Ini Mitos Yang Ada di Sungai Rambatan Cimanuk Indramayu Menurut Penuturan Warga

Ada mitos di sepanjang Sungai Rambatan Cimanuk di Desa Lamaran Tarung Blok Kijang Satu, Kecamatan Cantigi,

Tribun Cirebon.com/Handhika Rahman
Caption: Pencarian korban jatuhnya pesawat di Sungai Rambatan Cimanuk Desa Lamaran Tarung Blok Kijang Satu, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu oleh petugas gabungan, Selasa (23/7/2019). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Ada mitos di sepanjang Sungai Rambatan Cimanuk di Desa Lamaran Tarung Blok Kijang Satu, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, pantang disebrangi oleh orang yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Seorang warga sekitar, Nurhayati (38) mengatakan, sudah dari zaman dahulu mitos tersebut beredar di masyarakat setempat.

Bahkan masyarakat yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga saat ini sudah berjumlah puluhan hingga ratusan yang meninggal sejak zaman dahulu.

"Sudah banyak banget mas, pokoknya pantangan buat orang Jawa Tengah dan Jawa Timur lewat sungai ini," ujar dia.

Meski Sungai Rambatan Cimanuk tidak berbatasan langsung dengan Jawa Tengah namun mitos tersebut sangat melekat dibenak masyarakat.

Masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur disebutkan Nurhayati, pantang berenang, mengambil air, mendekati sungai, dan lain-lain.

"Tapi kalau ke pemukiman masyarakat sih boleh," ujar dia.

Disampaikan Nurhayati, korban meninggal terakhir di Rambatan Sungai Cimanuk terjadi sekitar satu tahun kemarin, korban merupakan warga daerah Jawa Tengah.

"Katanya sih korban tidak percaya mitosnya, nyoba berenang-berenang, tapi malah jadi kenyataan dia meninggal," ujarnya.

Sebagaimana diketahui kedua korban pesawat jatuh di Sungai Rambatan Cimanuk Kabupaten Indramayu, yaitu Arthur Arfa dan Muhammad Salman Al Farizi merupakan warga Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved