Aksi Rusuh 22 Mei
Eksekutor yang Incar Wiranto dan Luhut Bicara Blak-blakan, Ngaku Diberi Kivlan Zen Rp 150 Juta
Polisi menduga kerusuhan 21-22 Mei sudah di-setting atau direncanakan oleh sekelompk orang.
"Diberi uang Rp 150 juta untuk pembelian alat, senjata yaitu senjata laras pendek dua pucuk dan dua senjata laras panjang," kata HK dalam video yang ditayangkan.
• Membongkar Dalang Kerusuhan 22 Mei, Kini Muncul Nama Fauka, Eks Tim Mawar Itu Disebut Terlibat
• Investigasi Kerusuhan di Jakarta 22 Mei Segera Diungkap ke Publik
Dalam proses pembelian senjata api itu, HK mengalami kesulitan sehingga memakan waktu yang lama.
Akibatnya, HK ditagih oleh Kivlan Zen.
"Karena saya belum dapat senjata api yang dimaksud saya dikejar-kejar dan ditagih Kivlan Zen," ucapnya.
Uang Rp 150 juta itu ditukarkan HK dengan senjata api yang ia berikan kepada rekan-rekannya.
Salah satu senjata api yang diterima oleh HK didapatkan dari wanita berinisal AF yang juga sudah ditangkap.
"Adapun senjata yang saya dapatkan dari seorang ibu-ibu juga yang kebetulan keluarga besar TNI. (senjata itu dibeli) seharga dengan jaminan uang untuk beliau Rp 50 juta," katanya.
Dua senjata laras pendek diberikan HK kepada dua orang rekannya, yakni Armi dan Udin.

Armi merupakan pengawal Kivlan Zen.
Udin diberikan senjata api sebagai alat untuk pengamanan diri selama menjalankan tugas yang sudah diperintahkan kepadanya.
HK mengaku ikut terjun ke lokasi demonstrasi pada 21 Mei 2019.
Ketika terjun ke lokasi, HK menilai massa belum ramai sehingga ia kembali ke markas yang berlokasi di Jalan Proklamasi Nomor 36.
HK ditangkap pada 21 Mei 2019.
Saat ditangkap, HK membawa satu pucuk revolver kaliber 38 mm dan amunisi sekitar 100 butir.
"Yang saya bawa memang untuk ke lokasi demo dan saya duga adalah untuk menemukan massa tandingan yang akan membahayakan anak buah saya," ucapnya.