Abrasi Ancam Pesisir Desa Dadap Indramayu, Saat Musim Timur Sawah Terkikis 1,5 Meter Setiap Harinya
Desa Dadap Blok Puloby, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu menjadi salah satu wilayah dengan potensi abrasi tertinggi.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Desa Dadap Blok Puloby, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu menjadi salah satu wilayah dengan potensi abrasi tertinggi.
Berdasarkan hal tersebut, Sanggar Lingkungan Hidup yang bergerak dalam bidang edukasi lingkungan di wilayah Ciayumajakuning menggelar Mangrove Day yang diisi dengan penanaman 1.500 bibit mangrove.
Ketua pelaksana Mangrove Day, Dedi mengatakan, keberadaan break water atau pemecah gelombang yang terdapat di Desa Dadap tidak bisa menjadi satu-satunya upaya yang diandalkan dalam mengatasi abrasi.
"Ini kurang, tetap saja jika kita hanya mengandalkan break water setiap tahun nantinya akan kena juga," ujar Dedi saat ditemui Tribuncirebon.com.
Sementara itu, Kepada Desa Dadap, Asyriqin Syarif Wahadi menyampaikan, bibir pantai sepanjang kurang lebih empat kilometer yang berada di Desa Dadap baru tertanam dua setengah kilometer.
• Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Jenderal TNI (Purn) George Toisutta Sangat Anti Terhadap Barang Ini
"Masih ada sekitar satu setengah kilometer lagi yang belum terdapat break water," ujar dia.
Apabila tidak ada tindak lanjut, disampaikan Asyriqin Syarif Wahadi, pesawahan yang berada dekat bibir pantai Desa Dadap akan habis tergusur.
Bahkan di beberapa bulan terakhir saat musim timur ini, sawah milik warga sekitar terkikis sampai satu setengah meter setiap harinya oleh abrasi yang disebabkan oleh gelombang laut.
"Di musim timur ini dari bulan Mei sampai Juni sekarang, sawah kita terus terkikis," ucap dia.
Oleh karena itu, diperlukannya upaya lebih salah satunya dengan cara penanaman tananam Mangrove sebagai penangkal hantaman gelombang laut.
• Persib B Akan Gunakan Stadion SPOrT Jabar Arcamanik Sebagai Home Base
Selain pohon Mangrove, pihaknya juga berencana akan melakukan penanaman pohon tembakau sebagai penguat.
"Mangrove ini akarnya itu menamcap ke tanah, sedangkan tembakau dia akarnya merambat ke atas. Jadi otomatis serangan gelombang laut ini akan terhambat dan dapat mencegah abrasi," ucap Dedi.