk-keliling-di-klaten-menabung-rp-5-ribu-per-hari-kini-mpian-naik-haji-terwujud.

Editor: Hanang Yuwono

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved